Second Message

2.5K 156 0
                                    

"We will landing shortly, please wear your seat bealt". Suara si pramugari yang mulai berkoar-koar, membuyarkan mimpi indah Ella. Entah sudah berapa lama ia ada di ketinggian 35.000 kaki di atas laut, hingga seluruh tubuhnya terasa sangat pegal dan kaku saat digerakkan. Sepertinya ini baru pertama kali dia benar-benar mengalami jet lag.

Dari jendela di kananya, dia bisa melihat pemandangan kota Jakarta yang jauh berbeda dengan di Korea. Jika di Korea, saat kita terbang melintasinya, keteraturan dan lalu lintas yang lancar bisa langsung dilihat dari atas. Berbeda dengan Indonesia yang tampak penuh, sesak, dan lumayan pengap. Tapi bagaimana pun juga, Ella punya kenangan indah tersendiri di tempat ini. Tak bisa dipungkiri, seberapa kumuhnya kota ini dia selalu saja ingin kembali lagi.

Segera setelah bandara mulai terlihat, pesawat langsung mendarat pada landasan pacu. Arrived Gate bandara Soekarno-Hatta langsung menyambutnya. Tepat dibelakang rombongan orang-orang yang baru tiba, Ella langsung menghampiri Luggage untuk mengambil barang bawaannya. Berbagai macam tas dan koper dengan bentuk dan warna berbeda berjalan melewati semacam jalur yang berputar yang tidak Ella tahu apa namanya. satu persatu tas-tas itu mulai berpindah tangan ke pemiliknya, tapi hingga dua tas yang tersisa, Ella masih belum bisa menemukan miliknya. Hingga dia tinggal seorang diri ketika seseorang menggambil dua tas yang tersisa.

Tasnya hilang. Apa mungkin tasnya tertukar ? tapi itu tidak mungkin, jika tasnya tertukar pasti ada tas lain yang tersisa, tapi sama sekali tak ada tas lagi yang lewat. Hingga jalur berputar itu berhenti berputar dan membuatnya benar-benar panik sekarang. Apa seseorang mencuri tasnya ? Untuk apa ? kalau iya dia mencuri, Ella pasti tahu karena satu-satunya kesempatan pencuri itu mengambil tasnya, hanyalah saat pengambilan barang di Luggage. Tapi mengingat Ella yang terakhir datang dibanding anggota rombongan lainnya, ada kemungkinan tasnya memang diambil seseorang.

Ella buru-buru menemui petugas terdekat yang kebetulan sedang berada di dekat situ dan tengah berbicara dengan walkie talkie-nya. "Permisi, saya rasa tas saya hilang. Saya tidak bisa menemukannya di Luggage". Tanya Ella dengan bahasa Indonesia yang cukup fasih.

"Benarkah, tunggu sebentar". Petugas itu langsung berbicara pada walkie talkienya dan mengatakan pada seseorang diujung sana bahwa Ella tengah kehilangan barang bawaanya dan apa kira-kira yang harus dia lakukan. "Ikuti saya. Nanti anda bisa menjelaskan pada petugas security room disana tentang tas anda. Mungkin anda harus menunggu sebentar selagi mereka mencarinya".

"Baik, tidak masalah". Ella pun mengekori petugas itu ke arah security room. Namun sebelum mereka sempat menanyakannya dan Ella sempat menjelaskannya, Ella buru-buru berlari ke arah tas hitam yang tergeletak di atas kursi di dekat petugas security room. "Ini dia tas saya !!".

Salah seorang petugas yang sedang menatap layar komputer menoleh ke arah Ella. "Tapi tadi seseorang menitipkannya disini, karena dia bilang dia menemukan tas ini di toilet wanita". menemukan ?. Ella yakin kalau itu adalah tasnya terlebih saat dia memeriksanya dan menemukan jika barang-barang di tas itu memang benar miliknya.

Tak ingin memperpanjang masalah, Ella lebih memilih meredam masalah ini. "Baiklah kalau begitu terima kasih". Tapi walaupun begitu, bukan berarti Ella bisa tenang. Pekerjaan Ella bukan pekerjaan biasa, hal seperti ini sebenarnya tidak boleh sampai terjadi, kalau seandainya tadi ada barang 'berbahaya' didalam tasnya dan seseorang mengetahuinya maka tamatlah Ella.

Ella pun mengecek isi tasnya untuk menenangkan rasa kekhawatirannya. Seperti tasnya benar-benar tidak disentuh dan semua barang pribadinya juga masih lengkap. Hingga ia lagi-lagi menemukan segumpal kertas lusuh yang diselipkan di dalam tasnya. Kertas lusuh yang sama seperti terakhir kali di dapatkannya. Kertas lusuh dengan tulisan yang sama yang ditulis dengan darah yang sama.

" Praeter tenebris fata austero Si ... bestia est verus es? quid agis??". Pertanyaan dalam bahasa asing yang tak Ella pahami sama sekali. Tapi secuil kalimat pertanyaan itu sudah cukup menggelitik rasa penasaran Ella dengan sangat dashyat.

Satu-satunya hal yang dipikirkan Ella adalah, jika surat ini bukan sekedar main-main. Tak mungkin sebuah pesan yang sama dikirim pada orang yang sama hanya sebagai iseng belaka. Ella mencium bau tulisan darah itu sekali lagi. Bau darah yang Ella yakin sama dengan surat sebelumnya. Darah yang sangat familiar. Tapi yang membuat Ella merasa aneh, itu bukanlah darah Vampire apapun, bukan juga darah manusia atau manusia terinfeksi, apalagi darah hewan. Ella menyentuh tulisan darah itu. Hangat. Darah yang hangat menandakan pemiliknya masih hidup. Mungkinkah darah seorang Hunter. Ya, hanya darah seorang Hunter yang bisa menjadi dugaan sementara Ella saat ini. Dia hanya tinggal mencari siapakah Hunter itu.


Apart from the dark fate bleak... If the beast is the real you? How do you do? [latin]

Vampire HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang