3

892 19 0
                                    

Hel coba lihat itu ada stand pendaftaran paduan suara," seru icha padaku setelah selesai melakukan kontrak mata kuliah dan ketemu dosen pembimbing akademik
"Trus kenapa?" Aku bingung nggak nyambung
"Kita daftar yok, ada ka ray juga disana hel."
"Malas ah kamu aja yang daftar sono, aku temanin deh."
"Yahh rahel nggak seru, masa aku doang yang daftar ayolah hel, lagian kita belum tentu diterima loh ini masih ada proses prosesnya"
"Aku nggak suka ikut organisasi cha, apalagi itu nyanyi sekalipun aku suka nyanyi itu bukan berarti aku suka ikut paduan suara."
"Ayolah hel, coba aja dulu kalo nggak nyaman nanti baru ambil keputusan"
"Aku udah bilang nggak mau icha, mau aku kawani apa nggak? Klo nggak kita pulang aja, urusan kita udah slesai kan."
"Tunggu dulu, kawani aku daftar dulu"
"Ya udah ayo, coba dari tadi kita daftar pasti udah selesai"
Aku dan rahel melangkah menuju tempat paduan suara mahasiswa fakultas ekonomi yang disana kebanyakan senior yang jaga stand pendaftaraannya termasuk ka ray
"Ka mau daftar, seru icha dan salah satu senior memberikan dua buah formulir pendaftaran "satu aja ka, aku doang yang daftar teman ku nggak. " tolak icha
"Kalo sudah datang kesini itu artinya mau mendaftar. Ini isi satu lagi formulirnnya" senior itu memberikan ku formulir
"Tapi ka aku Cuma ngawani icha doang,"
"Nggak ada tapi tapian, mau di ospek lagi?"
"Nggak ka." Aku segera mengambil formulir yang diberikan
"Buruan isi formulirnya" kata senior itu lagi
Aku segera mengisi formulir pendaftaran, ini semua gara gara icha ngapain coba harus ikut paduan suara, malu banget aku di bentak sama senior mana ada ka ray disitu
"Udah ka," aku menyerahkan formulirnya dan aku melihat ka ray hanya senyum senyum lihat aku dibentak sama senior
"Tunggu nanti kabar selanjutnya dari kakak apakah kalian di terima apa nggak"
"Ia ka, jawabku dan icha kompak" dan kami berlalu meninggalkan stand pendaftaran
"Tau nggak hel ka ray tadi senyum sama aku, lesung pipinya itu loh" icha sengaja bahas ka ray supaya aku nggak marah
"Ka ray kamu bilang? Tau nggak gara gara kamu aku jadi ikut daftar kan?"
"Ya bagus dong hel, berarti aku punya kawan. Jawab icha masang muka muka nggak berdosa
"Bagus apanya? Udah aku bilang kan aku nggak minat kamu sih ajakin aku kesana"
"Itu mah derita kamu jadi bukan salah aku dong, lagian kita kan belum tentu diterima hel tapi aku berharap sih diterima jadi bisa lebih dekat sama ka ray"
"Ka ray lagi ka ray lagi jangan mimpi deh ras, kakak itu pasti udah punya pacar"
"Sok tau kamu hel, tau dari mana?"
"Secara cowok seganteng dan se cool ka ray nggak mungkin banget lah nggak punya cewek."
"Belum tentu hel. Buktinya cewek semanis dan secantik kamu aja masih jomblo sampai sekarang"
"Apaan sih cha, jadi nyindir nih ceritanya"
"Bukan nyindir hel tapi itukan fakta,  jadi ada kemungkinan dong ka ray jomblo"
"Terserah deh ayo  pulang." Aku dan icha berlalu meninggalkan kampus karena semua urusan kami sudah selesai
Menjadi mahasiswa itu memang nggak serumit SMA lagi yang masih diperintah guru ini itu jadwal kuliahnya juga nggak seperti anak SMA yang satu harinya harus tujuh les pelajaran. Anak kuliahan memang berbeda dengan anak sekolahan dari segi seragammnya dan cara berpikirnya juga berbeda.
Memasuki semester pertama memang masih terbawa masa masa SMA nya sedikit, maklum masih baru menginjakkan kaki di bangku kuliah jadi wajar wajar aja dong mahasiswa baru itu kelakuannya mirip anak SMA
Saat pulang dari kampus aku dan saras jalan ke parkiran untuk segera pulang ke rumah ternyata ka ray sudah nunggu diparkiran memegang dua lembar surat dan segera menghampiri kami
"Hei hel cha," sapa ka ray
"Hey juga ka," jawabku dan saras kompak
"Ini ada surat untuk kalian berdua nanti aja dibuka dirumah," kata ka ray sambil menyerahkan surat tersebut pada kami setelah menerima surat itu aku dan saras kebingungan
"Surat apaan ini ka? Surat cinta yah?" Tanya icha
"Palingan juga surat paduan suara kemarin, ia kan ka" tanya ku pada ka ray
"Rahel benar itu surat undangan dari panitia paduan suara mahasiswa," jawab ka ray menjelaskan
"Kita diterima ya ka?" Tanya icha dengan penuh semangat
"Yah belum dong cha, audisinya aja belom gimana mau diterima, kan kemarin baru mendaftar, baca aja suratnya nanti pasti ngerti kog, ya udah kakak duluan ya masih ada kuliah soalnya," ka ray pamitan dan pergi
"Okey ka," semangat kuliahnya sahut icha
"Apaan sih sok formal banget pake surat surat segala," ketusku sambil membuka surat yang diberikan ka ray
"Namanya juga organisasi hel, ya harus formal dong eh bacain dong apa sih isinya jadi penasaran," tanya icha sambil menghidupkan mesin motor hari ini icha sengaja membawa motor kekampus untuk menghindari macet karena kami masuk kuliah pukul delapan pagi
"Isinya itu minggu depan kita audisi di sekretariat PSM sabtu dan minggu mulai jam dua siang," jawabku sambil menaiki motor
"Bagus dong kalau gitu berarti bisa ketemu  sama ka ray dong selama dua hari itu," kalau udah berhubungan sama ka ray wajah saras selalu berseri seri
"Kalau ngomongkin ka ray aja langsung semangat, udah yang bagus bawa motornya, ntar kita masuk got lagi"
"Ia bawel, jawab icha ketus
Seminggu berlalu begitu cepat kini tiba saatnya kami mengikuti audisi paduan suara mahasiswa se universitas yang namanya dari awal gak ada semangat mau gimana pun tetap aja gak semangat. Tapi beda dengan icha yang sangat antusias mengikuti audisi paduan suara
"Ayo hel jangan sampe kita terlambat nanti, kita masih audisi loh"
"Ia ah bawel banget sih."
Aku dan saras menuju tempat yang dituliskan dalam surat, tempat itu merupakan salah satu tempat yang sering dipake mahasiswa mahasiswa dalam organisasi yang posisinya berada ditengah hutan lindung. Sesampainya di tepat yang ditentukan aku  aku dan saras serta beberapa mahasiwa lainnya memasuki ruang audisi, satu persatu mahasiswa sudah memasuki ruang audisi kini giliran aku yang masuk ruang audisi, ternyata diruang audisi itu tidak seperti yang kupikirkan hanya ada beberapa penguji aja yang ada disana ternyata disana telah di desain.
Dengan rasa malas aku mulai bernanyi karena memang dari awal aku tidak pernah berniat ikut paduan suara ini, tapi baru satu bait lagu aku nyayiin senior sudah menghentikanku
"Kamu bisa nyanyi apa gak? Suaramu kayak dicekik gitu, kata salah satu senior
Nggak punya bakat nyanyi berani beraninya datang kesini. Timpal senior yang lain
Karena kesal dikatain begitu akhirnya aku pun mengeluarkan semua kemampuan yang kubisa
Dan aku berhasil menyanyikan lagu because of you, setelah selesai bernyanyi senior menyuruhku keluar.
Setelah semua peserta menampilakan bakatnya dengan suara khas masing masing, semua peserta dipersilahkan untuk istirahat sebentar untuk mandi dan bersih bersih karena sebentar lagi akan memasuki test kedua yaitu test mental. Hari sudah malam dan semua peserta sibuk mondar mandir kesana sini untuk membersihkan diri karena waktu istirahat hanya lima belas menit.  Pembawa acara memandu semua peserta untuk kembali lagi keruang audisi karena akan makan malam setelah makan malam semua peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyusuri hutan sebagai test mental. Kebetulan aku dan saras beda kelompok jadi aku mulai membaur dengan peserta yang lain. Setelah diberi aba aba kami setiap kelompoknya memasuki hutan yang sudah disetting dengan beberapa jebakan yang akan menguji mental kami. Setelah beberapa kilometer dari tempat kami mengikuti acara kami dikagetkan dengan suara sura aneh yang tentunya suara suara yang dibuat senior- senior untuk menakut-nakuti kami dan menguji mental kami dan karena memang aku dasarnya tidak penakut jadi aku santai aja dengan semua jebakan yang diciptakan senior dan beberapa teman-temanku ada yang sangat ketakutan dan bahkan ada yang pingsan. Setelah waktu menunjukkan pukul dua puluh tiga wib semua kelompok di persilahkan untuk masuk ke tempat diadakannya acara. Dan kami pun beristirahat.
Pukul 05.00 wib kami pun kembali dibangunkan para senior untuk olahraga pagi mengitari seluruh hutan katanya untuk melatih pernafasan kami agar terbiasa untuk bernyanyi. Setelah kami lari lari kami pun senam pagi agar pernafasan kami semakin terlatih.
Sebelum serapan aku menghampiri icha
Untuk apa sih kita lari lari gak ada gunanya yang ada capek, gerutuku pada icha
Apaan sih hel, gak boleh gitu namanya pelatihan
Bayangin aja ras kita belum tentu diterima tapi kita harus mengikuti ritual mereka, kalo diterima sih gak masalah nah klo gak diterima kan rugi. Yang ada capek doang. Rahel masih belum habis pikir kenapa mereka harus mengikuti kegiatan yang menurut rahel tidak terlalu penting.
Kalo kalian gak ditest satu satu gimana kami mau tau kemampuan kalian, kata seseorang dari belakang dan dalam waktu bersamaan rahel dan saras menoleh ke belakang
Eh ka ray, sejak kapan disitu? Kata saras yang kaget dengan kehadiran ray
Baru aja, Cuma numpang lewat koq sambil mengawasi semua peserta, jawab ray enteng dan disambut senyuman paling manis dari saras.
Hel jangan melamun gitu nanti kemasukan loh, kata ray yang membuat rahel semakin jengkel
Apaan sih ka, biarin aja kemasukan biar aku gak usah ikut kegitan berikutnya, capek tau ka. Kata rahel masih dengan kondisi kesal
Hush gak boleh ngomong gitu ini di hutan loh, kalo benar kejaidan gimana? Ray berusaha menakut nakuti rahel, icha yang mendengar itu aja ketakutan apalagi sampai membayangkannya.
Gak lucu tau ka. Kata rahel cuek
Makanya jangan ngomong yang aneh aneh, ray mengacak acak rambut rahel dan berlalu meninggalkan mereka berdua
Setelah serapan semua peserta memasuki ruang audisi untuk mengikuti test terakhir yaitu pengetahuan dasar tentang nada,
Mereka disuguhi dengan beberapa lembar kertas yang berisi not angka yang akan diubah ke not balok
Rahel semakin kesal karena itu merupakan hal yang paling dibencinya mengubah not angka menjadi not balok. Dulu waktu di SMP aku memanag pernah belajar not angka dan not balok, tapi tetap aja tidak tahu, aku hanya memandangi kertas yang ada ditanganku dan memutar memory otakku kebeberapa tahun lalu semasa duduk di SMP. Melihat aku kebingungan ka ray datang menghampiriku.
Susah soalnya ya? Kata ka ray
Lumayan lah ka, aku paling benci mengubah not angka ke not balok, jawabku singkat
Ya udah isi aja apa yang kamu tahu, jawab ka ray berlalu meninggalkan ku. Dan saat itu juga aku mengutuki saras dalam otakku kenapa anak itu harus mengikuti audis PSM dan menyeretku ikut bersamanya, dan aku juga mengutuki ka ray yang tidak membantuku dan malah membiarkanku.
Masih dalam pikiran yang berputar putar aku mencoba menuliskan jawaban jawaban dari soal soal yang tertera di kertas yang diberikan kepada peserta. Dengan ingatan yang tidak sempurna aku berhasil menjawab semua soal tanpa yakin akan benar. Karena memang aku kurang tertarik dan tidak terlalu berharap untuk menang. Disudut lain aku melihat saras yang dengan santainya mencoret coret kertas yang dipegangnya.
Setelah mengumpulkan jawaban kami keluar satu persatu dari ruangan dan diberi aba aba untuk kumpul karena akn mengikuti kegiatan terakhir yaitu outbound. Dan kami kembali dibagi menjadi beberapa kelompok dan lagi lagi aku dan saras beda kelompok. Setelah menaklukkan lima permainan dengan akhir basah basahan karena disirami dengan air oleh para senior kami pun dipersilahkan duduk. Sebelum penutupan acara kami pun ditanyin apa maksud dari outbound dan setelah memebrikan pendapat senior yang memandu kami pun menjelaskan bahwa tujuan dari outbound ini adalah untuk melatih kerja sama antar peserta karena itu juga termasuk dalam kriteria penilaian untuk diterima sebaagi anggota paduan suara mahasiswa fakultas ekonomi. Katanya dalam paduan suara itu kita harus menajlin kerja sama yang bagus untuk menciptakan suara yang enak didengar, dan kita juga tidak boleh terlalu menonjolkan diri. Setelah sayonara aku dan saras balik kekostan setelah mandi dan beres beres aku merebahkan diri diatas tempat tidurku yang sangat menggoda untuk mataku yang lelah dan seketika aku terbang ke alam mimpi.

A Day to RememberWhere stories live. Discover now