Bagian_4

20.3K 1.2K 27
                                    

_Aku tidak hanya menginginkan tubuhmu, juga hatimu. Tapi aku tau, semua itu perlu proses dan kesabaran. Untuk sekarang, ijinkanlah aku memanjakan serta memuja dirimu_

***********************************

                                                        

Bab ini sudah saya revisi ya, juga ada beberapa kalimat yang saya ganti. Kalau sekiranya masih ada kekurangan ataupun salah pengejaan kata tolong dimaafkan. Saya sudah berusaha melakukan yang terbaik yang saya bisa, jadi untuk kekurangannya saya harap dimaklumi.

Segini aja kalimat nggak penting dari saya. Selamat membaca dan semoga bisa menjadi teman di waktu senggang 😊😊😊🌻
                                                         

Dua minggu telah berlalu sejak Nara hampir saja mengungkapkan keinginan tersembunyi di hatinya. Kini, Nara sudah mulai kembali menjalani terapi, dengan cara mendatangkan ahlinya ke rumah. Nara tidak ingin melakukan terapi di rumah sakit, karena ia tidak lagi ingin manjadi bahan olok-olokan orang, seperti yang pernah dialaminya beberapa tahun yang lalu.

Yang membuat Nara lebih bersemangat lagi menjalani terapi, tidak menyerah meskipun pernah terjatuh beberapa kali. Senyum, ya senyum Ira yang selalu tersemat di bibir gadis itu yang dengan sabar menungguinya hingga selesai mengikuti terapi.

"Sejauh ini, tuan Nara telah mengalami perkembangan yang cukup baik. Dari terapi yang kita lakukan selama hampir dua minggu ini, tuan Nara sudah bisa menggerakkan pinggul serta jari kaki. Tuan Nara hanya perlu berusaha sedikit lagi untuk menggerakkan anggota tubuh bagian bawah hingga bisa bergerak dengan lebih leluasa. Saya bisa menjamin, dalam dua sampai empat bulan lagi, tuan Nara bisa terlepas dari kursi roda! Meski begitu, tuan Nara masih harus menggunakan tongkat untuk sementara waktu." tutur dokter yang menangani Nara selama ini.

"Hmm..." sahut Nara sebagai respon atas berita bagus yang ia terima seusai terapi tadi.

"Tidakkah tuan Nara senang mendengar kabar baik itu?"

Pandangan Nara yang sedari tadi senantiasa memperhatikan kesibukan yang ada ditaman bunga melalui kaca jendela yang berada diperpustakaan seketika teralihkan akibat ucapan dokter pribadinya itu. "Tentu saja aku senang. Tapi aku belum menerima hasil dari apa yang aku minta kau untuk mengetesnya beberapa hari yang lalu."

Dokter itu tersenyum. Sekarang baru ia mengetahui kenapa wajah tegas di depannya masih terlihat mendung. Segera saja dokter itu membuka tas kerja yang selalu menyertai kemanapun ia pergi. Dari dalam sana dokter itu mengeluarkan ampop yang masih tersegel dengan rapat. "Hasilnya sudah keluar kemarin sore. Namun, karena ada operasi yang tidak bisa saya tinggalkan, hasilnya baru bisa saya sampaikan siang ini, berhubung kita memiliki sesi latihan. Kalau begitu silahkan anda membacanya. Saya berharap, hasil yang didapat sesuai dengan yang anda harapkan." dokter itu meletakkan amplop di depan Nara.

Diliputi rasa penasaran yang sangat, Nara langsung merobek amplop didepannya. Berusaha membaca dengan teliti setiap kata perkata yang tertulis dikertas yang sedang ia baca. Dahinya semakin berkerut seiring semakin kebawah pandangannya menuju. Setelah satu pemahaman hinggap di pikirannya, Nara memandang antusias kearah sang dokter pribadi. "Ini.... benarkah ini hasil akhirnya?"

Kumbang Dan Bunga [TTS #1 | TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang