Pencuri Hati Story

2.1K 142 9
                                    

Perhatikan kode dibawah ini,
20++
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"apa aku terlihat gendut?" Veranda berdiri didepan cermin sambil memperhatikan dirinya disana. Ia sedang mencoba baju baru yang dibelikan Kinal sepulangnya dari kantor hari ini.

Sedangkan Kinal yang baru keluar dari kamar mandi memandang kesayangannya itu sambil mengeringkan rambut panjang dia yang masih basah menggunakan handuk kecil. Lalu Kinal berjalan mendekati Veranda dan berdiri dibelakang dia.

"kalau badan kamu segitu dibilang gendut, gimana dengan badanku ini ve?" Veranda tersenyum melihat Kinal dari pantulan cermin.

Setelah itu Kinal duduk di kursi meja kerja dan menyalakan laptopnya. Mungkin boss besar Jarum Group akan melanjutkan pekerjaannya lagi. Melihat Kinal duduk didepan meja kerja seperti itu, Veranda menghela nafas dan langsung menghampiri Kinal disana.

 Melihat Kinal duduk didepan meja kerja seperti itu, Veranda menghela nafas dan langsung menghampiri Kinal disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kamu udah di rumah, ngapain lagi ngurusin kerjaan kantor." Veranda duduk dipangkuan Kinal dan mematikan laptopnya kembali, bukan hanya dimatikan, tapi Veranda juga menutup laptop Kinal.

"sebentar aja, ada proposal yang harus kubaca sayang." Tangan Kinal berusaha membuka laptopnya kembali, tapi sayang dia tidak berhasil. Karena Veranda menjauhkan benda itu darinya.

Kinal tertawa dan menggelengkan kepala, kedua tangannya ia lingkarkan ke tubuh Veranda sambil menciumi punggung dia lembut.

"ok, aku gak akan ngurusin kerjaan deh! tapi aku mau ngurusin kesayangnku yang satu ini aja." Mungkin itu yang diinginkan Veranda. Dimana Kinal akhirnya mengerti tanpa harus susah payah bicara panjang lebar.

"bagus." Ucap Veranda senang, dia memegang tangan Kinal supaya kedua tangan itu memeluk tubuhnya erat.

"i love you, honey." Bisik Kinal nakal di telinga Veranda. Kepala Veranda menoleh untuk melihat Kinal yang sedang tersenyum dibelakangnya. Dengan cepat Kinal mendaratkan ciuman ke pipi Veranda saat itu juga.

Situasi seperti itu membuat keduanya semakin lengket. Apalagi tangan Veranda meremas tangan Kinal yang saat ini sedang melingkar di perutnya. Kemudian Kinal meraih remote diatas meja kerja dan menekan tombol off. Seketika lampu kamarpun padam. Kinal juga menekan tombol play untuk memutar musik pada cd player, tidak lupa dia juga menekan tombol lock pada pintu kamar, jadi terkuncilah pintu kamar mereka berdua sekarang.

Untung masih ada cahaya bulan yang masuk dari jendela, karena tirainya tidak Kinal tutup. Membuat suasana kamar jadi romantis dengan penerangan alakadarnya yang redup dan samar-samar. Tangan Kinal juga mulai nakal naik keatas dan meremas kedua payudara kesayangan dia, sampai Veranda menggelijang lalu manahan nafas dan menggigit bibir bawahnya untuk merasakan sensasi sentuhan Kinal. Ciuman Kinal mulai panas dan menggelora di leher jenjang putih nan mulus milik Veranda, sedangkan tangannya merambah ke setiap inci tubuh depan kesayangannya itu dengan lembut. Hingga tangan kanan Kinal berhenti di miss V kepunyaan Veranda, iapun menggesek-gesekan perlahan tangannya disana. Veranda mendesah dan mendongakan kepalanya keatas, mungkin ia merasakan kenikmatan yang luar biasa saat Kinal menyentuhnya.

Edisi KangenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang