Disini Untukmu Story

1.2K 134 3
                                    

   "Shan! Shania!" teriak Veranda didepan rumah sambil menggedor-gedor pintu rumah Shania. Sampai Tasya ketakutan melihat bubinya yang bingung dan tampak resah. Tasya hanya memegang tangan Veranda erat dan diam.

   "Kak, ka Ve kenapa?" Shania langsung bertanya ketika ia sudah membuka pintu dan melihat Veranda begitu resah juga bingung.

   "Kaka titip Tasya sama kamu! Karena kaka mau ke rumah sakit sekarang," Veranda dengan cepat memberikan Tasya ke Shania. Genggaman tangan Veranda ia lepaskan dari Tasya. Lalu Veranda segera pergi tanpa pamit untuk masuk ke dalam mobil.

   "Bubi," panggil Tasya. Shania berjongkok dan memeluk Tasya erat. Mungkin Veranda sengaja menitipkan Tasya pada Shania karena hari sudah larut malam, dan itu tidak baik buat kesehatan Tasya pergi malam-malam ke rumah sakit. Karena disana banyak virus penyakit.

   Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Veranda terus menyebut nama Kinal. Ia memanggil Kinal tak henti-hentinya.

   Ketika sampai di rumah sakit, Veranda segera turun dari mobil dan berlari ke dalam mencari ruang rawat Kinal. Dia berlari kesana kemari mencari ruang rawat tulip. Karena menurut informasi yang Veranda dapat kalau Kinal dirawat di ruangan tersebut. Saat Veranda berlari dilorong rumah sakit ia terjatuh karena lantainya basah dan baru saja dipel.

   "Anda tidak apa-apa?" tanya seorang petugas pembersih rumah sakit yang menolong Veranda berdiri.

   "Gak. Saya gakpapa," Veranda berdiri dengan bantuan petugas pembersih, "ruang rawat tulip dimana ya?" tanya Veranda saat ia sudah berdiri tegap.

   "Oh, ibu jalan lurus terus ke depan, nanti ketemu minimarket belok kiri," jawab petugas pembersih.

   "Makasih."

   Veranda bergegas ke ruang rawat tulip, langkahnya ia perbesar supaya cepat sampai. Mungkin Veranda ingin bertemu dan mengetahui keadaan Kinal. Karena tadi Veranda dapat telepon dari seseorang yang mengabarkan kalau pesawat Kinal kendarai tergelincir saat melakukan landing.

   Sampai di ruang rawat tulip, Veranda dengan cepat membuka pintu kamar rawat untuk segera masuk. Dan ia terkejut ketika melihat orang yang terbaring ditempat tidur sudah ditutupi kain putih pada seluruh tubuhnya.

   Tubuh Veranda mendadak lemas, perlahan kakinya berjalan mendekati tempat tidur dimana Kinal sedang terbaring. Air mata Veranda pun perlahan jatuh ke pipi. Dia tak menyangka kalau dirinya akan ditinggal Kinal secepat ini.

   Ini juga yang Veranda khawatirkan, pekerjaan Kinal beresiko tinggi. Karena nyawa taruhannya.

   "Nal," ucap lirih Veranda yang sudah ada disamping bangsal Kinal terbaring. Ia menangis terisak sampai mulutnya ditutup menggunakan tangan. Kesedihan Veranda begitu mendalam, orang yang sangat ia cintai meninggalkannya begitu cepat tanpa pesan apapun.

   Veranda jatuh diatas tubuh Kinal sambil memeluk dan menangis histeris.

   "Aku gak bisa hidup tanpamu, Kinal! Bangun! Dan aku gak mungkin bisa bertahan hidup di dunia ini jika tidak ada kamu disampingku. Bangun, sayang. Bangun!" teriak Veranda.

   "Ini gak mungkin terjadi. Jangan tinggalkan aku, Nal. Ini gak boleh terjadi, Kinal!" Veranda berteriak terus, dia tak percaya kalau dirinya secepat ini ditinggal orang terkasih.

   "Nal, aku gak sanggup ditinggal kamu. Bangun, Nal!" Veranda melepas pelukannya dan menarik penutup kain putih yang menutupi Kinal untuk melihat wajah orang terkasih dia.

   Veranda langsung terkejut, matanya sedikit menyipit untuk melihat Kinal yang terbaring diatas bangsal dan sedang menggigit mawar putih di mulutnya. Kedua tangan Kinal ada diatas dada dan ia satukan untuk memegang sebuah kotak kecil berwarna merah.

Edisi KangenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang