Setiap berjalan pulang belanja kebutuhan kedai ataupun kebutuhan rumah tangga, Boboiboy terkadang melihat teman-teman perempuannya tengah berbelanja baju, aksesoris, alat dandan untuk mempercantik diri mereka. Mereka duduk-duduk di café, hendak menonton di bioskop, belanja barang-barang yang mereka inginkan. Di tangan lentik dan ramping para gadis itu tergantung tas-tas belanja barang-barang ber-merk, tas-tas kecil cantik dengan logo manis menghias.

Boboiboy tahu segala kewajiban yang harus ia jalani. Dan ia tak pernah mengeluhkan semua apa yang ia lakukan. Tapi bagi seorang gadis normal, ada rasa iri dalam hati kecilnya. Ada rasa ingin melakukan hal-hal yang biasa dilakukan gadis-gadis tersebut.

Setiap Boboiboy bercermin pada kaca-kaca etalase toko yang mempertontonkan baju dan barang-barang mewah di baliknya, gadis itu selalu merasa dirinya adalah sebuah debu yang dengan mudahnya tertiup dan terbang entah ke mana, dibandingkan para gadis-gadis bagai bidadari yang duduk di dalam café, di balik kaca-kaca tersebut.

Boboiboy berdiri melihat sosok dirinya yang menggendong barang belanjaan berisi sayur, daging, bahan-bahan masak lain, dan bahan-bahan kimia pembersih rumah. Hanya kaos dan rok jeanssederhana yang menutupi hingga bawah lutut, tubuhnya dilindungi sweaterwarna gading. Rambutnya hitam sedikit terkibar tertiup angin.

Apa yang membuat Fang mencintaiku? Apa Fang masih mencintaiku? Ataukah hatinya sudah berpindah pada perempuan lain yang lebih cantik, yang ia temui setelah aku...?

Apakah... pilihanku tepat ketika memilih untuk tetap menjadi perempuan seperti yang diinginkan Fang dahulu...?

Perasaan khawatir dan takut seakan menghantuinya setiap saat. Setiap ia melihat punggung Fang.

"Bengong je?"

Boboiboy sedikit tersentak. Ia melihat wajah Fang yang tersenyum hangat padanya. Wajah yang dibanjiri peluh keringat setelah bermain basket. Usil, cowok itu mencolek hidung Boboiboy dan membuat gadis tersebut tertawa kecil.

"Dah lama tunggu? Maaf, aku tak sadar kau dah kat sini..."

"Tidak... baru je..."

Fang menghela napas melihat senyuman di wajah tunangannya "Ada apa...? Kau sembunyikan sesuatu...?"

Boboiboy menggeleng sambil memberikan handuk pada Fang "Lagi baik kau ganti baju... Nanti sakit kau, Fang..."

Fang terdiam. Ia tahu jika ia terus bertanya, Boboiboy tetap akan menjawab dengan gelengan yang sama. Tanpa ragu cowok tersebut mencium dahi kekasihnya. Boboiboy menikmati sentuhan bibir Fang yang menempel cukup lama pada dahinya.

Dari tasnya, Fang mengambil selembar kaos berwarna ungu gelap, warna kesukaannya. Tanpa ragu, cowok itu membuka baju membiarkan tubuh bagian atasnya terekspose di hadapan Boboiboy. Keringat bercucuran membasahi tubuh tegap gagah tersebut. Boboiboy tak bisa mengalihkan pandangannya dari tubuh Fang. Namun apa yang ia pikirkan sebelumnya justru membuat gadis itu semakin merasa bahwa Fang terasa begitu jauh digapai. Wajah Boboiboy semakin menunduk sedih.

Fang telah menutupi tubuhnya kembali dengan kaos yang kering. Ia menyadari kondisi kekasihnya yang duduk termangu di hadapannya. Kesedihan tersirat setiap wajah itu menunduk.

"Boboiboy...?" Fang duduk di samping dan merangkul kekasihnya. Kembali, hanya sebuah senyuman yang membalas.

"Nak balik...? Yuk..." bujuk Boboiboy sembari berdiri dan menenteng tas di bahunya. Fang semakin khawatir melihat kekasihnya.

Keduanya berjalan berdampingan dengan tangan saling menggenggam bergandengan.

Tanpa Boboiboy sadari, Fang sesekali mencuri-curi pandang, melihat wajah kekasihnya yang cerah terkena sinar matahari sore. Sang pria terdiam menikmati sentuhan lembut jemari lentik di tangannya yang bersarung tangan ungu gelap.

BOBOIBOY:LOVE STORY [FANG X BOBOIBOY](COMPLETED)Where stories live. Discover now