TERLALU BANYAK BERASUMSI

37 3 2
                                    

10.00. Istrahat adalah waktunya untuk tidur didalam kelas. Aku sedang menelusuri rasa penasaranku yang selama ini muncul dan tak kunjung selesai kupecahkan.

Diatas chitose, aku melipat tangan menyelimuti kepala sampai yang tampaknya hanya kegelapan didalam sana. Demi 15 menit, tapi pasti sudah berasa berjam-jam lamanya.

Dan kemudian buyar, ditengah lelapku

"De. . . ."

Not respon

"Dee..." sambil mengguncangkan badanku

"Hmm??" Sambil melap pipi kanan, basah, karna iler paling, haha

"Iyaahh, menjijikkan. De..de, gimana abang itu mau ngelirik, kalau kelakuan masih kayak gini. Yook, liat pameran sains anak kelas 3"

"Ngantuk, yak" dengan kepala yang agak mendongak, mata yang masi tertutup, dan kacamata yang sudah turun hampir setengah hidung pesekku

"Yaudah terserah, padahal ada ba..ng hii..roo.." sambil pergi melenggak keluar kelas

Hah, ada dia?? Rugi dong, gak sehatin mata siang itu.

"Ayaaakkkk, tunggu!!!"

Ayak itu teman sekelasku, anaknya bocooor banget. Masa nih yaa, pernah tuh ditengah jalan, tiba-tiba dia nyanyi keras-keras dengan tangan melayang-layang entah kemana, hanya karna lagu kesukaannya ada di radio. Emang sihh, lagu itu jadi lagu pertama yang dikasi cowoknya, geo, setelah jadian. Tapi yaa masa segitu senangnya? (Ahh, elah. Belum ngerasain sih de)

Kami berjalan bergandengan, bercengkrama diselasar kelas, dengan lantai semen poles yang menyatu dengan suasana alam dikiri dan kanan selasar. Hal yang sering kami lakukan.

Aku menyukai kawasan ruangan kelas yang berselasar ini. Menghubungkan kesembilan kelas, dengan seng merah sebagai pelindung kami dari sengatan matahari, dan pepohonan rindang yang meneduhkan pernafasan yang tertanam rapi dipinggiran selasar.

Aku suka suasana damai ini. Aku senang melihat keramaian, dengan orang-orang yang tidak semuanya mengenalku. Aku suka melihat papan pengumuman, yang entah apapun isinya. Sekedar melihat, lalu berjalan lagi.

Tapi, kadang aku tidak nyaman berjalan diselasar 27 meter terakhir. Karna disana sedikit gelap.

Dan dia,

selalu ada disana bersama sekumpulan teman lainnya.

~ ~ ~ ~ ~ ~

Pameran sains dilakukan di graha cakrawala sekolah. Gedungnya tinggi dan luas. Dinding graha tersusun dari batuan alam berwarna abu-abu gelap, sepertinya sejenis batuan beku. Warna lampu putih yang bersanding dengan kuning oranye membuat suasana pameran tambah dramatis didalamnya. Ada begitu banyak stand pameran yang infonya merupakan tugas akhir mata pelajaran sains bagi kelas 3.

Tampaknya ramai pengunjung. Yaa, pameran ini bahkan terbuka untuk umum. Dibeberapa titik bahkan harus berdesakan, karna karya yang dipajang terlalu menakjubkan. Sains. How i don't like it to learn about, but interesting for watch the show.

BOOM

"Permisiii...permisii..." desak ayak bersama aku menerobos keramaian.

Kami hanya terlalu penasaran dengan suara ledakan di pojok timur arah pintu keluar tersebut.

"Aku sudah bilang bukan ini saatnya" teriak Hiro, terdengar dari celah-celah desakan dan menggema di ruang graha. Aku dan ayak terus menerobos keramaian yang aneh. Semua tampak tercengang dan tak melakukan satu reaksi apapun.

Seorang siswa yang berada dicengkramannya hanya tersenyum sinis dibalik rambut yang sedikit panjang menutupi wajahnya

"Kau hanya terlalu menikmati saat-saat kau dipuji sedangkan ini semua hanya angan busuk yang tak perlu dilanjutkan"

Dengan emosinya, Hiro melayangkan kepalan tangan ke wajah Geo dan terjadilah baku hantam

"Geooo...." histeris ayak mencoba menghentikan perkelahian. Aku terus mengikuti ayak dan masuk kedalam lingkaran perkelahian tersebut

Hingga

Dia, yang sedari tadi tak tampak dalam kericuhan ini, muncul. Menutup mataku dengan erat dan membantingku ke lantai.

"Hhhaaaa" nafasku dalam dan menegakkan dudukku diatas kursi chitose dari posisi menggulungku sebelumnya.

10.05. Aku memimpikan itu lagi.

A Tracker : Lost In Her Own TrackWhere stories live. Discover now