chapter 6

1.3K 140 6
                                    

Tidak ada satu kata pun yang dapat menggambarkan apa yang melody rasakan saat gadis itu menatapnya. Semua hal terdramatis didunia ini seolah terjadi. Nafasnya seolah tertahan membuat dadanya menjadi sesak. Gadis itu akhirnya mengalihkan pandangannya dari melody. Kemudian ia memasukkan kembali bukunya kedalam tas lalu pergi keluar dari cafe meninggalkan minuman dan makanan pesanannya tanpa tersentuh sedikitpun.

Seperti lepas dari efek hipnotis melody berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi antara dirinya dan gadis itu.

Eh tunggu tunggu..cewek itu abis tiba-tiba ngeliatin gw kayak gitu terus langsung pergi gitu aja?

Dan seolah kaki nya mempunyai pikiran sendiri, melody seketika bergegas keluar dari cafe mencoba mengejar gadis itu,namun gadis itu sudah masuk ke dalam sebuah mobil berwarna hitam yang terparkir tak jauh dari cafe dan tak lama mobil itu pun berlalu pergi.

Melody menghela nafasnya yang tanpa sadar sudah tertahan sejak tadi. Dengan rasa bingung melody kembali masuk kedalam cafe dan mendapati barista yang tadi berbicara dengan gadis itu di counter pemsana sedang memperhatikannya namun barista tadi segera kembali menyibukkan dirinya setelah tau melody menyadari bahwa ia sedang diperhatikan. Walaupun merasa aneh dengan tatapan barista tersebut namun melody memutuskan untuk tidak memperdulikannya. Melody kembali ke meja nya dan membereskan barang-barangnya lalu bersiap untuk keluar dari cafe tapi langkahnya terhenti di pintu keluar,menarik napas panjang dan memutar balik tubuhnya.

Bodo amat sama segala harga diri dan gengsi, anggap aja abis ini gw ga bakal kesini lagi..

Melody melangkahkan kakinya menuju counter pemesanan
"siang..silakan pesan apa?" sapa barista yang tadi memperhatikannya.

"ng..nggak,saya ga mau pesen.."

sang barista mengangkat kedua alisnya

"mas,cewek yang tadi itu langganan sini ya?"

si barista pun tersenyum

"ooohh..dia itu cucunya pemilik cafe ini,tapi dia sering kesini sebagai customer biasa,selalu bayar apa yang dia pesan,jadi ya bisa dibilang dia itu salah satu pelanggan setia disini"

Melody terdiam dan mencerna setiap kata-kata si barista

hmm..ternyata dia cucunya owner cafe ini,dan dia sering kesini,berarti ada kemungkinan gw bisa ketemu lagi sama dia disini..

"mas"

"ya?"

"beneran mas dia sering kesini"

"iya sering kok,minimal sekali seminggu dia pasti kesini"

melody mengangguk-ngangguk.

"ada lagi mba yang bisa saya bantu?" tanya si barista sambil memberi lirikan seolah memberi tau kepada melody bahwa dibelakang melody sudah ada beberapa orang yang mengantri. Melody melihat 'sinyal' sang barista dan menengok kebelakang dimana orang-orang yang mengantri seolah sudah siap menerkamnya. Dengan panik melody kembali melihat kearah si barista

"oke mas,ini terakhir,boleh tau nama cewek itu ga?pleaseeeee.."

Barista itu terdiam sejenak

"Lidya"

Melody pun tersenyum,mengucapkan terima kasih kepada barista itu lalu berlalu pergi sambil sebelumnya meminta maaf kepada semua orang yang sudah dibuat lama mengantri karena dirinya.

Setelah keluar dari cafe melody segera menuju mobilnya. Didalam mobil melody pun mengeluarkan handphone nya dari dalam tas dan mengetik pesan untuk yona.

Thanks yon,cafe rekomendasi dari lo emang juara :D

SEND

jadi..namanya Lidya ya..

***

Lidya memacu mobilnya dengan cepat,ia hanya mau cepat sampai kerumah. Kepalanya terasa sakit.

Sesampainya dirumah lidya disambut oleh neneknya yang sedang menyiram tanaman di halaman depan rumah.

"kok cepat pulangnya lid?katanya mau ke cafe dulu"

"tadi udah kok kesana,tapi mampir sebentar aja" jawab lidya seadanya.

Melihat raut muka lidya yang kurang bersemangat, nenek lidya pun menhampiri cucunya itu.

"kamu kenapa?nggak enak badan?" ucap nenek lidya sambil meletakkan telapak tangannya dikening lidya. Wajahnya terlihat cemas.

Lidya tertawa kecil melihat apa yang dilakukan neneknya

"nggak nek,aku ga sakit kok..lidya sehat banget malah,liat nihh" lidya meletakkan kedua tangannya dipinggang dan berpose layaknya superhero untuk menunjukkan pada neneknya kalau dia sehat-sehat saja.

"ish kamu ini dikhawatirin malah becandain orang tua" nenek lidya memukul-mukul lengan lidya. Lidya hanya tertawa sambil berusaha menangkis pukulan neneknya

"aduduhh..kok aku dipukul sih?hahaha..lagian nenek terlalu kuatir sih,aku ngga apa-apa kok cuma capek aja"

nenek lidya pun menghentikan pukulannya dan hanya bisa menghela napas melihat tingkah cucunya itu.

"yaudah yaudah..sekarang kamu istirahat ya"

"iyaaaa..aku kekamar ya nek" lidya pun memeluk neneknya seraya berkata " I love you nek"

Didalam kamar lidya merebahkan tubuhnya ditempat tidur dan mencoba memejamkan matanya untuk tidur,namun dirinya terlalu gelisah untuk tidur. Berkali-kali lidya berganti posisi tidur tapi tetap tidak bisa membuatnya tertidur. Lidya pun bangun dan duduk dengan kesal.

Aarrrrgghh..dari semua tempat didunia ini,kenapa harus ketemu dia disitu sih??

The Wolf And The princessWhere stories live. Discover now