Gold Chalice

344 22 0
                                    

"Ya ampun ! Singkirkan sisir itu dari rambutku !!". Dengan membabi buta, Ella berusaha menjauhkan tangan pelayan yang sedang memegang sisir sembari memandangi Ella dengan tak berdaya. Setiap kali ia hendak memoleskan make up, Ella selalu menampiknya dengan gesit.

Chae Young, Sinta, Firly, dan Thalia hanya bisa geleng-geleng melihat Ella. "Ella...paling tidak kasihanilah Jess, dia sudah kelelahan mengendalikanmu". Sinta memandang ke arah pelayan bernama Jess itu dengan wajh bersalah, seolah ia merasa menyesal karena ia juga tidak bisa membantu. Bukan tidak bisa, mungkin lebih tepatnya tidak mau.

"Bukankah dia meminta kita kesini untuk membantu". Tepat setelah berkata seperti itu, Chae Young bangkit dan melipat lengan kemejanya. Dia sudah siap untuk memegang kedua tangan Ella. Sinta, Firly, dan Thalia hanya melihat dengan harap-harap cemas, bagi mereka 'pertarungan' ini lebih ganas daripada melawan banteng rodeo.

"Lepaskan ! ya ampun ! berapa kali sudah aku katakan padamu".

"Cepat pasang pitanya !". Dengan keringat yang mulai bercucuruan, Chae Young berusaha mengendalikan Ella yang berontak. "Apa yang kau takutkan sih ?! ini pita, bukan ular !".

"Bagaimana kalau rambutku rontok dan botak ?!". Ella hampir saja menggigit tangan Chae Young yang hendak membekap mulutnya kalau bukan karena Jess yang langsung memolesnya dengan lipstick merah menyala.

"Ya ampun ! Andreaaan tolong akuuu". Melihat Ella yang mulai berteriak memanggil Andrean, membuat kelima gadis yang ada di situ hanya bisa tertawa sejadi-jadinya.

Jauh dilantai bawah, Zurry yang sedang membaca koran hanya bisa geleng-geleng mendengar teriakan Ella. Begitu juga Andrean dan Daniel yang saling berpandangan dengan penuh penusaran dan hanya bisa menerka tentang apa yang tengah dilakukan kelima wanita di lantai atas sana pada Ella hingga yang ia berteriak sangat keras. "Ada apa sih dia memanggil ku". Kata Andrean tidak peduli sembari mengusap telinganya yang jengah

-----------------------------------------------------------------------------------

Lampu berlian besar diruang pesta sudah dihidupkan, berbagai macam hidangan sudah tertata di atas meja, termasuk beberapa mangkuk besar dan sebuah mesin jus raksasa dengan kaca yang mengkilap berisi lima belas liter darah hewan segar. Pintu utama sudah dibuka lebar-lebar, diikuti beberapa orang tamu yang mulai berdatangan dan Nona Emy sang tuan rumah yang sudah berdandan sangat cantik untuk menyambut tamu-tamunya.

Hari itu adalah sebuah hari yang besar dan sangat istimewa. Kendati setiap orang memiliki urusan masing-masing, mereka berusaha datang ke pesta itu paling tidak saat acara penobatan di mulai. Acara penobatan yang akhirnya di selenggarakan setelah menunggu lahirnya seorang keturunan baru selama lima abad lebih lebih akhirnya terbayar sudah. Acara penobatan Ibu dari ras paling tertinggi di antara para Vampire, lebih seperti penobatan seorang raja walau pada hakikatnya siapapun orang yang akan dinobatkan nanti tak memiliki hak mutlak sebagai pemimpin mereka seperti penobatan Ratu Lady Diana yang menjadi lambang kepemimpinan Inggris.

Dalam riuh rendah alunan musik dan suara orang-orang yang sibuk berbincanng-bincang membicarakan berbagai hal, termasuk tentang acara penobatan malam itu. Perhatian mereka sedikit tersita saat keluarga besar Tuan Zurry memasuki ballroom. Sebagian dari mereka membungkuk, menyalami, mencium pipi, dan menunjukkan salam mereka dengan cara masing-masing.

Namun perhatian orang-orang langsung tersita seluruhnya saat Nona Emy berdiri di dekat tangga dan berkata dengan lantang, membuat hampir setiap orang yang ada menghentikan aktifitasnya hanya untuk melihat apa yang hendak dikatakan Nona Emy. "Hari ini, aku akan mengenalkan putriku, satu-satu Vampire Crown yang terikat darah, pertama dalah sejarah bangsa kita. Ella".

Entah berapa banyak orang yang menahan napas mereka secara tidak sadar saat Ella dengan gaun putihnya yang anggun menuruni tangga. Menyita perhatian seluruh ruangan, seolah ia adalah bintang broadway yang bersinar di bawah sorot lampu aula malam itu. Tepat ketika Ella sampai di ujung tangga, ia menerima uluran tanggan Ibunya dan membungkuk angun ke arah para tamu. Sontak tepuk tangan riuh membahana di seluruh ruangan, mengagumi kecantikannya, keanggunanya_yang mungkin hanya akan ditunjukkan malam itu saja_ dan darah langka-nya yang berbau harum sejak ia baru menuruni tangga bukan hanya bagi vampire namun juga beberapa hunter yang ada termasuk Chae Young. Bau dan hawa kebradaan yang kuat, yang membuatnya menyukai Ella sejak ia pertama kali bertemu dengan gadis itu.

Vampire HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang