8. Levi 💗 Eren

En başından başla
                                    

Pintu terbuka menampakkan ruangan putih gading dengan ranjang king size dan seprei putih bersih yang tiap sisi dipasang tiang penyangga kelambu berwarna serupa. Jangan lupakan ribuan kelopak mawar merah dan putih memenuhi atas ranjang hingga lantai ubin berlapiskan karpet beludru. Ludah di teguk kasar, ditatapnya sang raven yang ternyata sedari tadi menatap ke arahnya.

"Levi..." bukannya menyahut, pria itu semakin memperpendek jarak anatara mereka dengan ranjang. Mata masih saling beradu. Bagaikan porselen mahal yang akan mudah pecah bila sedikit dikasari, Levi merebahkan tubuh sang brunette dengan gerakan perlahan. Memposisikan dirinya tepat di atas pemuda manis itu, mengunci pergerakan yang tidak akan diperlukan.

"Kau milikku Eren" tiupan nafas menggoda cuping telinga yang sudah sangat memerah. Lidah nakal mulai terjulur menjilati daun telinga, meninggalkan banyak jejak saliva yang menetes-netes.

Lidah beralih menelusuri leher jenjang mengkilap, menjilati dengan penuh nikmat, kemudian menandai sang mangsa persis di tempat yang sebelumnya sudah ditandai. Kedua ruam merah keunguan saling menimpa menciptakan lukisan abstrak yang terlihat mempesona bagi si raven.

Puas menggores di bagian leher, Levi beralih menggoreskan tinta beningnya keseluruh bagian wajah sang brunette. Layaknya sebuah panah dalam layar GPS lidah itu berjalan menelusuri kening, alis, mata, hidung, lalu bergeser pada kedua pipi bakpau hingga berhenti tepat di depan tujuan yaitu bibir penuh milik sang kekasih yang masih terlihat membengkak.

Kembali mata mereka saling beradu, nafas saling memburu, hasrat saling menggebu dan bibirpun kembali saling bercumbu. Keduanya sama-sama melumat bibir pasangannya. Ketika Levi melumat bibir atas maka Eren melumat bibir bawah. Kegiatan itu terus berlanjut hingga pemuda manis itu merasakan hawa dingin dari AC menyapa kulit putih kecokelatannya. Entah sejak kapan pria raven itu membuka bajunya, dia tidak tahu dan tidak ingin tahu. Bibir panas Levi benar-benar membuatnya kepayahan untuk meyeimbangi. Lidah mereka kembali saling berdecakan. Menghasilkan bunyi erotis yang lebih merdu dari musik apapun.

Sadar akan keterbatasan oksigen yang kembali menjadi pihak ketiga diantara mereka, bibir itu kembali terpisah namun tidak terpisah jauh karena benang saliva menjadi penghubung diantara keduanya.

Tangan lentik mulai meraba areal tubuh atas, membelai dari leher terus turun ke bagian dada yang membusung mengekspos dua puting merah muda yang terlihat menggiurkan. Tangan nakal mulai memilin puting bagian kanan yang sudah menegang, pilin-cubit, pilin-cubit gemas.

"Ahhh" desahan nikmat meluncur erotis dikala tangan berganti dengan daging lunak yang kini mengemut rakus seakan memaksa air susu keluar dari dalamnya. Mulut dan lidah saling bergantian menikmati. Tidak lupa puting sebelah kiri yang gantian di manja-manja menggoda.

"Ahh..Levihhnn..." akal pikiran mulai berkabut, bagian bawah mulai berkedut, kedua puting bergantian diemut. Sungguh Eren tidak sanggup.

Levi makin beringas memberikan service memabukkan saat pemuda manis dibawahnya mulai meraba-raba kemejanya sensual. Meraba lekukan otot perutnya yang berkotak-kotak.

Predator sungguh tidak sabar, tangan yang lain mulai turun ke bawah, membelai perut rata dengan gerakan melingkar sensual. Hingga sang mangsa mendesah keras karena titik sensitif yang lain mulai di permainkan. Kepala pria itu mendongak, memperhatikan wajah mangsanya yang sudah memerah dengan mata sayu eksotis, saliva mengalir banyak menambah kesan erotis.

"Sexy" satu kata yang bisa mendeskripsikan keadaan sang kekasih. Benda bagian selatannya tambah berkedut melihat submisivenya yang terengah-engah lemas.

Pandangannya beralih menatap tubuh bagian bawah yang terlihat membengkak. Tidak sabaran, selangkangan langsung di remas gemas hingga sang brunette mendesah lemas.

My Boss Is My Boyfriend ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin