4. Maunya sama Kamu

26.6K 1.3K 15
                                    

Mungkin sebagian dari mereka menganggap hujan adalah bencana. Di mana mereka terhambat aktivitasnya hanya karena hujan yang jatuh membasahi bumi.

Tapi sadarkah mereka? Bahwa hujan adalah rahmat dari-Nya. Rahmat dari Allah Sang Pencipta Alam. Sesungguhnya di saat hujan inilah Allah menurunkan Rahmat-Nya kepada para manusia di muka bumi. Di mana pintu-pintu langit terbuka dan di kabulkan semua doa.

Lalu untuk apa mengeluh? Jika hujan adalah rahmat.

Sesungguhnya Allah menurunkan hujan karena Allah akan menghadirkan pelangi.

Tanpa hujan. pelangi tidak akan timbul. Tanpa hujan. Tumbuhan tidak akan tumbuh. Tanpa hujan. Bunga tidak akan mekar. Dan tanpa hujan. Manusia akan hidup dalam kekeringan hingga kehausan.

Lalu jika hujan menjadi bencana? Membawa banjir? Apakah itu salah hujan?

Tidak.

Itu adalah salah manusia yang tidak menjaga alamnya. Membiarkan hutan-hutan yang hijau menjadi gersang.

Menghabisi setiap tumbuhan yang masih ingin hidup.

Lalu jika semua tumbuhan habis? Siapa yang akan menyerap air hujan? Akankah sungai mampu menampungnya? Atau samudera yang sudah penuh dengan air akan menambah airnya lagi?

Semua adalah salah manusia. Allah meminta mereka agar menjaga bumi mereka, bukan menghancurkannya.

Mereka tidak mau di salahkan karena telah merusak alam.

Lalu jika terjadi bencana Alam. Mereka menyalahkan Allah karena mendatangkan bencana kepada mereka.

Seperti itukah rasa Terimakasih kita kepada Allah.

Bukankah Allah sudah mengingatkan dalam kitab-Nya

Yang tertera dalam surah (Ar-Rūm):41 - Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Allah mendatangkan bencana bukan semata-mata untuk menghukum hambanya. Tapi Allah ingin menunjukkan pada hambanya bahwa agar hambanya bisa merasakan akibat dari perbuatan mereka dan kembali ke jalan Allah.

-HF-

David geleng-geleng sendiri membaca artikel yang ada di majalah kampusnya. Tidak biasanya Ia mau membaca artikel seperti ini. Tapi entah terkena setan apa saat Ia tak sengaja membaca judul artikel itu, Ia begitu tertarik dan ingin membacanya.

"Lagi kesambet ya?" David menoleh, mendapati Faiz yang kini mendudukkan badannya di kursi yang berada tepat di depan David.

"Enggak tahu juga kesambet apa. ini majalah ada di kursi, ya sudah gue iseng aja baca." Jawab David lalu menutup majalah yang ada di tangannya.

"By the way, HF siapa sih?" Faiz mengernyit saat mendengar pertanyaan David. David kemudian membuka majalah itu kembali. Membuka halaman di mana tulisan HF berada.

Faiz melihat-lihat sejenak dan mulai berpikir, seingatnya ia pernah mendengar tentang siapa HF, pasalnya HF ini juga sering dibicarakan teman-teman jurusannya. Tapi rupanya Faiz tidak mampu mengingat. Karena sejujurnya dirinya juga bukan penikmat majalah kampus.

"Kalian enggak tahu?" Tanya Zidan yang tiba-tiba sudah nimbrung di antara mereka. David dan Faiz pun kompak menatap Zidan.

"HF itu.." ucap Zidan menggantung.

"Kalau enggak salah. Hana.. Hana siapa ya gue lupa." Ucap Zidan kemudian. Mendengar nama Hana disebut, membuat David semakin tertarik.

"Hana yang moderator seminar itu?" Tanya Faiz. Dan Zidan pun mengangguk. Lalu secara tiba-tiba David bangkit dari duduknya dan melenggang pergi meninggalkan kedua temannya yang kini menatap punggungnya penuh kebingungan.

Cinta dari Allah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang