Find It: When It Start? Part 6

Comenzar desde el principio
                                        

"Doojoon. Lama tak berjumpa." kata Luhan sinis setelah bisa mengatasi rasa keterkejutannya. "Hah. Sudah kuduga. Aku tak menyangka didunia ini masih ada seorang kakak yang rela mencelakakan adiknya sendiri demi kekuasaan. Shim changmin. Kau masih setia pada binatang itu rupanya."

"Jaga ucapanmu Luhan."

"Kita mengenal cukup lama. Aku tak mau mengotori tanganku dengan darah orang yang kukenal. Jadi sebaiknya kau menyingkir dan biarkan aku membawa Nara."

"Aku membawa Nara kesini bukan untuk menyerahkan padamu begitu saja Luhan. Mungkin bisa sedikit bernegosiasi dengan master kalau kau bersedia." Kata Doojon santai dengan senyum meremehkan.

"Maaf mengecewakanmu, tapi aku tak biasa bernegosiasi dengan binatang." Kata Luhan dengan senyum sinis. Terlihat kilat amarah dari mata Doojoon mendengar Luhan meremehkan masternya.

"Ehem.. Apa perbincangan hangat ini masih lama? Sepertinya aku sudah terlalu lapar untuk menunggu kalian mengobrol akrab seperti itu." Kata Kai santai sambil bersandar di pintu seolah benar-benar sedang melihat dua sahabat yang sudah lama tak bertemu. Haera hanya tersenyum geli mendengar ucapan Kai.

"Tenang Kai aku hanya berniat memberi penawaran bagus pada teman kita ini tapi sepertinya... dia tidak suka." Sahut Luhan masih dengan santainya.

"Silahkan lanjutkan obrolan kalian, aku akan melepaskan Nara dulu, mungkin setelah itu aku bisa bergabung dengan kalian." Kata Haera sambil berjalan santai menuju tempat Nara diikat. Doojoon bergerak akan menyerang Haera tapi segera dihadang oleh Luhan. Luhan menendang perut doojon hingga terpental ketembok. Belum sempat bangun Luhan sudah kembali melayangkan tinjunya. Dojoon segera menarik pisau kecil yang terselip dipinggangnya dengan gerakan cepat menebasnya lengan Luhan hingga Luhan melompat mundur. Kesempatan itu dgunakan dojoon untuk menyerang Luhan. Belum sempat dojoon mengambil pedangnya Kai sudah melompat menendang Dojoon hingga pedangnya terlepas dari genggamannya. Mereka bertiga saling menghantam hingga beberapa tembok diruangan itu retak. Dojoon sudah kewalahan menghadapi Luhan dan Kai,yang jelas bukan tandingannya, hingga akhirnya dia tak sadarkan diri pada serangan terakhir yang diluncurkan Kai. Saat Kai mengambil pedangnya untuk menuntaskan pekerjaannya Luhan segera menghalanginya.

"Biarkan dia hidup Kai. Kita masih membutuhkannya untuk menangani Changmin." Kai menurunkan pedangnya dan dalam sekejap pedang itu menghilang. "Kita pergi dari sini." Kata Luhan segera meraih Nara dari Haera kemudian mereka memilih terbang menuju Ionia daripada berteleport mengingat kondisi Nara yang masih tak sadarkan diri.

Tak butuh waktu lama Luhan telah sampai disebuah rumah, dia segera membaringkan Nara ditempat tidur.

"Kai hubungi Lay suruh cepat kemari." Kata Luhan tanpa melihat lawan bicaranya. Dia masih sibuk membetulkan selimut Nara.

"Aku harus menyuruhnya kemana? Ini rumah siapa?" Tanya Kai bodoh yang masih tak tahu dia berada dimana.

"Ck.. Sepertinya anda harus mendapatkan pelajar bersosialisasi tuan Kim Jongin. Sampai kau tak tahu rumah dinas petinggi Ionia. " Kata Haera dengan nada menyindir. Kai langsung melemparkan tatapan tajam pada Haera. "Ada yang salah?" Tanya Haera dengan memperlihatkan wajah tanpa dosanya.

"Tidak ada. Mulutmu sangat manis tetapi tajam seperti pedang yang selalu bergelayut manja dipunggungku, nona." Kata Kai menyeringai jahil dan cukup menusuk.

"Apa kalian masih ingin berdebat lebih lama lagi?" Sela Luhan sebelum dua orang musuh bebuyutan itu kembali meluncurkan kata-kata pedas mereka. Merasakan aura gelap dari Luhan Haera langsung mengangkat kedua tangannya kemudian mundur beberapa langkah.

"Maaf Luhan aku bertanya baik-baik tapi adikmu yang bermulut manis itu justru menghabiskan kesabaranku." Luhan menatap Kai dengan tatapan memperingatkan.

"Baiklah. Jadi apa ini rumah dinas changmin?" Luhan hanya mengangguk. Kemudian Kai mencoba menghubungi Lay melalui telepatinya.

"Apa tak masalah kita disini Luhan? Kita bersembunyi dikandang musuh." Tanya Haera tak yakin.

"Untuk saat ini tak ada tempat yang lebih aman dari kandang musuh Haera. Changmin tak akan menyangka kita disini. Dia tak pernah sekalipun menginjakkan kakinya disini selama masa jabatannya."

***

Tak lama kemudian Lay, Sehun dan juga Kris sudah tiba di rumah dinas changmin.

"Lay" sapa Luhan lega begitu melihat kehadiran Lay. Lay hanya mengangguk kemudian berjalan mendekati Nara dan mulai memeriksanya.

"Bagus sekali kau bahkan hanya menyapa Lay Luhan." Kata Kris menyindir.

"Master. Senang melihatmu. Terima kasih karena sudah menyempatkan datang kemari." Kata Luhan menggoda kemudian menunduk memberi penghormatan pada Kris. Sedangkan Kris hanya mendengus sebal mendengar nada menggoda dari Luhan.

"Sepertinya kau memilih tempat persembunyian sementara yang tepat Luhan." Kata Kris sambil mengarahkan pandangannya keluar jendela. Luhan hanya tersenyum. Dia yakin untuk sementara Nara aman disini.

**********

Sementara itu dikediaman changmin.

"Bodoh!! Apa yang sebenarnya kamu lakukan Dojoon?? Bagaimana bisa kau tak becus menjaga satu anak kecil saja?? Kemana semua anak buahmu??!" Kata Changmin geram.

"Maaf master saya sama sekali tidak menyangka Luhan bisa menemukan Nara secepat itu. Anak buah saya baru tiba setelah Luhan membawa Nara." Kata Dojoon sambil mengusap ujung bibirnya yang berdarah akibat amukan Changmin.

"Dasar tidak berguna! Aku memilihmu sebagai pemimpin sparta bukan untuk melihat kebodohanmu!! Aku tidak mau tau, aku beri kau kesempatan sekali lagi temukan Nara dan bawa kehadapanku. Aku tidak menerima kata gagal kali ini. Pergi!!" Dojoon segera pergi dari hadapan Changmin. "Brengsek kau Xi Luhan!! Aku takkan membiarkanmu hidup. Tidak untuk kali ini!!"

TBC

Find it : when it start?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora