Enam

1.1K 109 7
                                    

Yuuuu balik lagi nih. Yang daerahnya lagi pemilu, pilih yang jujur yaa hehe.

Baca lagi yuk buat nemenin liburan kalian.

Jangan lupa vomment okrayy?

Happy reading^^

※※※

Hyunra pov

Aku meringis pelan saat jarum infus yang melekat pada lengan sebelah kiri ku di lepas. Setelah beberapa hari di rawat dirumah sakit, akhirnya aku sudah diperbolehkan pulang.

"Kau harus banyak istirahat, jangan telat makan, atur pola tidurmu, jangan terlalu lelah dan kau ti_"

"Oppa, kau cerewet" aku memotong ucapannya.

"Yak! Aku mengkhawatirkan mu tapi kau? Astaga! Aku serius dengan ucapanku Hyun" Dia, Namjoon, dokter yang menangganiku selama aku sakit. Aku cukup dekat dengannya, dia adalah dokter umum di rumah sakit Hyesung dan jangan lupakan fakta bahwa ia adalah putra tunggal dari direktur rumah sakit ini. Namjoon baru bekerja di Hyesung 2 tahun karena setelah lulus dan mendapatkan S2 di bidang kedokteran, ia magang di salah satu rumah sakit di Paris dan berkerja di sana. Namjoon tidak bisa dibilang dokter biasa, dia memiliki kecerdasan otak lebih. Di usia 17 tahun, namjoon sudah di bangku kuliah. Usia 23 tahun ia menyelesaikan S2 nya dengan gelar cumloud  dan bekerja di paris selama 2 tahun, lalu bekerja di Korea 2 tahun jadi jika dihitung-hitung ia baru berusia 27 tahun. Ia pria yang periang dan juga ramah. Senyumanya membuat wanita manapun akan jatuh hati ditambah dengan dua lubang entah lubang apa yang terletak di kedua pipinya itu akan terlihat jika sedang tersenyum. Tampan, itu lah kata yang pas menggambarkan sosok Kim Namjoon.

"Hey. Aku memang tampan tapi tak perlu menatapku seperti itu. Lihatlah! Bola mata mu bahkan hampir keluar" aku terbangun dari kekagumanku terhadapnya, dengan refleks memegang kedua mataku. Dia tertawa melihatku.

"Oppa! Kau menipuku ha?!" aku mengerucutkan bibirku sebal.

"Kau menatapku seolah tak ada hari esok untuk melihat wajahku ini. Apa Ku memang setampan itu?" tanyanya dengan alis turun naik.

"Aku benci fakta saat mengatakan bahwa kau memang tampan" kataku berpura-pura kesal. Dia tertawa lebih keras dari sebelumnya, aku ikut tertawa melihatnya.

"Ganti pakaianmu dengan ini!" ucapnya sembari menyodorkan paperbag hitam ke arahku. Aku membuka untuk melihatnya. Sebuah dress tanpa lengan berwarna biru dongker selutut dan juga sebuah wedges putih setinggi kurang lebih 5 cm.

"Woah. Untuk apa semua ini?"

"Apa kau ingin pulang dengan pakaian rumah sakit ha?"

"Aku masih mempunyai pakaian yang ku gunakan kemarin"

"Jungkook sudah membuangnya"

"APA?!"

"Setidaknya dia mengganti pakaianmu"

"Dia gila!" gumamku.

"Hmm. Kau benar" ucapnya ikut membenarkan perkataanku.

"Dia bilang tak bisa menjengukmu karena banyak pekerjaan"

"Aku tau" aku segera bangkit dari duduk ku lalu berjalan ke kamar mandi.

.

Lie To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang