"Kok berhenti, Key ?" Tanya Tya.

"Lo duluan."

Tya tersenyum lagi. Senyumnya tulus dan tak ada tanda kejahatan. Apa yang ia pikirkan. Key sangat berharap ia bisa menjadi mind reader saat ini juga.

"Mulai cemburuan niee." Sahut Tya seraya meninggalkan Key. Itu sindiran.

"Kayanya malem ini gue bakalan puas."

Lagi-lagi suara laki-laki terdengar. Key kenal suara itu. Itu suara orang yang menyatakan cintanya beberapa waktu lalu.

Derap langkah mulai terdengar dengan diiringi tawa lepas. Sepertinya gerombolan anak laki-laki akan segera keluar dari ruangan itu.

Semua berhenti tertawa saat mendapati Key di depan pintu dengan buku ditangannya. Key tersenyum getir.

Laki-lali yang menyatakan cinta dengan tulusnya sekarang sedang merangkul wanita lain dengan nyamannya. Oh shit !!

"Key ?" Suara Kevan hampir tak terdengar.

"Hello, Key." Givan maju mendekat kearah Key lalu merangkulnya. Key melingkarkan tangannya ke pinggang Givan.

"Shitt !!! Apa--"

"Lo udah serahin Key buat gue kemaren." Givan memotong umpatan Kevan.

"Van, aku mau belajar, Tya udah nunggu aku." Key menatap Givan dan memasang senyum. Wajah mereka lebih dari dekat.

Cup

Key melepaskan tangannya dari pinggang Givan lalu melangkah menuju ruangnnya yang lepat disebelah ruang Club Gamer Only.

"Givan, maafin ya bibir cewek sampah ini ya." Ucap Key saat berada diambang pintu lalu melambaikan tangannya.

Givan tersenyum penuh kemenangan. Betapa gelinya Givan saat melihat muka merah padam Kevan.

"Mampus lo !!" Bisik Bay tepat ditelinga Kevan.

"Brisik anjing !" Kevan menjauhkan wajah Bay.

"Inget tujuan awal lo mau macarin Key dong. Jangan galau gini." Nolan meneol lengan Kevan.

Kevan bergeming ditempat dengan lengannya yang masih digelayuti Zilia. "Van, nanti kita ke mall ya ? Ada keluaran tas terbaru." Rengek Zilia.

Lah, cantik tapi matre gini, Kevan melirik sebal kearah Zilia.

***

Acara meniduri Zilia ia batalkan. Ia galau tingkat atas dan rasanya mau lompat dari atas monas.

Dengan tekat kuat Kevan memberanikan diri mengirim pesan ke Key.

Kevan Key

Key apa ?

Dibalas. Bahkan Key tak menyingat dan mengorupsi satu hurufpun. Key membalas lebih cepat dari biasanya.

Kevan Bisa Ketemu ?

Key Dateng aja kerumah klo ada perlu.

Kevan bergegas keluar rumah dan melesat meninggalkan pekarangan rumahnya.

Saat sudag sampai di depan rumah Key. Ponsel Kevam berdering tanda ada pesan masuk. Sms.

From : Dika

Apa kabar ? Misi lo udah berhasil ? Oh ya waktu lo tinggal sedikit. Cuman ngingetin nih.Gue nggak akan ambil apa-apa dari lo kalo lo kalah. Tapi, kalo lo kalah berati lo PECUNDANG !!

Kevan mengerjapkan matanya lalu melempar ponselnya ke dalam mobil. Kevan langsung menuju pintu rumah Key lalu mengetuknya.

Key membukakan pintu dan menatap Kevan dengan kosong. Seakan tak ada Kevan disana.

Kevan memegang kedua punggung tangan Key lalu berlutut. "Aku cinta sama kamu. Entah udah berapa kali aku bilang. Aku nggak tau kamu percaya apa enggak. Intinya aku mau kita pacaran."

Key masih menatap Kevan dengan kosong. Ia menarik Kevan untuk masuk ke rumahnya. Lalu mereka berdua duduk di sofa depan TV.

"Mau macarin aku apa nidurin aku ?" Tanya Key datar.

"Nggak ada niat seperti itu sedikitpun, Key. Aku tulus." Kevan menciumi punggung tangan Key.

"Zilia...," Lirih Key.

"Aku pengennya kamu."

Satu butir tetes air mata Key mengalir. Key masih datar tanpa ekspresi. "Kak...," Lirih Key.

"Oh jadi ini yang buat adek gue nangis," Natan berkacak pinggang di belakang Kevan.

"Jadi lo yang nidurin Zilia ? Sampe-sampe Zilia mutusin gue karena dia mau tidur bareng lo. Trus tiba-tiba lo malah buang di seenaknya dan lo datengin adek gue yang sebelumnya lo buang kaya sampah ? Hah, anjing lo." Setelah puas mengumpat Natan menarik kerah baju Kevan.

BUGH !!

BUGH !!

Dua tinjuan yang keras mengenai pipi Kevan. Key tak melerai seduanya. Ia menangis sejadi-jadinya dan menutup matanya.

"KALO EMANG DIMATA LO ADIK GUE SAMPAH ATAUPUN MAINAN. CARI CEWEK LAIN !!" Natan kehabisan kesabarannya.

Berulang kali ia meninju Kevan. Kevan tak melawan sama sekali.

Key tak tahan melihat ini. Ia juga tak mau menghentikan kakaknya. Dia berlari keluar rumah. Ia duduk di teras, menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya. Ia menangis dengan leluasa.

"Kenapa ?" Seseorang mengelus lembut rambut Key.

"Gapapa," Key malah tambah menangis.

"Jangan takut, aku temen kakak kamu. Kamu Key kan ? Aku Dika Joshapin. Panggil aja Dika."


Tbc...

Kevan & Keyvan (Complete)Where stories live. Discover now