Suara isak yang pelan membuat Tok Aba tertegun dan duduk di sisi tempat tidur. Kakek itu mengelus kepala cucunya yang tertutup topi. Perlahan Boboiboy mengangkat wajahnya. Jelas terlihat air mata bercucuran dari mata penuh kesedihan Boboiboy. Tok Aba terkejut sambil mengelus-elus punggung cucunya "Eikh? Kenapa ni? Kenapa kau menangis?"

"A, Atoook...! Aku tak nak punya tubuh macam ni...! Aku tak naaaak! Aku dah jadi lemah... Semua orang dah ejek aku...!" Tok Aba membiarkan cucunya meraung di pelukan hingga bajunya basah terkena rembesan air mata dari Boboiboy. Belum pernah kakek itu melihat cucunya sesedih demikian.

Tanpa menanyakan lebih jauh lagi, Tok Aba hanya tersenyum lembut dan mengelus kepala cucunya. Ia menghela napas memaklumi apa yang ditangisi Boboiboy "Hmm, bagaimana kalau macam ni... hari ini, kau tak payah sekolah dahulu...? Bolehlah cuti sehari je... cuba kau jumpai Adu Du, Atok titip hot cocoa specialuntuknya dan Probe..."

Boboiboy mulai menghentikan isak tangisnya. Ia merasa tak ingin bertemu siapapun hari itu. Guru-guru, teman-temannya, apalagi Fang. Akhirnya Boboiboy mengangguk atas apa yang disarankan Tok Aba. Setelah menelepon sekolah Boboiboy untuk minta ijin, Tok Aba memberikan sebuah termos berisi cokelat panas spesialnya kepada Boboiboy. Bocah bertopi itu pamit dan berjalan menuju tanah kosong markas Adu Du dan Probe, meninggalkan Ochobot yang heran mengapa Tok Aba membiarkan Boboiboy membolos.

---------------------------------------

Begitu ia memasuki pintu markas dan menuruni lorong, Probe lah yang menyambut Boboiboy dengan sifat ceria yang selalu tampak pada robot ungu tersebut "Eikh! Boboiboy! Selamat dataaang! Kau tak sekolah ke hari ini? Sakit ke? Kena rehat ke? Ah, kau duduk je di sini... Aku panggilkan incik bos sekejap! Incik booos... Oooo incik bos...!" Probe menyodorkan kursi pada Boboiboy dan memanggil Adu Du. Alien hijau tersebut keluar dengan lemas dari ruang laboratoriumnya. Boboiboy langsung tahu ia telah bekerja keras setiap hari demi mengembalikan tubuh perempuannya ke wujud semula.

"Hai, Boboiboy... maaf... senjata tu belum selesai... aku masih cuba cari komponen-komponen pengganti di bumi sebisa mungkin..." Adu Du duduk di hadapan Boboiboy sambil bersandar lemas pada kursinya. Probe menyeduh cokelat panas untuk Adu Du yang diberikan Boboiboy ketika ia disambut Probe tadi. Melihat kondisi Adu Du yang kelelahan, Boboiboy jadi merasa bersalah. Ia merasa karena dirinyalah Adu Du menjadi kerepotan seperti demikian.

"Adu Du... maaf... kau... dah jadi repot macam ni karena aku..." Boboiboy menunduk

"Eikh? Apa? Justru akulah yang minta maaf...! Kau jadi macam ni karena senjataku la...! Tapi kau sudah bantu buktikan bahwa senjata tu berfungsi... Hanya saja... tak tepat masa dan orang je... Justru kau yang kena... maafkan aku, Boboiboy..." Adu Du ikut menunduk. Probe memandang keduanya bergantian. Sebenarnya ia pun turut merasa bersalah karena dirinya yang telah melempar senjata itu kepada Ejo Jo.

"Kau... macam mana keadaanmu sekarang...? Sehat ke? Aku takut ada efek samping..." tanya Adu Du pelan. Bahkan di mata alien itu Boboiboy telah berubah menjadi sosok anak perempuan yang sejati, maka ia berusaha menjaga tutur katanya agar tak menyinggung perasaan.

Boboiboy tersenyum lemah dan menggeleng "Tak ada... aku tak rasa apapun... tapi, macam aku dah jadi anak perempuan betul ni... aku tak lagi punya kuasa macam anak laki-laki..."

"EH? KUASA ELEMENMU DAH LENYAP?" Adu Du dan Probe menjerit panik bersamaan nyaris tersedak cokelat yang baru mereka teguk.

"Bukan! Bukan kuasa elemenku...! Maksudku... kuasaku sebagai anak laki-laki... Mengangkat beban berat je aku tak sekuat dulu... Benar-benar dah macam fisik perempuan ni..." Boboiboy buru-buru menjelaskan lebih lengkap sebelum Probe melayang-layang lebih panik. Robot itu langsung tenang kembali dan terbang di dekat tuannya.

BOBOIBOY:LOVE STORY [FANG X BOBOIBOY](COMPLETED)Where stories live. Discover now