Chapter 3

40.2K 3.6K 177
                                    


Adelle turun dari panggung kecil itu dengan gemetar. Ternyata bernyanyi di atas panggung sangat berbeda dengan bernyanyi di dapur untuk teman-temannya. Rasanya semua pasang mata yang ada di ruangan itu memperhatikannya, mencari celah saat ia melakukan kesalahan.

"Adelle! Kau luar biasa!" Karl datang dan serta merta memeluknya.

Adelle membalas pelukan pria itu dengan kaku. Karl tidak pernah memeluknya sebelumnya. Apalagi di hadapan teman-temannya seperti ini.

"Mereka memintamu menyanyi lagi," ucap Karl penuh semangat.

Adelle mengerang. "Please, Karl. Ini hal baru untukku, satu kali saja ya? Ini bahkan baru malam pertamaku!"

"Ayolah, Adelle, kau luar biasa! Semua orang menyukaimu!"

Boss will be boss. Sebaik apapun, dia tetaplah seorang pebisnis yang berharap untung banyak dari tempat ini. Dan Adelle adalah orang yang bisa membantunya mencapai tujuan itu karena memang untuk itulah Karl menggajinya.

"Aku ..."

"Karl!"

Seorang pria tampan memanggil Karl, memutus apa yang Adelle ucapkan. Adelle mengamati orang itu. Pria itu tampan, tidak terlalu tinggi, dan memiliki senyum yang luar biasa mempesona.

"Hai, Gab! Kau datang! Bersama Andra dan Mike?" Karl menyapa pria tampan bernama Gab itu dengan akrab.

"Tentu! Aku ..."

"Adelle, kau temui Marcus. Dia yang akan menemanimu nanti di panggung."

Adelle mengangguk dan mencari lelaki bernama Marcus yang tadi pagi sudah dikenalkan Karl padanya. Tidak ada gunanya mendebat Karl. Karl baik, tapi jika dia sudah mengeluarkan perintah, tidak ada yang bisa menolak perintahnya.

"Hai, calon bintang!" Marcus menyapanya dan melakukan toast.

Adells menanggapinya dengan agak malu-malu. Para penyanyi dan pemain musik sedang beristirahat. Beruntungnya Adelle mereka tidak menolaknya untuk bergabung, bahkan mereka semua sangat welcome. Mereka semua berempat di sini termasuk. Dua pemain musik, Marcus dan Anthony, dan dua penyanyi, Adelle dan Brynna.

"Adelle! Giliranmu!" Brynna tersenyum pada Adelle.

Brynna baru saja turun panggung. Brynna begitu berbeda dengan Adelle. Dia sangat menguasai panggung jika sudah ada di atasnya. Hal itu karena dia sudah bernyanyi sejak remaja. Dia sudah terbiasa tampil.

Adelle mengikuti Marcus naik kembali ke panggung kecil itu. Perhatian para pengunjung cafe kembali teralihkan. Ia menarik napas panjang dan mengedarkan pandangan. Ternyata pengunjung cafe ini sangat banyak walaupun cafe ini terbilang baru. Sudah jelas tangan dingin Karl tidak perlu lagi diragukan.

Kemudian, Adelle terkesiap saat matanya menumbuk satu sosok yang tadi ia temui. Sial! Dosen luar biasa tampan yang tadi mengajar di kelasnya!

Pria itu juga sedang menatapnya hingga membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Sial! Sial! Sial!

"Adelle, ayo kita mulai," Marcus berbisik dari kursinya.

Adelle menoleh dan tersenyum meminta maaf. Ia mengalihkan pandangan dari mata tajam menusuk itu dan memejamkan mata.

From the fire in your words
To the dagger in your eye
I just have to lay my body down

Ia mendengar tepuk tangan bergemuruh itu, namun tidak bisa membuka mata. Ia tidak bisa membuka matanya, tidak saat Adelle tahu mata abu-abu itu menatapnya tajam dari tempat pria itu duduk.

My Doctor, My Guardian AngelWhere stories live. Discover now