Bagian 2

1.3K 206 27
                                    

Seluruh kegiatan di Pledis High School berjalan normal-normal saja hari ini. Gadis-gadis centil yang sibuk mencari perhatian para namja tampan serta kantin sekolah yang seperti arena balapan makan. Semuanya berjalan seperti biasa.

Hanya saja, ada satu yang menganggu pikiran Jihoon siang ini. Soonyoungnya, kekasihnya yang super heboh itu hari ini tidak banyak bicara. Awalnya Jihoon kira dia sakit tapi Soonyoung malah dapat nilai tertinggi di pelajaran olahraga tadi.

“Hei, Kwon Soonyoung! Apa yang terjadi denganmu?” tanya Jihoon sambil menyiapkan buku untuk pelajaran selanjutnya.

Soonyoung tidak menjawab, hanya menoleh seklias pada si manis lalu pura-pura tidak dengar. Jihoon memasang wajah tidak suka, dia diabaikan, eoh?

“Kau tuli ya? Aku bertanya padamu!” namja merah muda itu baru saja akan menusukkan jangkanya pada Soonyoung saat guru Kang masuk.

Soonyoung mendesah lega dalam hati. Guru yang biasanya ia anggap malaikat pencabut nyawa itu kali ini terlihat begitu bersahaja dan baik hati. Ya, karena dia telah menyelamatkan Soonyoung dari Jihoon yang ganas.

Sebenarnya Soonyoung dengar saat Jihoon bicara padanya. Ia juga rindu sekali bicara pada Jihoon. Namun, namja 10:10 itu ingat nasihat Seokmin dan Dino kemarin.

‘Kau harus terus diam dan jangan bicara,’

Jadi, hari ini Soonyoung benar-benar menjalankan saran dua sahabat sesatnya itu. Ia bahkan berusaha terlihat fokus sekali memperhatikan penjelasan guru Kang di depan.

“Kwon Soonyoung, kau mengerti apa yang aku jelaskan?” guru yang bisa dikatakan cukup tampan itu menunjuk Soonyoung dengan spidolnya.

Soonyoung bungkam, mengangguk saja tidak. Hanya matanya yang berkedip-kedip sebagai tanpa masih hidup. Guru Kang bertanya lagi, “Kwon Soonyoung, kau mendengarku tidak?”

Masih tanpa respon. Seluruh mata yang ada disana berpusat pada Soonyoung. Bertanya-tanya pada teman sebangku sekiranya apa yang sedang terjadi pada Soonyoung. Jihoon juga ikut bingung. Soonyoung ini gila atau apa?

“KWON SOONYOUNG KELUAR DARI RUANGAN INI SEKARANG JUGA!!”

                   OoO___000___OoO

Soonyoung berakhir berdiri sendirian di tengah lapangan dengan seragam yang basah karena keringat. Namja tampan itu mendesah kesal, “Sahabat sialan!” umpatnya.

Selalu ada kambing hitam dari setiap kejadian. Kambing hitam Soonyoung kali ini adalah Dino dan Seokmin yang sesat luar biasa. Sebenarnya mereka tidak sepenuhnya salah sih, Soonyoung saja yang berlebihan. Guru Kang bicara malah diabaikan.

Mata sipit Soonyoung nyaris menghilang saat ia menajamkan pandangannya pada dua orang namja yang berada di koridor lantai dua.

“Jihoonie?” gumamnya.

Benar, tidak salah lagi itu Jihoonya. Jihoonnya dan si Choi brengsek Seungchol. Sial kuadrat! Rasanya Soonyoung benar-benar di khianati. Lupakan nasihat Seokmin dan Dino yang sesat itu. Soonyoung tidak bisa diam lebih lama lagi.

“Jihoon! Lee Jihoon!” yang dipanggil Jihoon tapi hampir semua siswa menoleh pada Soonyoung yang berteriak seperti orang gila di tengah lapangan.

“Lee Jihoon!” teriaknya lagi. Soonyoung haus dan tenggorokannya terasa kering, tapi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Soonyoung berteriak gila-gilaan hingga akhirnya Jihoon dan Seungchol mengalihkan atensi mereka pada namja berambut biru yang berteriak di lapangan itu.

Wajah Jihoon memerah, menahan kesal dan malu yang luar biasa.

“Memalukan,” desis namja imut itu. Buru-buru ia berbalik, enggan melihat lebih lama lagi kekasihnya yang aneh itu.

Soonhoon's QuarrelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang