11. Penyesalan

2.7K 94 2
                                    

Irlan termenung disebuah rumah sakit. Berusaha menyimpan sejuta harap untuk seseorang yg berada di dalam ruangan dihadapan nya. Sedangkan di samping nya dua orang wanita terisak menangis.

Ceklek.

Pintu ruangan itu terbuka. Keluarlah seseorang dengan jas putih nya.

"Bagaimana keadaan Vellya, Rak?" ucap Riska.

"Keadaan nya cukup parah. Tapi Vellya hebat, dia telah berhasil melewati masa kritisnya. Kita hanya tinggal menunggu dia sadar."

"Boleh aku masuk?"

"Silahkan, tapi jangan terlalu ribut. Aku permisi dulu Ka."

Dokter Raka, dokter yg menangani Novel, sekaligus adik dari Riska. Yg berarti adalah paman nya Novel.

Tanpa basa-basi, Riska langsung masuk ke ruangan dimana Novel dirawat. Di temani oleh Risma. Sedangkan Panji, Papa Novel masih berada dalam perjalanan pulang. Panji sedang berada di Singapore, dan langsung mengambil penerbangan pertama saat mendengar kabar putri nya kecelakaan.

Irlan mengikuti Riska dan Risma. Sebelumnya Irlan menghubungi dulu Nindy dan Irvan. Irlan lupa untuk mengabari mereka saat menunggu hasil pemeriksaan Novel tadi.

"Vellya, bangun sayang. Mama takut kamu kenapa-napa." ucap Riska dengan tangisnya yg masih belum berhenti.

"Mama kamu bener, Vell. Semua nya nunggu kamu bangun. Mama Risma janji, bakalan turutin semua kemauan kamu. Kamu mau mama hukum Irlan? Atau Irvan? Kita hukum mereka bareng-bareng yuk."

"Risma, makasih ya kamu udah sayang sama Novel."

"Sama-sama, Riska. Aku bahkan udah anggap dia anak aku sendiri."

Irlan iba terhadap kedua Ibu itu. Mereka pasti sangat sedih sekarang.

Riska memandang Irlan, kemudian memberikan isyarat pada Risma. Seolah mengerti, Risma pun mengikuti Riska keluar dari ruangan itu.

Irlan mendekati ranjang dimana Novel terbaring. Di genggam nya tangan Novel, seolah menyalurkan kekuatan agar Novel kuat melawan sakitnya dan segera bangun.

"Maafin gue Nov, gue gak becus jagain lo. Maafin gue,"

"Gue janji, siapapun orang yg bikin lo kaya gini bakal nanggung akibatnya."

"Gue mohon, Nov. Bangun demi gue. Gue sayang sama lo. Gue takut kehilangan lo."

Suara Irlan mulai bergetar. Susah payah Irlan berusaha terlihat tegar dihadapan Mama nya dan Mama Novel, tapi ia gagal sekarang. Irlan rapuh.

Dikecupnya punggung tangan yg dingin itu. Jika bisa memilih, Irlan rela dirinya yg terbaring disana, merasakan semua sakit yg Novel rasakan sekarang. Tapi Irlan cukup bersyukur, gadis-nya adalah gadis yg kuat. Bahkan sopir truk yg menabrak mobil Novel telah meninggal setengah jam yg lalu.

Menurut saksi yg melihat kecelakaan, mobil Novel dan truk itu sama-sama tidak terkendali. Pemeriksaan mengatakan bahwa sopir truk dalam keadaan mabuk, terdapat alkohol di tubuh sopir truk saat diperiksa. Sedangkan Novel, tidak ada alkohol, jadi hasil pemeriksaan menyatakan Novel dalam keadaan mengantuk.

Padahal Irlan tau, Novel tidak pernah mengantuk saat menyetir. Ia akan mengusahakan apapun agar tidak mengantuk. Apalagi beberapa jam sebelumnya Irlan masih bersama Novel yg segar bugar.

-friendzone?-

Irlan menuju kantin dengan di penuhi amarah. Irlan baru ingat, kemarin Novel pergi dari tempat latihan untuk menjenguk Rasya. Irlan yakin, penyebab dari semua ini adalah Rasya.

Friendzone? [Completed]Kde žijí příběhy. Začni objevovat