Not maybe again (14)

633 4 0
                                    

Ben pov

Sudah 2 hari ghina muntah-muntah, masa iya hamil, gk mungkin kan? Tapi bisa jadi, tapi kok ASI masih keluar? Kenapa sih.

Ghina sedang di kamar mandi, memuntahkan enek nya. Sumpah Demi apapun gua khawatir.

Ghina keluar, aku yang sedang menonton TV hanya pura-pura tak melihat padahal melihat dari sudut mata, pura-pura cuek padahal khawatir banget.

"Mau makan apa?" Tanyaku
"Bubur aja, cari yaa di luar" pintanya
"Bubur ayam yaa, malem kalo bubur kacang ijo jarang ada" ucapku
"Iya" ucapnya lemas.

Aku mengambil kunci motor, pakai jaket, keluar rumah menggunakan motor cari bubur ayam.

"Nah ada tuh" gumamku, ada di seberang jalan, aku menyebrang dahulu.

Berhenti di depan tukang bubur, bukan gerobak yaa.

"Pak bubur 1 yaa, di bungkus, jangan pake kacang" tukang bubur ngangguk. Sudah selesai.

"Berapa Pak?" Tanyaku
"8.000 mas" Jawabnya. Aku memberi uang 10.000
"Kembalinya ambil aja" aku langsung pergi.
"Makasih mas" ucapnya.

Aku jalan pulang, masuk kedalam perumahan, sapa ke satpam, didepan rumah aku buka pagar, masukin motor ke garasi turun dari motor bawa plastik isi bubur, tutup garasi, kunci, tutup pagar, kunci. Masuk rumah, bubur aku taruh di piring. Bawa plastik bekas bungkusan bubur, takutnya ghina muntah kan udah siap. Masuk kamar,

"Nih" , aku duduk di samping ghina, Aku suapi. Ghina mual.
" nih" aku memberi plastik tadi. Tapi tidak dimuntahkan.
"A" ucapku lalu menyuapi nya. Dia mengunyahnya. Dia memuntahkan nya di plastik.
"Makan lagi gk?" Tanyaku. Dia geleng geleng, aku kedapur menyimpan bubur lalu membuat susu.

Selesai membuat susu aku buang bubur bekas ghina. Susu aku beri ke ghina.

"Nih" ucapku memberi susu.
Dia meminumnya. Susu rasa strawberry itu memang enak menurutnya.

Setelah habis aku taruh dulu di meja.

"Masih enek?" Tanyaku.
"Iya"
"Masuk angin?, pusing gk?" Tanyaku
"Iya ah!" Ucapnya emosi
"Yaudah tidur" suruhku.ghina tiduran , aku elus keningnya.
"Tidur yaa" ucapku lalu cium keningnya, aku mengecilkan volume TV, lalu beralih ke Zafran.

"My son" gumamku mengelus dahinya
"Nice dreams" lalu cium keningnya.

Aku keluar kamar, cek rumah udah dikunci atau belum, sudah dikunci semua, masuk kamar, kunci, dan tidur.

Jam 12 malem

Kasur goyang terus, aku langsung melek, takutnya ada apa-apa.

Ghina membolak balikan badannya, suara rengek terdengar.

Aku langsung bangun, mengelus dahinya.

Fuck panas banget dahinya.

"Astagfirullah ghina" beralih ke tangannya. "Ghina?" Beralih ke kakinya. "Astagfirullah ghina"

aku turun dari kasur, mengambil tas besar, aku isi dengan pakaian ganti ghina dan aku, juga Zafran, bahkan membawa susu Zafran dan ghina, pompaan ghina, penghangat makanan Zafran, semua peralatan Zafran aku bawa termasuk stroler.

Karna sudah tidak muat, aku bawa tas 2 isinya bed cover, aku bawa juga kasur kecil Zafran. Selesai semua aku taruh di ruang tamu. Aku pesan grab-car.

Tengah malam, pesan grab-car? Ada! Aku yakin! Harus, badan ghina sangat panas.

Pesan supir grab sudah datang, aku suruh bawa barang bawaan aku, lalu aku ke kamar menggendong ghina, aku tidurkan di kursi bagian tengah, aku masuk lagi ke kamar gendong Zafran.

Not Maybe Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang