11th

759 101 3
                                    

Sebelum aku benar-benar pergi dari taman itu, aku melihat Jungkook kembali lagi dan turun dari mobilnya. Dia bersiap untuk menyebrang.

Tiba-tiba...

Brak...

Sebuah mobil sedan tanpa sadar menabrak Jungkook yang hendak menyebrang. Aku membulatkan mataku dan menutup mulutku dengan tangan. Aku takut! Sungguh.

"JUNGKOOK!" aku berteriak sambil berlari menghampirinya. Kepalanya terus menerus mengeluarkan darah yang tidak berhenti. Orang-orang mulai berdatangan untuk melihat.

"Kalian jangan hanya diam! Panggil ambulan. Cepat, kumohon." Aku berteriak sambil menangis. Aku sangat khawatir.

Kulihat seseorang menelpon ambulan. Halla hanya diam sambil menangis. Cih! Apa-apaan itu? Hanya berdiri dan menangis tak akan menyelamatkan Jungkook!

Mobil ambulan datang. Beberapa perawat membawa Jungkook masuk kedalam ambulan dan aku pun ikut masuk. Halla menyusul dengan mobil Jungkook.

Sesampainya di rumah sakit, Halla datang menghampiriku.

"Pergilah, Jungkook tidak membutuhkanmu. Dia pacarku, dan bukan urusanmu!"

Aku hanya terdiam. Baiklah, itu benar. Halla adalah pacarnya dan dia bukan urusanku. Oke, aku pergi.

Author POV

Halla menunggu Jungkook di luar ruangan. Setelah dokter keluar, Halla langsung menghampirinya.

"Bagaimana keadaannya, dok?"

"Sebenarnya tidak apa-apa cuma luka di kepalanya saja yang agak serius. Apa pasien pernah mengalami amnesia?"

"Iya dok, sekarang ia sedang amnesia."

"Kemungkinan besar itu akan mengembalikkan ingatannya. Anda bisa melihatnya sendiri di dalam."

"Baik, terimakasih dok."

Dengan tanpa sadar Halla mengumpat. Bagaimana nasibnya nanti bila seandainya Jungkook sudah kembali ingat dan melupakannya?

Ah, siapa peduli. Toh Jungkook tidak mencintai wanita itu. Pikir Halla.

Setelah masuk, Halla meringis melihat keadaan Jungkook. Kepala diperban, hidung tersumpal selang oksigen dan beberapa luka kecil.

"Jung, ayolah sadar." Ia memegang tangan Jungkook.

Tiba-tiba tangan Jungkook sedikit bergerak dan membuka matanya.

"Jung, sudah sadar? Ini minum dulu." Kata Halla sambil memberikan minum kepada Jungkook.

Jungkook meminumnya. Dia bersandar pada headboard kasur rumah sakit.

"Aarghhh, Halla dimana Yeri? Aku merindukannya." Katanya sambil memegangi kepalanya.

"Hei! Ingatanmu sudah kembali? Kenapa kau mencarinya, Jung? Pacarmu aku atau Yeri sih?"

Jungkook terdiam sesaat. Dia tiba-tiba mengingat semuanya. Kejadian dimana dia menjadi pacar Yeri, lalu tiba-tiba dia menjadi pacar Halla juga, sampai pada kecelakaan itu.

"Tidak Halla, aku mencintai Yeri. Maaf denganmu."

"Tidak! Kau bukan pacar sesungguhnya. Apa kau lupa kau juga pacarku? Bahkan kau mengatakan kalau kau mencintaiku bukan Yeri, Jungkook!" Halla berkata sambil terisak.

"Halla, kumohon berhentilah. Aku sadar aku mencintainya sekarang. Mengertilah."

Jungkook menarik Halla kedalam pelukannya. Menghirup dalam-dalam aroma shampoo Halla. Dia sudah bertekad akan mencari Yeri.

Dia ingin bertemu Yeri untuk meminta maaf dan memulai dari awal. Dia bodoh, baru menyadari hal ini sekarang.

Setelah Halla sudah tenang, dia melepaskan pelukannya.

"Maafkan aku."

Halla diam dan langsung pergi dari ruangan itu. Jungkook pun membiarkannya.

"Yeri, aku merindukanmu. Dimana kau?"

❤❤❤

Tanpa dirasa sudah dua minggu Jungkook di Rumah Sakit dan kini ia boleh pulang. Di sana juga ada ibu Jungkook yang menunggu ayahnya menjemput.

"Mama."

"Ya sayang? Kenapa? Kau lapar?"

"Tidak. Papa masih lama?"

"Mama tau bukan itu yang mau kamu tanyain ke mama."

Feeling seorang ibu selalu benar...

"Hftt. Ma, aku baru bikin anak orang nangis. Dan aku harap itu pilihan yang benar."

Nyonya Jeon masih mendengarkan, tidak berminat untuk menyelanya.

"Waktu itu Halla masih jadi pacarku ma, tapi Yeri juga. Dan ternyata aku mencintai Yeri dan aku memutuskan Halla. Aku harus bagaimana, ma?"

"Kamu turuti apa kata hatimu. Kamu sudah besar, seharusnya kamu tau mana yang benar dan mana yang salah." Ibu Jungkook memang bijaksana.

"Hhh, aku berharap juga seperti itu, ma."

"Mama senang ingatanmu sudah kembali." Kata ibu Jungkook tersenyum sambil mngelus rambut Jungkook.

"Aku juga, ma, aku bisa mengingat orang yang kusayang."

Ibu Jungkook hanya tersenyum menanggapinya.

Yeri POV

Aku masih seperti biasanya. Pagi pergi bekerja, sore hari pulang, lalu berdiam diri di balkon kamar. Merenungi nasib dimana aku yang selalu berkorban. Merakasan sakit untuk yang ketiga kalinya.

Pertama, waktu aku mengetahui bahwa Jungkook tidak mencintaiku dengan tulus sepenuhnya. Kedua, ketika Halla datang dan menjadi pacar Jungkook. Ketiga, melihat Jungkook kecelakaan untuk yang kedua kalinya.

Bohong jika aku tidak memikirkan ini. Ini terlalu sulit untuk dilupakan begitu saja. Dan aku berharap, sebaiknya aku tidak bertemu lagi dengan Jungkook.

TBC

Lie ; j.j.kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang