haruskah(?)

108 7 3
                                    

Segenap rasa yang hinggap di hati menelusuri setapak jalan yang terlupakan oleh waktu membawa kisah tentang mu serta kenangan indah yang sakit jika di kenang~

*Author Pov

Pagi ini semua Akhwat dan Ikhwan segera bergegas, hari ini adalah akhir dari Weekend mereka, tak terasa 2 hari ini sungguh sangat singkat bagi mereka.

"Akhwat, Ikhwan! Bus sudah datang!". Ujar wakil Pemimpin Weekend.

"Kenapa mesti kak Zayn? Emang Reza kemana?" Batin Riqqah.

Nisa dan April sudah dari tadi siap siaga di depan bus, entah kenapa ia tidak langsung naik saja ke dalam Bus? Yaa mungkin mereka sedang menunggu para kekasih hatinya yang tak kunjung-kunjung peka.

"Eh nis, loh liat Reza nggak?". Tanya Riqqah
"Gue nggak tau emang dari tadi gue nggak liat kak Reza sama sekali. Ujar Nisa.
"Nis, gue bisa mintol nggak? Loh kan agak dekat dengan kak Zayn, gimana kalo loh nanyain kabar Reza lewat kak Zayn? Please Nis". Riqqah memohon agar Nisa mengabulkan permintaannya.
"Astagaa! Loh nyuruh gue? Ogah ah, gue nggak mau woy". Jawab Nisa yang pipinya sudah memerah seperti kepiting rebus.
"Yaelah, luh mah jahat". Ujar Riqqah yang agak kecewa, matanya sudah mulai berkaca-kaca.
"Oke oke, mending loh naik ke Bus aja tenangin pikiran loh, gue nyusul ke kak Zayn". Ujar Nisa yang kurang percaya diri untuk mengabulkan permintaan sahabatnya itu.
"Gue nggak kuat Riq harus ngomong langsung di depan kak Zayn, tapi ini demi loh". Batin Nisa.

Yaap, Nisa segera berjalan menuju tempat kak Zayn berada, dengan hati-hati ia menyapa kak Zayn dengan hangat.

"Haii kak, gue bisa nanya nggak? Ini juga cuma amanah kok". Ujar Nisa yang mulai to the point. Sungguh Nisa sangat gugup di depan orang yang ia cinta selama ini.
"Eh Nisa, mau nanya apa dek?". Balas kak Zayn dengan hangat, tak lupa senyum manisnya pun ia tampakkan.
"Eh.. ee..ehhh.. kak Reza kemana ya? Dari tadi Riqqah nyariin tuh". Tanya Nisa dengan gugup.
"Oh Reza, tadi malam itu dia pulang duluan karena harus segera mengurus surat pindahnya, mungkin besok malam ia akan pindah". Ujar kak Zayn dengan santai.
"APAAA?astaga, oke kak makasih yaa infonya". Balas Nisa sambil berlalu pergi, segera berlari menghampiri Riqqah.

---

Beberapa menit berlalu, Bus pun segera berlalu melewati akhir Weekend mereka semua. Riqqah hanya bisa mengutak-atik iPhone miliknya sambil menunggu jawaban dari Nisa.

"Riq, eh.. ehh.. kata kak Zayn, kak Reza udah pulang tadi malam dia harus segera mengurus surat pindahnya". Kata Nisa dengan hati-hati.
"Astagaa Reza pulang duluan, gitu?makasih yaa Nisa". Balas Riqqah kali ini dia sudah tidak tahan lagi menahan gejolak sesak di dadanya. Selama di perjalanan tetes demi tetes air mata pun jatuh secara begiliran. Sementara Hanan yang duduk di samping Riqqah hanya bisa menatap iba sahabatnya sambil berkata "Riqqah, sungguh air mata mu hanya terbuang sia-sia. Kau menangis lelaki yang belum tentu menjadi mahrom mu". Batin Hanan.

Perjalanan berlalu selama 4 jam, karena macet yang sangat panjang ini membuat beberapa warga Makassar kesal dengan rutinitas kemacetan ini.

---

4 jam berlalu, mereka pun tiba di tempat perkumpulan awal yaitu di sekolah tercinta SMAIT al-islamiyyah. Para orang tua mereka pun segera menjemput putra putri kesayangan mereka. Riqqah segera turun dan mengeluarkan iPhone miliknya dan segera menghubungi mamanya.

"Nak, maaf ya mama tidak bisa menjemput mu, mungkin kak Rami yang akan menjemput mu".

Riqqah segera membaca pesan dari mamanya, ia pun ikut bergabung bersama sahabatnya yang lain.

"Woyy! Loh dari tadi?". Ujar kak Rami, dia adalah kakak pertama Riqqah yang saat ini sudah berkuliah di jurusan Fisioterapi.
"Banget, loh lama banget sih!". Ketus Riqqah.
"Udah selesaikan? Pulang yuk". Ajak kak Rami.

Di perjalanan pulang Riqqah dan kak Rami tak henti-hentinya membicarakan tentang berbagi macam hal-hal yang mengasyikkan.

---

"Assalamu'alaikum, Maaa aku datang". Sapa Riqqah kepada mamanya tercinta.
"Wa'alaikumussalam, mama kangen banget sama kamu nak. Gimana weekend-nya? Seruu tidak". Tanya mama Lia penuh senyum.
Dug!
"Seruu maa seru banget sedihnya". Ujar Riqqah dalam hati.
"Hehe seruu dong maa, masa nggak kan ini Weekend pertama ku di sekolah". Ujar Riqqah ia sedikit berbohong.
"Yaudah kamu istirahat aja dulu". Ujar mama Lia, ia sangat mengerti bahwa putrinya ini benar-benar capek. Entahlah, capek fisik atau capek hati ~

*Riqqah Pov

"Aarrggg!". Desis ku, sangat frustasi. Aku segera merebahkan badanku ke kasur empuk dan tercinta ini yang sudah 2 hari kutinggalkan. Aku benar-benar lelah! Sungguh lelah, kali ini aku hanya bisa mendengar musik galau sesukaannya. Aku tidak kuat jika harus berpisah dengan Reza, kenapa Reza harus pergi meninggalkan ku(?)

Aku segera bergegas untuk tidur dan rasanya aku tidak ingin berjumpa dengan hari esok, karena esok ada hari dimana Reza akan segera pulang ke Bandung dan betul-betul akan meninggalkan ku. "Apakah tidak ada perpisahan terakhir kita Rez". Batin Riqqah. Ia segera tidur.

*Author Pov

"Riq, bangun woyy!". Ujar kak Rami setengah teriak.
"Arggg! Ganggu orang ajak". Gerutuh Riqqah. Ia segera bergegas menuju cermin, mukanya sangat seram bermata bengkak, berambut kusut, dan berhidung merah. Ini semua akibat dari acara galaunya semalam.

Riqqah segera mandi, shalat, dan pergi menuju ruang makan. Tapi kali ini dia tidak niat sarapan sama sekali. Dia tidak mood, apalagi hari ini, Reza akan segera pindah sekolah.

---

Setelah diantar oleh kak Rami, Riqqah pun sampai di sekolahnya ia segera berjalan malas. "Yang sulit itu bukan mengucapkan selamat tinggal, tetapi membiasakan diri tanpanya". Ujar Riqqah dalam hatinya. Ia segera menghapus air matanya.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Maaf yaa jika banyak typo, terima kasih pembaca setia. Maaf gaje karena pikiran author kemana-mana.

*terima kasih😙

love is like that Where stories live. Discover now