Bagian VI-2

978 161 41
                                    

Maapkeun untuk ktidaknyamanannya. Soalnya kmrin pas mau di save malah kepencet publish 😭

----0000----

Al membawa Yuki menginap di hotel sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Al ingin membawa Yuki ke sebuah kota di Jawa Timur sebelum melanjutkan perjalanan ke Luar Negeri. Spanyol, Barcelona adalah tujuan akhirnya. Al tahu dia memiliki sebuah properti warisan Ayah yang dibencinya di negeri Matador tersebut.

Yuki yang tidak tahu menahu dengan rencana Al hanya bisa pasrah dan mengikuti kemana sang kekasih membawanya. Yuki tidak ingin banyak bertanya yang hanya akan memicu Al untuk merasa kesal padanya.

Yuki tahu apa yang sudah dia lakukan ini sangat salah. Dia meninggalkan kedua orangtuanya, terlebih dengan sang Ayah yang sedang terbaring lemah dalam kondisi sakit hanya demi mempertahankan cintanya kepada Al. Tapi gadis itu merasa tidak sanggup jika Al direnggut dari kehidupannya. Dia tidak bisa membayangkan hari-hari yang akan dilalui tanpa pemuda itu di sisinya.

Walau sesungguhnya Yuki sangat mengkhawatirkan keadaan sang Ayah
Tapi gadis itu tak bisa berbuat banyak. Tidak dengan ponselnya yang sudah dia serahkan kepada Al saat sang kekasih memintanya. Al sudah memperhitungkan jika Yuki akan menghubungi keluarganya dan membuat kacau seluruh rencana yang telah dia buat.

Di lain pihak keluarga Yuki pun kalang kabut dengan kepergian putri mereka yang tanpa memberi kabar. Lebih kalut lagi saat baik Yuki maupun kekasihnya, Al tidak dapat dihubungi. Ibu Yuki yang stress memikirkan sang suami yang terbaring lemah di ranjang perawatan semakin drop kondisinya dengan kepergian putri semata wayang mereka. Sang Ibu tidak tahu harus menjawab apa ketika suaminya nanti bertanya kemana putri mereka.

Yang bisa dikerjakan wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang tak lagi muda itu hanya menangis dan berdoa demi keselamatan putrinya. Sang Ibu berharap Yuki bisa menjaga dirinya dimana pun dia berada saat ini.

----0000----

Hampir 2 jam lebih Al pergi entah kemana dan meninggalkan Yuki sendirian di kamar hotel. Gadis cantik itu merasa cemas karena sang kekasih tak kunjung menjawab teleponnya, entah apa yang sedang dia lakukan.

Yuki mengganti channel tv dengan bosan, sejak tadi tv memang menyala namun gadis keturunan Jepang itu sama sekali tidak menonton atau menikmati acaranya. Yang ada di pikirannya hanya sang kekasih dan juga kedua orangtuanya.

Karena Al tidak sedang bersama dan mengawasinya, Yuki memberanikan diri menelepon sang Ibu dari telepon hotel. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya sang Ibu menjawab teleponnya.

"Hallo, Mah..." suara gadis itu terdengar lirih menahan tangis.

"Yuki? Ya Allah, kamu dimana, Nak?" terdengar suara sang Ibu histeris bercampur rasa khawatir.

"Mah, maafin Yuki ya Mah. Yuki... Hiks hikss..." gadis itu tak sanggup lagi membendung tangisannya saat mendengar suara sang Ibu di seberang telepon. Tampaknya sang Ibu juga menangis saat mendengar suara putri semata wayangnya tersebut.

"Kamu dimana? Kenapa kamu pergi tanpa kasih Mama kabar?"

"Yuki... Yuki..." belum sempat gadis itu menuntaskan kalimatnya, mendadak telepon di tangannya direbut paksa. Sosok itu langsung memberikan Yuki tatapan penuh amarah seperti biasa setelah sebelumnya membanting telepon dengan keras.

"Anjing! Nelpon siapa lo, hah?!" Al yang emosi dan kalap langsung mengarahkan tangannya dan menampar sebelah pipi kekasihnya dengan pukulan keras. Gadis itu sampai merasa kepalanya berputar karena kerasnya tamparan itu kepadanya.

"Udah gue bilang jangan hubungin siapa-siapa! Lo ngerti nggak sih omongan gue?! Gue harus ngomong pake cara apalagi sama lo?!!" pemuda tampan itu mendorong tubuh kekasihnya kasar hingga terlentang di ranjang.

Tanpa basa-basi dan pikir panjang pemuda itu langsung menindih tubuh gadisnya tanpa memberikan ruang bagi Yuki untuk bergerak.

"Al... Jangan begini." gadis itu memperingatkan dengan suara lirihnya. Namun bukannya mendengar, Al justru kian merapatkan tubuhnya dengan tubuh Yuki. Bahkan pemuda itu kini dengan berani mencari bibir sang kekasih untuk dilumatnya.

Saat itulah Yuki sadar bahwa Al sedang dalam pengaruh alkohol karena bau minuman keras itu sangat menyengat dari mulutnya. Yuki berusaha keras memberontak dan mendorong tubuh sang kekasih yang menindihnya namun Al justru mencekal tangannya dengan kencang.

"Lepasin,Al... Jangan!"

Al kembali membungkam mulut Yuki dengan bibirnya hingga gadis itu gelagapan dan kesulitan bernafas saat harus mengimbangi ciuman kekasihnya.

Al melepaskan cengkraman pada tangan Yuki tapi gantinya menjambak rambut panjang selembut sutra milik kekasihnya. Membuat gadis itu mengerang kesakitan hingga meneteskan airmata melalui sudut matanya.

Lalu semua terjadi begitu cepat. Saat Al pada akhirnya merenggut kegadisannya dalam kondisi setengah mabuk dan dengan paksaan yang teramat kasar. Yuki dapat merasakan bukan hanya kegadisannya yang direnggut, tapi juga seluruh dirinya. Seluruh diri yang selama ini dia jaga baik-baik kini ternoda akibat goresan paksa sang kekasih pada kewanitaannya.

Tak hanya tubuhnya, kini hatinya juga terluka.




Between Us [ALKI]Where stories live. Discover now