10. Hijrah

17.6K 1K 13
                                    

"Ini gila!!" Ucap Shila keras yang membuat Hana tersentak.

"Maksud lo apa sih?" Tanya Hana tak mengerti.

"Lo enggak ngerti? ?Heloo. Hana. harusnya lo sadar!! Kalau David itu lagi usaha buat dekati lo."

"Kita cuma teman." Jawab Hana. Sementara Shila mendesah keras.

"Oke. Mungkin lo anggapnya cuma teman. Tapi David? ?Lo enggak pernah tahu kan seperti apa perasaannya? Dan gue pikir. Dia lagi mengincar lo buat jadi targetnya."

"Gue enggak ngerti deh. Lo ngomong rancau banget. Dan target? ?Memangnya target apa sih?" Tanya Hana sembari menarik kursinya agar lebih dekat dengan Shila dan mencoba memfokuskan pikirannya agar Ia bisa mencerna perkataan Shila dengan baik. Diam-diam Hana jadi menyesal bercerita kepada Shila jika semalam dirinya di telepon David dan dibacakan sebuah puisi. Hana tidak menyangka respon Shila akan seheboh ini. Siang ini Shila sedang main di kosan Hana karena merasa bosan di kosan sendirian.

"Gini nih kalau lo terlalu polos. Oke lugu dan polos itu baik. Tapi please jangan keterlaluan oke?"

"Gue enggak ngerti." Sahut Hana.

"Sudah berapa kali gue bilang ke Lo kalau David itu playboy? ?" Tanya Shila yang membuat Hana memutar bola matanya malas.

Baginya masa bodoh dengan status David yang playboy. Tujuannya dengan David hanya berteman. Tidak lebih. Toh mereka juga berteman bagi sesama anggota Rohis dan saling mengingatkan agar lebih dekat kepada-Nya. Siapa tahu saja dengan begitu. David bisa sadar dan merubah sifatnya agar tidak lagi mempermainkan perasaan perempuan. Dan poin pentingnya adalah Hana tidak akan membiarkan dirinya menjadi target seperti apa yang di katakan Shila.

"Shil. gini. gue sama David memang bisa dibilang cukup dekat. Tapi kita hanya teman. Lo tahu gue kan? Gue enggak mau pacaran atau semacamnya sebelum gue menikah. Dan pacar gue satu-satunya nanti adalah yang suami gue." Ucap Hana mencoba menjelaskan.

"Oke fine. Gue paham, Gue tahu Lo orangnya kayak bagaimana. Dan gue juga percaya kalau Lo bisa jaga hati Lo. Tapi lo tahu enggak sih kalau gue sebagai sahabat itu khawatir sama lo? Gue cuma enggak mau aja, setelah lo terjerat pesona David lalu dia dengan seenaknya menyakiti lo. Mungkin lo dengan mudah bilang 'gue enggak suka sama David, dan kita cuma berteman' tapi hati lo? Siapa yang tahu? Terlebih soal perasaan. Perasaan itu enggak bisa konsisten Han, dia bisa berubah kapan aja. Dan lo juga enggak bakalan bisa mencegah itu." Jelas Shila panjang lebar.

Hana tersenyum, mendadak Ia jadi terharu saat mendengar ucapan Shila. Ia tidak menyangka sahabatnya sepeduli itu dengan dirinya. Hana berdiri, lalu menghampiri Shila dan segera memeluknya.

"Uu makasih, Gue beruntung banget punya sahabat macam Lo. Yang sayang banget sama gue, yang pengertian banget sama gue. Makasih banyak ya." Ucap Hana sembari memeluk Shila.

Shila pun membalas pelukan Hana.

"Gue cuma enggak mau lihat sahabat gue tersakati." Ucap Shila dalam pelukannya.

"Percaya sama gue. InshaAllah gue baik-baik aja."

Shila mengangguk. "Maaf kalau kesannya gue terlalu mencampuri urusan Lo."

Hana melepaskan pelukannya. Menatap Shila kemudian menggelengkan kepalanya. "Its okay."

**

Hari minggu, biasanya David menghabiskan waktunya untuk workout untuk membentuk otot-otot tubuhnya atau pergi jalan-jalan mencari hiburan. Tapi minggu kali ini, entah mengapa David hanya ingin bermalas-malasan. Semalam setelah dirinya melakukan panggilan telepon dengan Hana, David jadi memikirkan banyak hal, Ia jadi memikirkan hal-hal yang telah ia lalui. Dan hal itu benar-benar mengganggunya hingga saat ini.

Cinta dari Allah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang