Chapter 14 : Ada Cinta Disana

1.8K 195 1
                                    

Dira tak berani menatap kedua mata coklat tua milik Reno, meskipun dari kejauhan ia masih bisa melihat sosok Reno berjalan menghampirinya. Ia menggunakan beskap hijau tua lengkap dengan blangkon dan jarit batiknya. Ia terlihat sangat gagah. Dira pun tak bisa memungkiri kalau Reno memiliki kharisma yang tak biasa. Auranya sejak dulu selalu seperti itu, menenangkan.

            "Hai Alindira." Panggilan itu lagi. Dira yakin sekali kalau ia merindukan panggilan itu. Lagi. Sebulan yang lalu, Dira yang memaksa Reno pergi dari kehidupannya. Mencampakkannya untuk kedua kali, karena itu Dira sesungguhnya tak berani lagi berhadapan dengan Reno. Sudah cukup bagi Dira menyakiti Reno. Apalagi melihat Reno sudah dengan wanita lain, seharusnya Dira jangan muncul lagi di hadapan Reno.

            "Hai Ren," Dira melontarkan senyum sopannya.

            "Dicariin kemana-mana taunya malah sama Gita."

            "Iya nih Mas Reno katanya gak mau ditinggalin sendirian Kar, ngerusuhin aku terus," Gita tertawa menatap Reno yang menghujaminya dengan tatapan tajam,"Aku sekalian pamit pulang ya Kar. Happy honeymoon ya sayang." Gita memeluk Karina singkat.

            "Aaah makasi Gita sayang. Makasi banget loh udah nemenin dari akad tadi. Kamu pulang sama siapa? Gak dianter Mas Reno aja?"

            "Aku bawa kendaraan Kar. Mas Ren, pamit ya aku. Mari Mba Dira." Dira merasa aneh tercebur di dalam percakapan ini.

            "Susah sih dibilang gak usah bawa mobil. Hati-hati nyetirya Git, udah malam. Kabarin aku kalau sudah di rumah." Nada perhatian yang dilontarkan Reno membuat Dira semakin sesak. Seharusnya kamu bahagia Dir. Jangan seperti ini.

            "Iya, siap bos! Cerewet banget kamu Mas sekarang." Reno menanggapi ucapan Gita kali ini dengan menjitak lembut kepalanya. Dira merasa gelisah menatapnya. Dira tidak bisa lebih lama lagi berada disini jika harus disuguhi drama seperti ini.

            Setelah Gita pergi terjadi keheningan beberapa saat di antara mereka, namun Karina tentu saja tak akan membiarkannya begitu saja. "Mas Reno, fotoin aku sama Mba Dira dong! Yang, ikut foto sini sama mba Dira," Ujar Karin ketika melihat Bagas sedang beranjak menghampirinya.

Reno menatapi wanita cantik ini dari balik layar kamera ponselnya. Wanita yang tak berani ia tatap sejak tadi karena tatapannya akan dengan sangat mudah meruntuhkan pertahanan Reno. Karena sejak tadi Reno berusah untuk tidak berlari memeluk tubuh itu dan mencium bibir mungil itu. Diranya begitu cantik dengan balutan kebaya ungu muda dan kain batik berwarna senada, rambutnya digerai begitu saja dengan tatanan lebih bervolume.

"Cantikan digerai Dir."

Reno  mencoba menghilangkan bayangan Dira di kepalanya tapi sepertinya semesta sedang tak mendukungnya. Selesai mengambil foto, Karin malah menariknya agar berfoto bersama Dira dan dirinya. Karin memanggil Mas Bimo untuk mengambil foto. Reno dipaksa untuk berdiri berdampingan dengan Dira.

"Ren, tolong rapetan dikit. Jangan jauh-jauh jadi kosong fotonya," Reno memberanikan diri meraih pinggang wanita yang sangat ingin ia jadikan wanitanya ini. Terasa jelas kalau tuuh Dira menegang, ini terlalu tiba-tiba. Dira sedikit memaksakan senyum di wajahnya. Sentuhan kecil Reno nyatanya mampu membuat seluruh tubuh Dira bereaksi. Tubuhnya terlalu dekat dengan tubuh Reno. Jantungnya berdegup tak berirama. Moodnya menjadi tidak karuan.

Dira benar-benar tidak mampu lebih lama lagi berada disini, "Yaudah ya Kar aku pamit dulu. Nanti kemaleman. Jagain Karin ya Gas, aku doakan kalian selalu bahagia. Cepet kasih ponakan buat aku," Dira tersenyum lembut menatap keduanya.

"Makasi ya Mba Dira sudah mau datang, Mba Dira kan sudah di Jakarta lagi, nanti sering-sering ketemu lagi ya. Mba Dira tapi pulang naik apa? Sudah hampir tengah malam begini."

Let's (not) Fall in LoveWhere stories live. Discover now