Balap Nulis Biologi

111 6 0
                                    

Kebiasaan kami yang paling greget selain nontonin cogan sekolah yaitu balap nulis Biologi.

Entah darimana asalnya, cuma ya kalo pelajaran eksak yang satu ini nggak pernah alfa untuk menulis. Paling setiap pertemuan itu kami ngabisin 2-3 lembar kertas.

Dan itu (kadang) bikin lelah.

Buat saya pribadi sih, ekhem, mau sebanyak apapun nulisnya ya harus dikerjain tapi kalo udah nggak kuat tinggal lambaikan tangan ke kamera CCTV. Pernah sekali nggak nulis dan itu sangat rimbil kalo mau ada ulangan (maaf pak ehe😥).

Sebenernya ide balap nulis biologi ini dicetuskan oleh Ahmad. Dia kan jail gitu anaknya teh tapi baik kok suka nraktir meskipun cuma aqua gelas yang gope.

Yang pertama kali nyelesain tulisannya sebenernya gak dikasih apa-apa sih cuma ya buat semanfat aja kali nulisnya. Secara, harus butuh semangat gitu kan.

Maklum, jomblo mah gitu. Jangankan buat belajar, kayaknya buat melangkahkan kaki ke sekolah aja sampe misuh-misuh hoream karena gak ada penyemangat.

Kasian.

Oke, balik ke topik.

Waktu itu guru biologi kami tercinta seperti biasa, membawa infokusnya dan tanpa disuruh kami udah menyiapkan buku dan pulpen untuk menulis materi yang akan disampaikan.

Ketika memasuki lembar ketiga, anak-anak di kelas aku mulai lelah. Bahkan ada yang udah bodo amat sama buku tulisnya terus melipir ke bangku pojokan buat tidur. Hm jangan dicontoh ea.

Atau kalau nggak tidur ya ngereyeuh.

Sedangkan Ahmad, dia dengan semangat 45 nya tetap menulis meskipun kami tau yang ditulis dibukunya nggak lebih dari empat baris.

Pencitraan.

"Udah nulisnya? Kalau sudah tak bapak ganti ke slide berikutnya." Kata pak guru biologi kami dengan tangan yang siap memindahkan slide.

Namun teriakan dari anak muridnya membuat ia mengurungkan niatnya dan bersabar untuk kembali menunggu.

Menunggu.

Menunggu.

Menunggu.

Sampai akhirnya, lagi-lagi Ahmad mendeklarasikan bahwa ia telah selesai menulis pada slide itu.

"Udah pak." Kata Ahmad lantang.

Pak biologi melirik Ahmad.

Namun ketika tangannya hendak mengganti slide, raungan dari kubu perempuan menghentikan niatnya lagi.

"KELA PAAKKK ACAN DUA BARIS DEUI!"

"AHMAD AI ENGGEUS MAH CICING WE!"

"ATOS PAK!"

Ditengah teriakan yang meminta slide nya jangan dulu diganti, terdengar suara nyaring yang berbanding terbalik dengan permintaan yang tadinya mendominasi.

Sontak pak biologi melirik ke arah anak yang menyerukan bahwa ia telah selesai menulis.

"Bapak lanjutkan ya, yang belum selesai boleh melihat ke yang udah selesai." Kata pak biologi yang dibalas desahan pasrah dari anak-anak.

Pada detik itu juga pak biologi mengganti slide nya sehingga memperlihatkan materi selanjutnya. Di dalam slide itu, selain tulisan-tulisan berupa pembahasan kadang pak biologi ini suka menambahkan ikon animasi di atas atau di bawah tulisan. Kadang animasinya gerak-gerak atau cuma diem karena sudah takdir. (NNAAONN)

Dan ya, karena animasi yang gual-geol itu tak ayal membuat tawa kami buncah.

Maklum, anak kelas 1 SMA baru kenal yang namanya belajar pake infokus jadi ya gitu.

Beberapa puluh menit kemudian, pak biologi mengakhiri pelajarannya.

"ADUHH CANGKEULL."

"PULPEN BEAK EUY."

"HUHHH AKHIRNYA."

"FIRDAAA MINJEM BUKU CATETAN!"

Setelah pak biologi keluar kelas, suara Wina yang pertama kali berdengung di ruangan kelas membuat beberapa dari kami menutup telinga. Meskipun ada beberapa dari kami yang juga teriak-teriak nggak tau kenapa suara Wina yang paling menggetarkan telinga.

Firda yang sedang membereskan tas nya bergidik ketika mendengar suara Wina.

Dengan kalem Firda membalas, "Udah dipinjem duluan sama Ovi, Win."

Ovi yang duduk di sebelah Firda memeletkan lidahnya ke arah Wina membuat Wina cemberut nggak gemes.

"IH OVI ABI HEULA ATUH NAMBUT!" Kata Wina masih dengan teriakannya.

"Idihh siapa cepat dia dapat." Balas Ovi.

"FIRDA ATUH!" Wina keukeuh memaksa Firdaa.

"Punyaku kosong nih, Win. Nggak mau ngambil?" Tawar aku yang langsung dibalas gelengan oleh Wina.

"Maunya punya Firda."

Aku membuka buku catatan biologi ku yang hari ini alhamdulillah lengkap meskipun ada beberapa baris yang penuh dengan kekosongan.

"Sama aja sih sebenernya." Gumamku.

Teringat sesuatu, aku memutar kepala sehingga berhadapan dengan Firda.

"Eh, Fir. Mendingan mah nya, eta buku Firda disewa. Sapuluh rebu sahari kan lumayan. Hahaha."

"Yee emangna abi jiga situ."

"Ya Allah."

Pelajaran biologi pun berakhir dengan ending Firda, Salma, atau Anisa yang buku nya sering minta dipinjemin.[]

***

A.N

hola.

jd gimana hari pertama sekolah? Seneng? B aja? Atau gimana?:(

karena sekolahku skrg menerapkan sistem fullday school yang aduh suer lomz siap:( jd kyknya waktu bermain di wattpad sangat terbatas.

haha naon sih sok penting:(

o iya td ada yg request untuk mendiskripsikan satu orang-orang setiap chapter nya. leh uga sih tapi tetap dibantu ya kawan^^

gak berani nyebut nama gurunya wkwkwk:(

bisa difollow ig schema_smancil atau schema.smancil untuk keseruan menarik lainnya. adminnya baik-baik kok, dan jomblo.

dah ah nanti lanjut kenalan sama temen-temenku. aku mau nonton Naura sama Arka dulu.

Bye...

salam jombloow

Nisa

SCHEMAWhere stories live. Discover now