chapter 19

1.1K 149 10
                                    


"Lidya..aku mau kamu jadi pacar aku.."

Kalimat melody itu bagaikan sebuah rekaman yang diputar berulang-ulang didalam kepala Lidya. Matanya terbelalak dan rahangnya terasa hampir jatuh ke jalan. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.

"hey! Kok malah bengong sih?"

Suara melody membuat Lidya kembali kepada kenyataan saat ini.

"kamu..kamu..kamu mau jadi pacar aku?"

Melody tersenyum

"iyaaa..aku mau jadi pacar kamu..aku sayang sama kamu,Lidya"

Lidya mengedipkan matanya yang sejak tadi terus terbuka lebar. Wajah melody yang sedang tersenyum dihadapannya membuat aliran darah disekujur tubuh Lidya terasa mengalir lebih cepat daripada seharusnya. Sejak pertama kali Lidya meminta melody untuk menjadi kekasihnya, ia selalu membayangkan saat dimana melody akhirnya menerima permintaannya. Lidya hampir kehilangan harapan saat ia dan melody bertengkar dan berpisah selama beberapa hari, ia pikir saat itu ia akan kehilangan melody. Namun kini dengan jelas melody mengatakan bahwa melody ingin menjadi kekasihnya, bahwa melody menyayanginya.

Begitu banyak hal yang ingin ia ucapkan kepada melody saat ini, tapi yang pertama kali ingin Lidya lakukan adalah..

"beneran kamu mau jadi pacar aku mel?"

Melody menjawab pertanyaan Lidya dengan anggukan.

Kemudian Lidya menghela napas lalu memberikan tatapan serius kepada melody "tapi mel.."

"kenapa lid?" melody mengenyitkan dahi nya

"kamu bilang kamu mau jadi pacar aku, emangnya aku mau jadi pacar kamu apa?" Lidya mengangkat kedua alisnya dan senyum jahil terkembang di bibirnya.

Butuh sepersekian detik saja bagi melody untuk langsung mencubit kedua pipi Lidya dan menarik pipi Lidya selebar mungkin.

"iiiihhhhhh..dasar si nyebelin si rese dasar manusia paling kepedean sejagat raya kamuuuuu...nyebelin nyebelin nyebeliiinn!!"

"afuuuhhh..amfun amfuuunn..afuuuhhh hakit nih fifi akuuu" Lidya menepuk-nepuk tangan melody tanda menyerah kalah

"biarin..bodo amat,siapa suruh kamu nyebelin gitu" melody semakin melebarkan pipi Lidya.

"hiyaa hiyaa..hahap ya hahap..hepasin hong fifi ahu..hakit nih.."

Merasa sudah puas membalas kejahilan Lidya, melody akhirnya melepaskan cubitannya pada pipi Lidya.

"aduuuhhh kamu tega banget sih mel,sakit tau.." lidya meringis sambil mengusap-ngusap pipinya yang terasa panas hasil cubitan melody.

"ya salah sendiri" melody menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya "abis kamu nyebelin sih, ngerusak moment tau ngga"

"kamu baru mau jadi pacar aku aja udah melakukan kekerasan gini.."

"ih siapa yang masih mau jadi pacar kamu??udah ah batal aja batal.." melody memalingkan wajahnya, kedua tangannya tetap bersilang, kali ini ia ingin membalas lidya yang bisa-bisanya merusak suasana yang sudah begitu emosional tadi.

Senyum lidya terkembang melihat melody, ia pun berhenti mengusap pipinya.

"cieeee..ngambek nih ceritanya?"

Melody hanya memberikan lirikan tajam kemudian kembali memalingkan wajahnya dari Lidya.

"awas sakit leher lho kamu kalau ngambeknya sambil kepalanya ditengokin kesamping terus gitu"

The Wolf And The princessWhere stories live. Discover now