Part 10 Inimical

Mulai dari awal
                                    

Berhasil  menggapai tangan Luke, Arthur segera membawanya kembali ke tubuhnya. Eva menghembuskan nafas lega setelah melihat Luke dan Arthur kembali ke tubuh mereka.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau meninggalkan Luke sendirian? Dia  bisa saja terbunuh!”

“Tak apa, Eva. Dia juga terluka. Jangan menyalahkannya, ini hanya masalah kesempatan. Beruntung Arthur bisa membawa kita pulang.”

“Kau terluka?” Eva memeriksa tubuh Arthur.

“Aku tidak apa-apa. Bukankah keselamatan Luke yang utama?”

Arthur berubah sinis, setelah mendapatkan cemoohan dari Eva. Danny sudah lebih baik, Arthur merasa tak perlu lagi mencemaskannya. Ia kemudian meninggalkan ruang minuman itu.

***
(Flash Back On)

London, 6 tahun lalu.

Mata Arthur masih tertutup tak bergeming.

“Bangun pemalas! Matahari sudah tinggi.”

Eva menepuk pipinya. Arthur hanya sedikit bergerak, kemudian menarik selimutnya kembali. Eva tertawa kecil sembari memerhatikan wajah Arthur.

“Apa kau vampir?”

“Hemm?” Arthur menyahut dari dalam selimut.

“Jika kau vampir, aku akan membangun perusahaan yang memproduksi darah. Agar kau tak lagi berburu.”

Tak ada reaksi lanjutan dari Arthur.

“Baiklah! Aku pergi saja jika kau masih ingin hibernasi.” Eva kesal, kemudian beranjak dari tempat tidur.

“Lima menit.”

Tangan Arthur muncul dari balik selimut dan menarik Eva ke dalamnya.

“Hentikan imajinasimu! Kau benar-benar ingin aku menjadi penghisap darah?”

“Mau bagaimana lagi, bibirmu sangat merah, kulitmu putih pucat, belum lagi mata birumu yang membuatku tenggelam. Kau sangat sempurna menggantikan Edward Cullen dalam film Twillight. Aaahh, atau Damon Salvator? Vampir selfish, nakal, tapi sangat sexy.”

Arthur melepas rengkuhannya dan membalikkan badan Eva yang begitu mungil.

“Kau tau apa yang sangat aku benci darimu?”

“Memanggilmu vampir?”

“Aku benci saat kau menyamakanku dengan Edward Cullen atau Damon Salvator. Aku hanya ingin jadi Jack seperti di film Titanic.”

Arthur mendekatkan bibirnya pada Eva.

Jack! Jack! Come back!” Kata Eva menirukan salah satu dialog Rose dalam film Titanic.

“Jika aku jadi Jack, dialog itu tidak akan ada.”

“Kenapa bisa begitu?”

“Aku bisa membawa Rose hidup di alam astral. Tak perlu berpisah.”

“Rose tak akan jatuh cinta padamu.”

“Bagaimana kau bisa seyakin itu? Pesonaku tak kalah dari Jack.”

“Sama seperti malam yang diciptakan berpasangan dengan siang. Atau yin dan yang. Atau Romeo dan Juliet. Kau tak akan bisa menggantikan Jack.”

“Baiklah, aku hanya akan menjadi lelakimu saja.”

“Nah! Itu lebih baik, Tuan vampir.”

“Aku mohon berhentilah memanggilku vampir. Kau terlalu banyak menonton fiksi.”

Tangan Arthur mulai merambah wajah mungil Eva lagi. Mendekatkan bibirnya lagi.

“Kau tau, mereka bukan makhluk fiksi. Ribuan tahun silam, mereka memang ada.”

“Ehem? Lalu jika saat ini ada salah satu dari mereka memintamu untuk menjadi miliknya, kau akan meninggalkanku?”

“Tergantung. Jika mereka lebih tampan darimu, mungkin akan aku pertimbangkan.”

(Flash Back Off)

***
Birmingham, Oct 3rd 2015.

Memori itu datang kembali ketika Arthur menerima tebasan samurai dari iblis yang menyerangnya tadi. Ia teringat bagaimana wajah Eva begitu jelas.

“Apa dulu dia milikku?”

Arthur membuka jaket dan melihat lukanya melalui cermin.

“Apa yang milikmu?” Eva mendekatinya.

“Aku mendapatkan pecahan ingatan tentangmu.” Ia mengamati wajah Eva di cermin.

“Apa itu tidak sakit? Lukamu cukup dalam.”

“Kau mencemaskanku?”

Mata mereka saling bertemu di cermin.

“Maafkan aku karena menyalahkanmu. Harusnya aku berterimakasih padamu. Kau bisa marah padaku.”

“Marah?”

“Ya. Seperti yang kau lakukan terakhir kali. Kau marah karena aku hanya memikirkan keselamatan Luke.”

“Aku rasa aku tau alasan yang lebih tepat.” Arthur mendekati Eva.

“Ingatan yang kembali membuatku menjadi pencemburu. Aku mulai tak suka saat kau hanya melihat Luke.”

Arthur melampiaskan kecemburuannya dengan meraih Eva, merengkuh tubuhnya seakan tak ingin melepaskan gadis itu.

Pecahan ingatan tentang Eva di bawah cahaya senja bersama dirinya kembali terputar. Begitu banyak tempat yang ia kunjungi bersama gadis itu.

Arthur menyudahi ciumannya ketika mengetahui pipi Eva basah.

“Katakan padaku! Dulu, apa kita memiliki hubungan semacam ini?”

Eva mengangguk pelan, mengiyakan.

“Lalu, kenapa aku sampai melupakannya?”

“Ingatan itu yang membuatku ketakutan, Arthur. Hal itu yang membuatku berpikir ulang melibatkanmu kembali dalam hidupku.”

“Apa yang telah ku lakukan? Apa aku menyakitimu?”

“Bukan kau, tapi aku yang merusaknya. Aku yang merusak hubungan yang seharusnya tak pernah ada.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE TRAVELER - 7th Generations [COMPLETED - EDITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang