those promises

477 50 8
                                    

Jeju, 28 Maret 2017

Sudah sebulan lamanya, tidak ada senyuman terhias di wajah gadis 17 tahun bernama Taemi. Alasan gadis itu untuk tersenyum kembali meninggalkannya, lagi. Haechan sudah kembali ke Seoul untuk mengikuti rangkaian jadwal tur bersama boygroup NCT. Jika diingat-ingat bulan lalu, dimana Haechan merawatnya selama seminggu penuh membuat hati Taemi dipenuhi rasa sesak. Dia benar-benar merindukan laki-laki itu.

Dia kembali mengingat bagaimana laki-laki itu melontarkan janji-janji yang Taemi sendiri ragu, apakah janji itu bisa dipegang oleh Haechan atau tidak.

..

Pada bulan Februari yang lalu, pada Minggu pagi yang dingin, Haechan mendekati sosok Taemi yang sedang asyik melamun dengan pandangan penuh kepada hamparan langit biru dan awan putih. Laki-laki itu langsung mengecup pipi Taemi lembut. Haechan bisa melihat semburat merah nampak pada kedua pipi Taemi, sedangkan gadis itu mulai salah tingkah. Haechan tertawa, lalu berdiri mendorong kursi roda Taemi dan membawanya untuk duduk disebuah bangku panjang yang tersedia di halaman rumah Taemi.

"Taemi." Panggil Haechan.

"Hm?"

"Aku akan hiatus dari NCT dan merawatmu."

"Tidak, bukankah kau sangat menginginkan karirmu sekarang? kau kan sangat ingin menjadi seorang song-writer dan produser musik. Kamu tidak boleh meninggalkan semua impianmu begitu saja, hanya demi aku."

Taemi menunduk, menyembunyikan airmata yang sudah menggenang di pelupuknya. Ia tidak mau Haechan berhenti dari seluruh mimpinya, walau sebenarnya ia sangat menginginkan Haechan untuk merawatnya.

Haechan menghela napasnya, kemudian merangkul tubuh Taemi yang terbungkus mantel tebal, lalu memeluknya erat.

"Aku tidak boleh membuatmu kesepian lagi. Kau membutuhkanku." Jawabnya.

"Ketika aku sudah menyelesaikan jadwal-jadwalku dengan NCT dan sekolah, aku akan kembali kesini, mengajakmu untuk bertunangan dan merawatmu hingga kau bisa bertahan lebih lama lagi. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk menikahimu jika aku memiliki uang yang cukup."

Airmata Taemi menetesi kedua pahanya. Nada suara Haechan sangat serius, benarkah dia ingin menikah dengan Taemi? Salah dengarkah ia?

..

Menikah. Ya, itu janji Haechan yang menciptakan keraguan di hati Taemi. Bagaimana kalau Haechan berpaling pada gadis-gadis Seoul yang lebih cantik darinya dan melupakannya yang sudah cacat ini? Rasanya Taemi ingin menangis. Dia sudah tidak bisa berpaling pada laki-laki itu. Laki-laki itulah yang sudah melindunginya sejak ia masih kecil, yang sudah membuatnya jatuh hati dan membuat Taemi memberikan seluruh cinta dan harapannya kepadanya. Ya, kepada Haechan.

Aku sudah sangat mencintai Haechan.

"Taemi, dokter sudah datang. Ayo kita terapi hari ini." Seru Ibu Taemi dari balik pintu kamar. Taemi menganggukkan kepalanya tanpa ia tolehkan pada ibunya. Beberapa saat kemudian, ia menggerakkan kursi rodanya keluar dari kamarnya.

"Halo, Taemi! Apa kabarmu?" Seru dokter Han dengan nada senang saat Taemi sudah keluar dari kamar. Taemi menggeleng, tak ada senyuman diwajahnya. Gadis itu dengan wajah sendu memandangi seluruh lukisan yang menghiasi ruangan tempat mereka berkumpul.

Koev Halev [HAECHAN] (✔)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora