Episode Tiga Belas

567 49 4
                                    

Keesokan harinya ponsel eunji berbunyi ia membuka mata dengan malas, ia lupa hari ini harus survey kelokasi pernikahan kliennya.

"wae?"
"nona lee maaf aku tak bisa menemanimu survey tempat klien baru kita"
"astaga aku lupa harus survey, nde gwenchana" ucap euji memutus sambungan telfon.

"JIEUNNN"teriakan eunji bangkit dari tidurnya lari dari kamar. jieun terlihat masih tidur, eunji langsung loncat ketempat tidur. Jieun dibuat kaget eunji "YAK!!"omelnya dengan suara serak. "cepat antar kan unnie mu survey tempat!!" "tidak mau"jawabnya cepat "ku traktir makan!" "tidak" "bagaimana......"eunji masih memikirkan apa yang bisa membujuk jieun "bagaimana dengan tas hermes baru" mata jieun yang tadi tertutup langsung terbuka "o, baiklah ayo"ucap jieun langsung bangkit dari tempat tidur, eunji hanya menggeleng-gelengkan kepala hanya mengajak jieun ia harus rugi banyak.

Sampainya disana jieun melihat padang rumput hijau yang dilator belakangi gunung "whoa daebak!!"ceplos dari mulut jieun. sementara eunji sedang berbicara dengan staff villa mengatur penempatan dekorasi. jieun mengirup udara benar-benar sejuk ia berlari tak tentu arah menikmati udara dingin sampai ia tak melihat kedepannya ada seorang pria membawa gelas berisikan teh hangat dan byuurr.. teh itu mengenai baju pria itu. "maafkan aku, aku tak melihat mu. Maafkan aku tuan"ucap jieun membungkuk 160 derajat. "haissh!"hanya itu yang keluar dari mulut pria itu sambil mengelap kemeja putihnya yang basah , jieun membantunya mengelap kemeja pria itu dengan cardigan miliknya. "tidak usah! Merepotkan! Kau tau aku ada meeting hari ini!!"omel pria itu. "baiklah aku akan membelikan kemeja untuk mu. Tunggu disini" "yak! Kau mau membuatku masuk angin eoh?!"
"oh, baiklah berikan nomor ponsel mu aku akan menghubungimu" "chh?memberikan nomor ponsel ? kau ingin berkenalan dengan ku eoh??" jieun mulai emosi, kalau saja bukan jieun yang salah mungkin jieun akan memukul kepala pria ini dengan sepatu miliknya.
"lalu kau mau bagaimana eoh?!! Sudah untung aku mau bertanggung jawab!!"
"mwoo?? Kau membentak ku?!! aishh tak pernah ku sangka kau berani juga rupanya!!" emosi jieun mulai naik ia meninggalkan pria itu, pria itu berteriak lalu mengejar jieun menarik tangan jieun "yak!! Kau mau kabur begitu saja!" "nampaknya kau tak butuh bantuan ku, daripada aku mengeluarkan tenaga ku sia-sia lebih baik aku pergi bukan?" pria itu menghela nafas "baiklah aku akan memberi nomor ponsel ku dank au harus cepat membeli kemeja ku!!" jieun memngangguk, pria itu memberikan nomor ponselnya "manusia aneh" nama panggilan kontak jieun. jieun bergegas pergi mencari butik terdekat.
"kalau saja bukan aku yang salah akan ku cincang dia!!"gerutu jieun di dalam taksi. Lalu ponsel jieun berbunyi "eunji call" jieun mengangkat sambungan telepon dan mengatakan ia sedang keluar sebentar. sampainya dibutik jieun memilih kemeja, "ukuran kemeja suami nyonya ukuran berapa?"tanya SPG itu. "suami ? ah aniya aku belum menikah. ukuran L" "mianhe nyonya, silahkan ikuti saya"ucap spg itu menunjukan stand bagian kemeja pria. jieun memilih satu kemeja itu "aishh aku mengeluarkan banyak uang demi kemeja ini"gerutu jieun. jieun kembali ke villa tersebut, ia langsung menelfon pria menyebalkan itu. "aku di villa no 2, kau bisa datang kesini". "apa dia sedang menyuruh ku?! aigoo orang ini!!" ketus jieun, mencari villa nomor 2. "ini villa nomr satu seharusnya ada disekitar sini nomor duanya"ucap jieun, namun pandanganya tertarik melihat banyak bodyguard berjas hitam. ia pun menghampiri kumpulan bodyguard itu benar saja itu villa nomor 2. "maaf nona ada keperluan apa?"tanya salah satu bodyguard. "berikan ini pada pemilik villa itu"ucap jieun menyerahkan paper bag pada bodyguard. Bodyguard mengecek isi paperbag tersebut sampai membongkar kemeja itu "YAK! Kenapa kau melihatnya kasar sekali! Kau ini kan bukan pemilik kemeja ini!dasar tidak sopan!!"omel jieun. suara jieun terdengar sampai kedalam villa.

Lalu bodyguard itu menunjukan pistolnya di pinggangnya. "whoa daebak! Jadi kau mengancam ku dengan pistol itu ?!! haissh bahkan aku tau berapa tahun kau akan dipenjara jika mengancam warga sipil dengan senjata!! "ucap jieun melotot. "sudah-sudah tolong maafkan rekan saya nona"ucap salah satu bodyguard.
"cepat minta maaf "ucap jieun. "saya minta maaf nona"ucap bodyguard itu.
"rapihkan kemeja itu!"suruh jieun "ne"jawabnya lalu melipar kembali kemeja yang sudah ia bongkar. jieun menelfon pria itu. "aku sudah membelikan kemeja itu, sekarang ada ditangan bodyguard mu!ambil sendiri. Tanggung jawabku sudah selesai!!" "tunggu!! Jangan pergi dulu!!" jieun mematikan sambungan telefonnya, ia sudah malas berhubungan dengan pria itu. "maaf nyonya kau harus masuk" "bilang aku sedang sibuk!" "maafkan kami"ucap beberapa bodyguard menggendong jieun.

"yak!! Aissh benar-benar!! Turunkan aku!yak!!"ucap jieun meronta. "betapa sialnya hari ini"ucap jieun.
Jieun sudah masuk kedalam villa tersebut, ia melihat pria itu sedang duduk dibangku sambil memegangi segelas minuman. "mau apalagi eoh ?!"omel jieun melipat kedua tangannya. pria itu tersenyum. "aku butuh bantuan mu". "aku menolak!" "aku tau semua tentang mu lee jieun" "kau?tau nama ku?" pria itu mengangguk lalu ia berdiri, "kau tidak tau aku?!"ucap pria itu tersenyum meremehkan. "memang kau siapa?! Bahkan wajahmu sangat asing" "jadi kau belum diberitahu nenek mu, aku lee junki pewaris lotte coporation" "lalu apa hubungannya denganku ?" "kau tunangan ku lee jieun" "MWO?!!!"teriak jieun spontan. "kau boleh menghubungi nenekmu" jieun pun enekan angka 2 panggilan cepatnya. Neneknya membenarkan perkataan pria itu, jieun pun pergi tanpa pamit. "sial apa aku akan menjadi bahan perjodohan karena perusahaan?"omelnya dalam hati. "jieun kau darimana saja?!"omel eunji melihat jieun di lobi. "apa kau sudah tau tentang pertunangan sialan ini!!"omel jieun. "kau ?tunangan?? aniyo aku baru tahu ini. "ucap eunji "aku tak mau tunangan dengan pria angkuh itu!! kau harus menyamar menjadi aku unnie" eunji menggeleng, "lebih baik kita temui nenek"

Selamat membaca gaess 👋👋

TWIN Where stories live. Discover now