***

"Ada polisi, ada polisi di bawah!" teriak Alif masuk ke dalam ruang siaran sambil terengah-engah, membuat Lucita dan Bunga yang tengah siaran dibuat kaget.

"Polisi apaan sih Lif? Berisik tau, kita mau closing nih" gerutu Bunga. "Luci, buruan pake headphone-nya ... lagu udah mau beres nih" Lucita mengangguk dan segera memasang headphone-nya kembali agar tak terganggu dengan suara berisiknya Alif.

"Di bawah ada polisi, kira-kira ada apa ya?" tanya Alif lagi, duduk di samping Bunga.

Bunga menaruh jari telunjuknya dibibir, "Shutt ... jangan berisik!" perintahnya dan Alifpun akhirnya diam.

Lucita mengacungkan jempolnya kearah Bunga, menandakan bahwa ia sudah siap dan Bunga dengan gesit mengecilkan volume musik yang tengah diputar.

"Ya, request-san dari kalian udah gue puter ya baper lovers dan gak kerasa juga udah tiga jam gue ratu baper nemenin kalian ... ingat selalu semboyan kita buanglah mantan pada tempatnya, kalo begitu gue Lucita dan operator tercinta kita Bunga undur diri, lagu terakhir spesial buat produser gue Buruan katakan dari Project Pop ... sampai besok baper lovers 88,9 fm conexion radio bye ... bye" celoteh Lucita lancar seperti biasanya, ia melepaskan headphonenya dan bangkit dari kursi siaran menghampiri Bunga dan Alif.

"Sialan! Itu lagu Project Pop gak ada di list tau gak! Main loe puterin aja" gerutu Bunga kesal, Lucita hanya terkekeh. "Sana siaran!" Bunga mendorong badan Alif.

"Sabar elah ... kan masih ada lagu yang diputer dulu" jawab Alif bangkit dan merapikan bajunya.

"Gue cabut ya, ada kerjaan penting" pamit Lucita keluar dari ruang siaran.

Bunga dan Alif menatap Lucita yang berlari.

"Luci kenapa?" tanya Alif menyenggol bahu Bunga. Bunga menaikan bahunya, "Dasar wanita memang gak bisa ditebak!" gumam Alif membuat Bunga kini menatapnya sinis. "Ya Tuhan! Gue lupa kalo loe wanita" ucap Alif berlari menuju kursi siarannya.

"Alif! Gue abisin batang loe!" teriak Bunga geram.

Lucita dengan gesit menuruni anak tangga, menuju sofa tempat Rian sudah menunggunya sedari tadi. "Rian?" panggil Lucita terperanggah dengan tampilan Rian saat ini yang mengunakan seragam polisi lengkap. Rian bangkit dan tersenyum, "Tumben pake seragam?" tanya Lucita terkekeh.

Rian mengaruk tengkuknya yang tak gatal, "Tadi pada ada apel pagi, jadi saya harus pakai seragam lengkap" jawab Rian yang tentu saja berdusta karena sedari pagi dia malah sibuk meeting dengan Pak Ibrahim.

Lucita mengacungkan jempolnya, "Keren" puji Lucita membuat Rian tersipu malu. "Jalan sekarang?" tanya Lucita dan Rian mengangguk.

Disaat Rian dan Lucita berjalan ke luar dari gedung radio ternyata beberapa pasang mata memperhatikan mereka berdua.

"Ckckck ... Lucita gebetannya polisi coy" bisik Stella pada Kiki yang tengah berada di meja resepsionis.

"Keren dia, kecil-kecil cabe rawit" saut Kiki menganguk-angguk, "Eh, udah jam enam! Gila gue harus kerja" teriak Kiki kaget melihat jam tangannya, "Gara-gara loe ini ah!" umpat Kiki berlari ke atas menuju ruang siaran.

***

Mobil yang dikendarai Rian dan Lucita kini sampai di depan halte tempat Maharani meregang nyawa. Rian memarkirkan mobilnya sedangkan Lucita kini mulai resah mencari keberadaan Maharani.

IMPOSSIBLEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora