METAMORFOSA PART 1

1.1K 60 4
                                    

Enam tahun yang lalu..

Dia hanya seorang gadis yang pendiam dan tidak banyak tingkah. Dia hanya mempunyai satu orang sahabat. Dia hanya bergaul dengan buku dan kamera kesayangannya. Dia yang hanya memandang malu-malu kepada cowok idamannya di sekolah. Dia siswi kesayangan semua guru. Dia anak yang tidak pernah menuntut orang tuanya meskipun orang tuanya mampu.

Dia..ah berapa banyak lagi kata 'dia' yang harus diceritakan. Sekarang dia bukan lagi gadis remaja yang polos. Usianya sekarang sudah menginjak dua puluh tiga tahun. Statusnya sebagai seorang pendiri perusahaan jasa fotografi memaksanya untuk bersikap tegas dan bijaksana.

Gadis itu Kayma Notobaskoro. Ralat, dia bukan Kayma tapi.. Bianca Maheswari.

"Ibu, bangun.. Ini Kay..ibu jangan tinggalin aku.. Ibu.."

Monitor itu sekarang hanya menampilkan garis lurus. Regina berpulang.

"IBUUUUU!!!"

Sepasang tangan hangat memegang bahunya. Kay menoleh dan mendapati seorang wanita paruh baya menangis bersamanya. Kay tidak mengenali wanita cantik itu. Yang dia tau hanya wanita cantik ini bagai seorang bidadari.

"Ibumu sudah tenang, sayang. Mari kita keluar," ajak wanita itu. Kay menggeleng. Dia masih saja memeluk tubuh kaku sang ibu. Sampai akhirnya seorang suster memaksanya untuk menunggu di luar.

"Aku nggak tau apa yang lagi direncanakan Tuhan untukku," gumam Kay yang masih bisa didengar wanita itu. Tubuh kurus Kay dipeluk dari samping oleh wanita itu.

"Tuhan sudah merencakan ini semua dari sebelum kamu ada di dunia ini, sayang. Ibumu orang baik. Tante tau itu,"

Kay mendongak. "Tante kenal ibuku?" tanya Kay.

"Nama tante, Donita. Temen ibumu saat kami sama-sama sekolah di SMA. Dia orang yang baik. Dia selalu menolong tante saat tante dibully teman-teman sekelas.."

"..tante terkejut saat melihat Regina tergeletak di pinggir jalan bersamamu. Lalu ayahmu kemana?"

"Ayah..ayah..dipenjara karena korupsi," cicit Kay. Donita langsung memeluk Kay dan menangis. "Tante.."

"Maaf, sayang. Sekarang kamu tinggal dimana?"

"Kami sementara tinggal di rumah bik Juleha, mantan pengasuh yang bekerja di rumahku. Setelah kami dapat uang, kami akan mengontrak,"

"Tinggallah dengan, tante. Kamu mau kan?"

"Tapi.."

"Hay Bibiku sayang!!" sebuah tepukan lembut menyentuh bahunya. Dia tersadar kalau sedari tadi dirinya melamunkan masa lalu.

"Please, Yos jangan panggil aku Bibi. Emangnya aku nikah sama pamanmu apa?" ketus Bianca. Yosa gemas dan mencuil hidung mancung Bianca.

"Kamu pasti ngelamunin itu lagi. Sudahlah Bibiku sayang, semua sudah lewat enam tahun yang lalu. Bukannya kamu sendiri yang minta untuk mengubur semua kenanganmu dengan mengubah status dan kepribadianmu?"

"Tapi, Yos,"

"Tapi apa? Dengerin aku, Bi, sekarang ada aku, papa dan mama yang sayang sama kamu. Menerima apapun masa lalumu,"

"Hey jangan lupakan ayahku juga ya. Akan aku adukan ke ayahku kalau kamu coba-coba menghilangkan dia dari daftar orang yang paling aku sayang," ancam Bianca.

"Jadi aku salah satu orang yang paling kamu sayang dong?" ledek Yosa.

"Sudahlah debat sama kamu sama saja kayak mendaki gunung Everest,"

METAMORFOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang