ke 4√

3.4K 102 0
                                    

Tok.....tok.....tok....
"ya sebentar" ucap seseorang yang ku dengar dalam ruangan tertutup itu, ku menunggu di luar tak lama pintu terbuka
"m..."gumam seseorang yang membuka pintu itu wajahnya berantakkan, rambut acak acakkan, mata merah.

"wha....ha...ha..."aku tertawa terbahak bahak melihat wajah faris, lihat saja dia masih dengan piama tidur dan MUKA ACAK ACAKAN, aku berhenti tertawa dan menatapnya.
"udah puas ngetawainnya hah?" tanya Faris

"kamu belum mandi?"tanyaku datar

"belu___"

"cepet mandi sana nanti pesawatnya ninggalin kita ayo ayo ayo"ucapku mendorong Faris ke dalam kamar nya dan mendorongnya ke kamar mandi.
"Mi aku ke kamar yah"ucapku

"iyah"

"buruan"

"iya bawel"
Aku pun pergi ke kamar dan menatap layar hp ku yang ada foto Faris lagi nguap waktu buka pintu tadi.
Baru sebentar aku duduk pintu kamar yang aku tempati sudah ada yang mengetuk aku langsung membawa koper dan tas keluar dari kamar seakan akan tau siapa yang mengetuk. Saat membuka pintu aku sempat terpesona dengan apa yang aku lihat Faris, ya Faris dia menggenakan celana jins panjang dengan kaos dan kemeja pendek. Tunggu kejap pendek....
Aku menatap Faris
"ada apa?" tanyanya, aku menggeleng dan berlalu pergi diikuti Faris.

===sudah di pesawat===

Aku duduh di sebelah Faris dan di dekat kaca pesawat, aku senang berada di dekat kaca, walaupun hanya memandang awan awan putih namun itu sangat indah menurutku.

Di pesawat aku sibuk dengan hpku, ya aku sedang berselfi bersama Faris, lucu kadang aku tertawa melihat hasil selfi aku dengannya karena ekspresi wajahnya atau wajahku.

Faris tak pernah membuatku bosan, dia lucu sampai aku tak pernah berhenti tertawa. Tapi terkadang dia itu berubah jadi orang dewasa yang tegas, -apa aku suka dia?- tanyaku dalam hati 'tentu saja dia sahabatku'jawabku juga dalam hati.

Tak terasa perjalanan berlalu dengan cepat sekarang kami sudah sampai di salah satu bandara di prancis, langsung kami pergi ke hotel cek in, beristirahat sejenak dan aku pun melaksanakan solat duha terlebih dahulu.

Selang beberapa menit Faris menghubungi ku
"assalammu'alaiku, halo mi"

"wa'alaikumsalam, ayo kita berangkat!"

"jalan jalan?"

"ya"

"yeay"
Aku langsung meloncat dari kasur menganbil tas gendong kecilku dan membuka pintu, ternyata dia sudah berdiri di depan kamarku, aku tersenyum padanya.
"siap pergi?" tanyanya

"sure, let's go" kataku seperti biasa aku menarik lengan bajunya, tapi...perasaan ini bukan kain, kutengokkan ke arah Faris yang sedang menunduk melihat apa yang ku pegang, aku pun mengikuti sorot matanya dan ternyata bukan lengan baju yang ku pegang tetapi...WHAT...tangannya astagfirullah.

Pilihan Dari Hati Yang Terpilih (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang