2

1.2K 27 0
                                    

Bangun hel nanti terlambat lagi", suara tanteku membangunkanku
dengan keadaan setengah sadar aku  berusaha merapikan tempat tidur dan segerasiap siap untuk mengikuti ospek hari kedua dan sekaligus ospek terakhir. Sebelum ospek kedua dimulai mahasiswa baru dipandu untuk senam pagi terlebih dahulu, ospek hari kedua tidak seperti ospek hari pertama ospek hari kedua kami berada diluar ruangan karena kami akan mengelilingi kampus sambil mendengarkan penjelasan – penjelasan dari senior yang memandu kami. Setelah capek keliling kampus kami kembali ketempat semula untuk makan siang karena kegiatannya diluar gedung aku dan icha memilih makan di bawah pohon. Ntah karena kecapean atau kelaparan aku dan icha sampai tidak memperhatikan ada senior yang mendekati kami.
"hei boleh makan disini gak?"" Tanya cowok itu dan segera duduk di depan ku aku lihat name tag tergantung dilehernya itu berarti dia termasuk  salah satu panitia ospek
"boleh  ka silahkan, jawab icha penuh semangat
"oh ia nama aku raynaldi, biasa dipanggil ray", kata cowok itu memperkenalkan diri
"udah tau ka," jawabku singkat, mendengar jawabanku cowok itu mengerutkan keningnya
"itu ka dari name tagnya"  jawabku senyum senyum dan melahap makananku
"oh ia namaku rahel ka dan dia icha," sambungku tak lupa aku memperkenalkan diriku dan icha
"udah tau," jawab ka ray balas dendam, mendengar jawaban ka ray aku dan icha mengerutkan kening dan saling bertatapan,
"ia lah tau, kurasa semua mahasiswa yang datang ospek kemarin pasti lah kenal sama kalian berdua apalagi senior seniornya." Jawaban ka ray membuat aku dan saras hanya bisa senyum senyum meringis.
"Tapi suaramu lumayan bagus lah hel dijadikan musik pengantar tidur", sambung ka ray
"Apaan sih ka,  suaraku  memang jelek tapi kan gak segitunya juga menghinanya, masih mending untuk ngusir anak ayanm dari pada pengantar tidur," aku gak terima perkataan ka ray
"Bercanda  hel, suaramu bagus kog," jawab ka ray  senyum tipis sambil mengacungkan kedua jempolnya
"By the way teman kamu ini diam aja dari tadi hel",
"Ia ka dia kelaparan nampaknya habis keliling kampus, jadi  fokus ngisi perut dulu"  "Apaan sih hel, gimana mau ngomong dari tadi akunya dikacangin" Jawab icha manja
"Ha..ha..ha.. maaf deh cha,  aku memberikan tanda damai pada icha dan Kami kembali melahap makanan kami masing masing
Dari sekian banyak senior yang menjadi panitia ospek hanya ka ray yang memiliki sifat yang baik, tidak suka membentak bentak dan juga gak pernah marah marah, jadi nggak salah dong aku dan icha suka sama sifat ka ray, disamping sifatnya yang menurutku dewasa ka ray juga memiliki fisik yang bagus, dan yang paling menarik dari semua pribadinya ka ray yaitu lesung pipi yang terletak di pipi sebelah kanannya, setiap kali ka ray tersenyum lesung pipinya pasti selalu menggoda. Setelah makan siang mahasiswa baru diberikan materi tentang organisasi organisasi dikampus dan akhirnya sampai ke acara penutup. Sebelum penobatan king dan queen ospek angkatan kami para senior minta maaf terlebih dahulu untuk tutur kata mereka yang mungkin menyinggung kami. Dan king dan queen pun sudah dinobatkan beserta beberapa mahasiswa yang paling heboh, yang paling aktif yang paling disiplin dan yang paling narsis. Tentu saja aku dan icha tidak termasuk dalam kategori tersebut.
karena hari ini hari terakhir ospek jadi kakak minta maaf jika kakak membuat kalian sakit hati ataupun tersinggung bahkan merasa nggak nyaman, kakak nggak bermaksud untuk  membuat kalian sakit hati kakak hanya menjalankan tugas saja, dua tahun lagi kalian lah yang berdiri disini menjadi panitia ospek,  senior senior meminta maaf atas kurang lebih perbuatannya
"kayaknya kurang seru kalo penutupan ospek hanya begini saja, gimana kalo kita nyanyi?". Timpal senior yang lain dan yang pasti disambut heboh oleh mahasiswa baru
"siapa yang mau nyanyi silahkan maju kedepan"  pembawa acara mempersilahkan beberapa mahasiswa baru untuk meramaikan acara penutupa, beberapa mahasiswa berebutan untuk nyanyi didepan layaknya anak SD yang berebutan permen. Lebih dari delapan mahasiswa sudah maju untuk bernyayi, ada yang nyanyi dangdut ada yang nyanyi pop dan ada juga nyanyi ala kadarnya alias fals, ada yang coba stand up comedy tapi gagal,   itu semua gak masalah secara ini kan cuma hiburan, bukan sedang memperebutkan piala.
Ditengah asyiknya melihat tingkah kocak teman teman mahasiwa baru, aku merasakan tanganku ditarik seseorang dan aku segera menoleh dan ternyata itu adalah ka ray yang memberi isyarat untukku bernyanyi, dan pasti saja dengan cepat aku menolak untuk bernyanyi sekalipun kata orang orang suaraku cukup bagus tapi aku tidak pernah memiliki nyali untuk tampil didepan orang orang apalagi aku sendiri yang nyanyi.
"Gimana kalo kita suruh rahel yang nyanyi" kata salh satu senior dari depan setelah mendapat kode dari ka ray
"Maju, maju, maju," suara itu begitu kompak untuk menyuruhku maju tapi aku masih tetap duduk di barisan tanpa menghiraukan suara suara itu
"Maju lah hel, suaramu kan bagus," icha ikut ikutan menyuruhku untuk maju, melihat aku masih duduk dibarisan pembawa acara segera mengancam
"Kalo rahel nggak maju kedepan kita tidak akan pulang sampe malam," tentu aja perkataan itu menuai protes dari semua mahasiswa baru, mau nggak mau aku memberanikan diri untuk maju kedepan.
"Sial banget sih aku, pikirku dalam hati dan segera mengambil mikrofon yang diberikan ka seli."
"Mau nyanyi lagu apa biar kakak iringi,?" tanya ka ray yang membuatku semakin gugup jujur aja aku tidak terlalu pintar untuk mengikuti tempo musik
"Nggak usah  diiringi ka, aku nyanyi gitu aja". Jawabku gemetaran melihat ratusan mata melihat kearahku
"Ayolah, ngggak usah takut ini hanya hiburan, sekalipun salah ya anggap aja lagi belajar"  ka ray memberiku sedikit motivasi dan aku tiba tiba teringat  kata kata guru kesenianku semasa SMA,  jika kamu di minta maju kedepan baik itu untuk bernyayi atau pun berpidato anggap aja mereka yang hadir disitu hanya rumput yang bergoyang, dan anggap saja hanya kamu seorang yang berada disana, aku mencoba mengikuti kata kata guruku itu, aku memberanikan diri untuk mulai menyanyi tapi alhasil ka ray benar benar mengiringi aku bernyanyi. Aku lumayan berhasil menyanyikan lagu "Hampa" miliknya Ari Lasso.
Setelah selesai acara penutupan aku dan icha segera melaju kerumah tanteku untuk mengambil barang barangku.
" Tante kenalin ini temanku icha," aku memperkenalakan icha pada tanteku
"Hallo tante, aku icha", icha memperkenalkan diri dan menjabat tangan tanteku begitu juga tanteku menyambut icha dengan baik
"Hari ini kamu ngangkat barang barangmu hel?" Tanya tanteku saat melihat aku beres beres kamar
"Ia tan, aku  bakal ngekost dirumah icha  jaraknya gak terlalu jauh dari kampus, jadi bisa ngirit ongkos tan"  jawabku   dan kembali beres beres, icha membantuku mengangkat barang barangku kedalam bagasi mobilnya, icha memang sangat beruntung selain cantik dan baik dia juga dianugerahi orang tua yang sangat sayang dan perhatian,
"Baik baik ya disana jangan keluyuran, kalo ada apa apa langsung telpon tante, oranng tuamu kan udah mempercayakan tante untuk ngurusin kamu disini,"
"Ia tante ku sayang, aku gak bakal bandal kog, nanti aku kabari mama kalo aku udah pindah"
"Ya udah hati hati dijalan, jangan lupa sering sering main kesini ya."
"Ia tante kami pergi dulu," aku dan icha pamitan dan segera meninggalkan rumah tanteku menuju rumah icha, setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang karena macet akhirnya kami nyampe juga dirumah icha
"Ini kamarmu hel, icha menunjukkan kamar yang akan kutempati dan dia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya dari segala kotoran yang menempel.
"Ia cha, makasih ya." Aku langsung menyusun barang barangku dan segera merapikan kamar setelah selesai beres beres aku langsung mandi dan merebahkan diri dikasur baruku dan mengambil novel dari beberapa koleksi novelku.
"Hel kayaknya ka ray suka sama kamu," kata icha yang duduk disampingku
"Apaan sih cha, aku itu datang kesini bukan untuk cinta cinta an tapi untuk belajar"
"Ya gak apa apa lagi hel pacaran selagi tidak mengganggu kuliah kan gak masalah," sahut icha  sambil membolak balikkan majalah yang dibawa dari kamarnya
"Omong kosong cha bisa pacaran tanpa mengganggu perkuliahan"
"Kog omong kosong sih hel? memang bisa lagi asal kita pintar pintar bagi waktu"
"Eh aku bilangkin ya cha, dimana mana kalo kita udah pacaran pasti perkuliahan kita akan terganggu, pertama kalo kita sudah punya pacar pasti kita akan telponan atau sms an."
"Ia kalo itu kan bisa diatur hel bisa aja telponannya hanya malam minggu atau hari lain gitu?"
"Aku belum selesai ngomong icha, dengar dulu apa yang mau aku bilang."
"Ia maaf maaf, lanjut deh"
"Kedua kalo kita sudah punya pacar pasti kita akan memikirkan dia, apakah dia udah makan, lagi dimana, sama siapa? Apalagi dia gak ngasih kabar pasti dia terus yang kita pikirkan."
"Ketiga, kalo kita misalnya udah putus pasti konsentrasi kita untuk belajar akan terganggu jadi waktu kita belajar akan terganggu, pikiran kita juga akan terganggu, jadi omong kosong kalo orang bilang gak apa apa pacaran asalkan jangan mengganggu perkuliahan"
"Ia juga sih hel, ngomong ngomong pengetahuan kamu tentang cinta cukup luas juga ya."
"Apaan sih cha udah ah, aku mau lanjut baca novel dulu." Aku menoleh pada icha dan melihatnya tertunduk
"Cha  kamu kenapa" sambungku lagi
"Gpp kog hel, sebelum aku datang kesini, mantan aku mutusin aku dan alasannya itu pengen konstentarsi di perkuliahannya ya mungkin pemikirannya sama seperti pemikiranmu, tapi ada benarnya juga sih apalagi kami pacaran jarak jauh seperti yang kamu bilang pasti dia akan selalu memikirkan aku, aku sama siapa atau apakah aku selingkuh disini".
"Maaf ya cha aku nggak tau klo kamu baru aja putus karna masalah itu, aku benar benar minta maaf" aku melihat perlahan lahan airmata icha jatuh
"memang akunya aja yang cengeng  hel, masa diputusin sama cowok aja nangis, kan masih banyak cowok lain didunia ini"
"Gitu dong semangat. Kan enak liatnya aku juga kan gak merasa bersalah." Perkataan ku hanya dibalas senyuman oleh icha
"Tapi kalo boleh tau dia kuliah dimana cha?"
"Dia kuliah di bandung hel, di telkom bandung"
" berarti cowok kamu, eh mantan kamu pintar juga ya bisa masuk kesana."
"Ya begitulah hel, itu juga lah yang aku suka dari dia, dia itu selalu ngajarin aku kalo aku gak ngerti pelajaran yang diterangkan guru, tapi mau gimana lagi mudah mudahan aja dia bisa dapatin cewek yang lebih baik dariku disana, dan aku juga mudah mudahan bisa dapatin cowok yang lebih baik dari dia disini."
"Ia cha, kalo jodoh nggak lari kemana kog tenang aja, terkadang  ada orang yang sudah lebih enam tahu pacaran tapi putus ditengah jalan karena nggak jodoh,  dan ada orang yang baru pacaran enam bulan langsung menikah ya itu karena mereka jodoh. Kalo kata afgan sih jodoh pasti bertemu."
"Ha.ha..ha.. ada ada aja kamu hel, nggak salah aku milih kamu teman satu kostku, jadi bisa curhat kapan aja."
"Boleh boleh aja curhat tapi harus bayar. Aku senang bisa menjadi teman curhat siapapun apalagi aku bisa meringankan bebannya."
"Ah kamu hel bercanda mulu, eh cowok kamu sekarang siapa hel?"
"Kasih tau nggak ya,"
"Rahel aku serius, aku kan udah cerita tadi siapa cowok aku."
"Nggak ada cha, aku belum punya cowok."
"Haa? icha ternganga medengar jawabanku"
"Mulutnya jangan dibuka lebar lebar dong bau tau nafasnya. Ya memang aku belum punya pacar. Gak mungkin kan aku bilang ada padahal nggak ada?"
"Serius? Udah putus atau gimana? Tanya icha penasaran
"Ia ichaku sayang tapi jangan bilang siapa siapa loh, aku belum pernah pacaran"
"Aku nggak percaya kamu belum pernah pacaran"
"Ya udah klo nggak percaya, yang penting aku udah ngomong jujur. Udah ah aku mau lanjut baca novel." icha segera menarik novel yang ada ditanganku dan memasang mimik wajah yang penuh dengan pertanyaan.
"Jangan jangan kamu". belum sempat saras melanjutkan perkataan nya aku langsung segera memotongnya
"Jangan jangan apa? Lesbi? Aku wanita normal lagi cha? Takut amat sih"
"Abisnya kamu bilang belum pernah pacaran, anak SD aja sekarang udah punya pacar masa anak kuliahan kalah sama anak SD. padahal kan kamu cantik masa nggak ada sih cowok yang suka sama kamu"
"Apaan sih cha. Dengar ya aku belum pernah pacaran sampe sekarang bukan karena aku lesbi atau karena nggak ada cowok yang suka sama aku. Tapi aku belum ketemu cowok yang tepat."
"Emang kriteria cowok yang kamu sukai keg mana hel, siapa tau aku bisa bantu nyari".
"Kamu pikir aku lagi kehilangan sandal makanya kamu bilang bantu nyari".
"Bantu nyari cowok loh maksudnya rahel ku sayang."
"Gak usah dicariin ntar datang sendiri kog cha santai aja."
"Ya udah kalo gitu aku pengen tau aja kriteria cowok  yang kamu sukai seperti apa."
"Kalo aku sih nggak terlalu mikirin kriteria seperti apa yang ku sukai, karena aku nggak pernah melihat seseorang itu dari tampang nya atau kehidupan sosialnya. Aku nyaman sama dia itu  dan nggak buat aku ilfeel itu aja udah cukup."
"Tapi kamu udah pernah suka sama seseorang dong pastinya?"
"Ia pernah dong cha, teman SMA ku dulu. Aku suka sama dia sejak kelas satu SMA sampe sekarang."
"Kamu bisa suka sama dia karena apa?, dia suka gak sama kamu"
"Waktu kami kelas sepuluh ada pensi untuk perpisahan kakak kelas dia salah satu pengisi acara disana. Dia nyanyi solo dari cara dia main gitar dan nyanyi saat itu juga aku suka sama dia, kalo bicara soal tampang dia belum termasuk kriteria cowok tampan. Dia itu hitam keriting agak gendut lagi. Ya nggak mungkin lah dia suka samaku hel"
"Dia tau nggak kalo kamu suka sama dia?"
"Aku rasa dia sih nggak tau, tapi kalo kawan kompaknya dia mungkin tau, soalnya kawan kompaknya dia kawan kompakku juga."
"Kenapa nggak kamu bilang aja sama kawannya untuk comblangin kalian berdua."
"Nggak lah, lagian aku sayang sama dia tulus kog. Aku nggak berharap bisa memilikinya, dengan mencintainya aja dan melihatnya udah cukup buatku"
"Mantap banget sih prinsip kamu.. aku salut sama kamu"
"Apaan sih tidur aja yok, aku udah ngantuk,"
"Jadi sampe sekarang kamu masih suka sama dia? "
"Bisa dibilang begitu cha, itu lah aku bingung kenapa aku selalu aja sayang sama dia padahal waktu kelas dua SMA dia itu punya pacar tapi gak berapa lama sih. Aku tetap aja sayang sama dia"
"Jadi sampai kapan kamu terus mencintainya?"
"Aku juga gak tau cha mungkin kalo aku udah ketemu cowok yang pas dihatiku mungkin perlahan lahan rasa sukaku akan berkurang"
"Ka ray kan ada hel. Kakak itu pintar juga main gitar dan suaranya juga bagus beda tipis lah sama cowok yang kamu sukai."
"Apaan sih cha, bukannya kamu suka sama ka ray?"
"Sebatas kagum doang hel, aku suka aja lihat kakak itu berbeda dari cowok cowok yang lain"
"Dari mana kamu tahu berbeda dari cowok cowok yang lain sementara kita aja baru dua hari bertemu sama kakak itu."
"Ya itu kan menurut aku hel, pandangan setiap orang itu kan berbeda beda"
"Udah lah yo tidur besok kita harus kekampus lagi "
Aku dan icha pun memilih tidur dikasurku karena icha malas jalan kekamarnya.

A Day to RememberWhere stories live. Discover now