For the First Time

Começar do início
                                    

Tetapi, jauh didalam hatiku. Aku lega. Sangat lega.

"Semoga kalian bahagia." Aku memejamkan mataku diiringi rasa sakit yang luar biasa pada tanganku. Terutama pada hatiku.

Dan semuanya gelap.

***

Ketika kubuka kedua mataku, aku hanya melihat sebuah ruangan kosong yang berwarna putih.

Aku melihat diriku, ini bukan baju yang terakhir kali kugunakan. Dress putih selutut dengan lengan pendek menjadi pakaianku sekarang. Tapi tunggu, pakaian terakhirku... apa?

Seketika sekelebat bayanganku di bath up memenuhi pemikiranku.

"Jadi, aku sudah.." Ucapanku menggantung dan dengan refleks aku tersenyum dengan tulus. Untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku tersenyum dengan tulus.

Aku lega, sangat lega. Akhirnya mereka akan bahagia.. tanpaku. Tentu saja.

Tapi, aku ada dimana? Beribu pertanyaan bergerumul didalam benakku.

Aku menelusuri ruangan putih ini. Tapi tunggu, ada sebuah jalan. Aku terus mengikutinya dan sampailah aku pada sebuah rumah minimalis tetapi nyaman ini.

Aku terus melangkahkan kakiku menuju rumah itu. Melewati taman yang penuh dengan bunga matahari dan mawar biru. Aku menyukai bunga-bunga itu.

Melihatnya saja sudah membuatku ingin meninggali rumah ini. Tapi, apakah ada penghuninya?

Kuketuk pintu berwarna emas dengan ukiran disepanjang daun pintunya. Sungguh indah. Tetapi, tak ada orang yang keluar dari rumah ini.

Kucoba membuka pintunya, dan ternyata tak dikunci. Kulangkahkan kakiku untuk memasuki rumah impianku. Sungguh, aku memimpikan rumah yang sederhana dengan taman bunga matahari dan mawar biru.

Mimpiku menjadi kenyataan. Aku senang berada disini, disini apa yang selalu aku inginkan ada. Semuanya.

Kulangkahkan kakiku memasuki ruang tamu, dapur hingga kamar. Aku menjelajahi rumah ini sampai tak ada yang terlewatkan.

Ruang tamu yang memajang semua prestasi yang pernah kuraih. Dapur yang kuidamkan dan berisi bahan makanan yang sangat lengkap. Kamar yang sangat luas dan terdapat boneka tedy bear raksasa ditengah kasurku.

Boneka itu, sekelebat bayangan muncul begitu saja. Bayangan akan Dylan yang mengajakku ketaman hiburan dan memberiku boneka tedy bear persis seperti itu.

Mungkin, ia sudah bahagia sekarang. Mungkin. Dan aku selalu berharap.

"Bolehkah, bolehkan untuk kali ini saja aku berada disini Tuhan ?" Ucapku sambil menengadahkan kepalaku kelangit-langit kamar. Berharap beliau dapat melihatku.

***

Setelah menjelajahi keseluruhan rumah ini, akupun terduduk disofa yang terdapat diruang tamu.

Kupandangi keseluruhan ruangan ini, seperti yang aku impikan. Tetapi... aku tertegun melihat figura yang berada dimeja sebelah kananku, itu... fotoku dengan kakak.

Kakak...

Kuharap aku menemukannya disini.

Itu impianku, kupenjamkan mataku dan mengucapkan impianku berulang-ulang berharap impianku itu akan terwujud.

"Hey adik kecil, kenapa kamu disini sayang ?" Disana berdiri pahlawanku, seseorang yang sangat aku sayangi.

"Kakak." Aku berlari sekuat tenagaku menuju kepelukannya. Aku merindukannya, sungguh. Aku sangat merindukannya.

DylanaOnde histórias criam vida. Descubra agora