luka baru

178 4 2
                                    

aku akan belajar pada jarak, belajar tentang menunggu dan di temukan, serta belajar menanti walau di lupakan ~

*Riqqah Pov
Bahagia hari ini, karena kini sahabat ku sudah menemukan tulang rusuknya. Aku sempat berfikir, bahwa Azizah itu sangat orang yang sangat beruntung menikah dengan orang yang ia cintai, begitu pula Adi menikah dengan orang yang ia cintai, sama-sama mencintai. Indahnya.

Sedih hari ini, karena ini aku tidak dapat lagi selalu meminta Azizah untuk mendengarkan curhatan ku sampai 24 jam, karena ia pasti sibuk mengurus suaminya itu. Aku juga tidak bisa lagi mengajaknya jalan-jalan sampai larut malam tiba.

Dari jauh-jauh hari memang sudah kuputuskan, pada saat Azizah menikah aku harus datang lebih awal dari pada tamu-tamu lainnya. Kini aku sudah siap dengan gaun syar'i warna biru ku ini, pemberian dari tante Sofie minggu lalu, tak lupa pula jilbab yang selalu menutup aurat dan scraft warna senada yang selalu aku gunakan.

Kotak berukuran besar, sudah ku bungkus rapi tadi malam, itu adalah kado pernikahan untuk Adi dan Azizah. Tidak terlalu mewah, tapi menurut ku itu sangat berharga.

"Maaa, Riqqah berangkat duluan ya ke rumah Azizah". Kata ku kepada mama.
"Waah cantik sekali hari ini, oke deh nanti sebelum akad mama dan papa akan nyusul". Ujar mama yang memang juga di undang khusus oleh keluarga Azizah.
"Hehe, makasih maa. Kak Rami sama kak Rasya nggak ikut?". Tanya ku, karena setahuku Azizah juga mengundang kak Rami dan kak Rasya.
"Ikut kok". Jawab mama santai.
"Aku pamit ya maa, assalamu'alaykum". Pamit ku menuju garasi mobil.
"Wa'alaykumussalam". Balas mama.

Pagi sekali, jalan raya masih tampak sepi. Aku menikmati suasana pagi ini sambil memutar lagu nasyid kesukaan ku.

*Author Pov
Tiba sudah Riqqah di rumah Azizah yang tampak begitu ramai.
"Riqqaaaah". Ujar orang itu setengah teriak sambil memeluk Riqqah.
"Afifah? Gue kangen. Loh kapan nyusulin kembar loh?". Balas Riqqah sambil melontarkan pertanyaan risih untuk Afifah.
"Kampret luh, tanyain kek gue kapan datang?". Cuek Afifah.
"Hahaha okeoke, pertanyaannya gue ganti. Loh kapan datang?". Seru Riqqah sambil tertawa.
"Kemarin sore, gue capek banget. Ohiya, ke atas yuk". Ajak Afifah, sambil menarik tangan sahabatnya itu.

"Saya terima nikahnya Azizah putri Salsadila binti Ghalib Hasyim dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan hafalan QS. Al-fath!". Ucap Adi dengan mantap tapi dagdigdug.
"Bagaimana saksi,sah?". Pak penghulu.
"SAHHH!". Seru para tamu undangan.

Barakallahu lakuma wa barakah 'alaikuma wa jama'ah bainakuma fii khaiir. Semoga bahagia Adi dan Azizah, jodoh sampai ke syurga.

"Barakallahu Azizah". Ucap Riqqah sambil menyodorkan kotak besar yang telah di bungkus rapi.
"Jazakillahu khaiir sayang. Ini apa? Makasih yaa Riq, gue sedih banget". Kata Azizah sambil menangis memeluk Riqqah.
"Gue juga, tapi kan loh udah punya Adi. Jadi istri yang sholehah ya". Nasihat Riqqah.
"Eh Adi. Barakallahu ya, loh jaga Azizah baik-baik". Ancam Riqqah.
"Eh jomblo karatan, baik deh sip. Loh tenang aja". Kata Adi yang masih sempat-sempatnya menghina Riqqah.

Riqqah dengan sabar hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu yang sudah menikah tapi masih seperti anak-anak. Dasar Adi.

"Udah lama ya kita nggak ngumpul kayak gini". Ujar Hanan
"Iya juga sih, kapan-kapan main yukk berenam kayak dulu". Lanjut Riqqah.
"Berenam? Azizah nggak usah di ajak. Ahahaha". Tawa April meledak.
"Iya deh berlima aja, acara jomblo". Tambah Nisa.
"Eh loh udah makan? Sana makan dulu". Ujar Afifah dengan Sopan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

love is like that Where stories live. Discover now