Menangis Lagi

32 4 1
                                    

Sepanjang jam pelajaran gue gagal fokus. Mana bisa gue fokus kalo disini ada orang yang sangat amat berarti buat gue. Tapi kenapa dia nyuekin gue? Senyum keq, apa keq, kenapa dia malah bertindak seolah-olah dia gak kenal gue? kan nyesek...

Pandangan gue lurus ke depan. Menatap papan putih penuh coretan dosen yang sama sekali gak berminat untuk gue baca. Sesekali pandangan gue juga tertuju pada laki-laki itu.

Flashback On

Drrtt..Drrtt..
Handphone gue bergetar tanda ada pesan masuk. Gue langsung mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan.

di taman aja ya yang deket rumah :)

Itu dari Bintang. Hari ini hari Minggu dan dia ngajak gue jalan. Barusan dia chat nanya gue nunggu dimana.

Bintang. Satu nama yang gak pernah absen dari hati gue. Dia adalah laki-laki terbaik yang pernah gue temui. Dia cool, ganteng, pinter, sempurna dimata gue. Dia orang yang gue cinta. Sangat amat gue cinta.

Dia adalah teman sekelas gue di SMA. Lalu entah kenapa benih-benih cinta itu mulai tumbuh sedikit demi sedikit. Hingga suatu ketika gue makin bahagia karena ternyata cinta gue gak bertepuk sebelah tangan. Sekarang status gue meningkat dari cuma temen jadi pacar.

Bintang pacar pertama gue.

Gak ada yang lebih membahagiakan buat gue saat ini, selain menerima kenyataan yang begitu indah... Cinta pertama gue jadi pacar pertama gue.

Tak berapa lama kemudian Bintang udah ada dihadapan gue. Meleleh gue liat dia, dia keren. Gue gak bisa berhenti buat natap dia. Dia terlalu indah buat gue berpaling.

"yuk!" ucap Bintang.

Gue jawab dengan senyuman.

"Kok malah senyum-senyum, ayo Ray..." Ucap Bintang lagi karena gue gak kunjung jawab perkataan dia.

Gue naik ke boncengan motor dia. Memeluk dia dari belakang.

"Udah siap?" Tanya Bintang.

"Udah" Jawab gue singkat.

Bintang lalu menjalankan motornya sedikit ngebut. Ini emang kebiasaan dia. Dia gak pernah bisa bawa motor pelan-pelan. Gue peluk erat Bintang.

Sepanjang perjalanan kita berdua sama-sama diam. Bintang fokus bawa motor dan gue fokus meluk dia.

Setelah beberapa menit gue mulai sadar arah perjalanan. Gue lirik ke kiri dan kanan gue. Asing. Dia mau bawa gue kemana? Gue gak pernah lewat sini.

"Bi, kita mau kemana?" Tanya gue.

Semenit, dua menit, Bintang gak kunjung jawab.

"Bi, kita mau kemana?" Tanya gue lagi sedikit keras. Mungkin tadi Bintang gak denger.

"Tenang aja, aku gak akan culik kamu kok. Nanti juga kamu tau."

Gue cuma ngangguk, dan yang pasti Bintang gak kan mungkin liat gue ngangguk. Bodoh!

Lebih dari satu jam perjalanan bikin gue mulai ngantuk. Tanpa terasa gue tertidur di perjalanan sambil peluk Bintang. Bintang tau gue ngantuk. Dia pegang tangan gue yang melingkar di perut dia supaya gue gak jatuh. Kan gak lucu kalo tiba-tiba gue nyungsep!

Your Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang