Part 5 Intruder

578 42 0
                                    

Eva's POV

Birmingham, Sep 28th 2015.

“Kau yakin akan melibatkannya lagi?”

Terdengar suara serak Luke setelah pintu rumahku terbuka. Rumah kakek lebih tepatnya. Tapi, setelah 3 tahun silam pasca kakek meninggal, ia menyerahkan rumah ini padaku dan Luke. Aku dan Luke tinggal bersama setelah semua ini menjadi kacau, karena bencana yang memporak-perondakan seluruh kaumku.

“Aku rasa kita tidak punya pilihan lain.” Kataku.

Aku membuka jendela, menatap langit malam yang gelap. Hawa dingin mulai masuk menerobosnya.

“Sebaiknya kita cari orang lain saja. Aku tidak ingin memberatkanmu, Eva.”

Luke Nixon, hanya dia keluarga dekat yang masih tersisa di sisiku. Aku selalu menyalahkan takdir yang membuangku ke tempat ini. Tapi Luke berbeda, sekalipun ia tak pernah mencela takdir.

“Kita sudah menyusuri seluruh daratan Amerika dan Eropa, dan hasilnya nihil.”

Jujur saja aku sangat putus asa saat ini.

“Jika kau memang mantap untuk melibatkannya, mengapa kau tak menemuinya secara langsung?”

Pertanyaan Luke sekejap membuatku risau. Aku menatap langit dan berharap mendapatkan jawaban darinya.

“Eva, lebih baik kita lanjutkan pencarian saja. Aku pun tak yakin jika kita harus kembali mengganggu hidupnya.”

Luke bukan seorang yang mengabaikan pendapat orang lain. Kali ini ia menatapku penuh pengertian. Memaksaku untuk berhenti menghubungi seseorang, yang sudah sangat lama ingin ku temui secara langsung.

“Kemana lagi pencarian kita kali ini?” Aku bersandar di sofa di dekat Luke.

“Aku akan menyusuri Afrika lagi.”

“Jangan bodoh! Kita sudah memastikan dua kali di Afrika. Kau ingat? Kali kedua, kita mendapatkan banyak masalah di sana.”

“Ya, dunia magic di sana sangat kuat.” Dia menghela nafas panjang.

“Kau bahkan hampir mati di sana. Jangan lakukan, Luke!”

“Baiklah. Mungkin sekali lagi di Australia.”

Dia menawar, sambil memijat batang hidungnya.

“Luke? Kenapa kutukan ini ada di keluarga kita? Atau, kenapa kita terlahir di keluarga semacam ini?”

Dia hanya mematung, tak memiliki jawaban pula atas pertanyaanku. Matanya hijau, bak hutan pinus yang teduh. Tapi saat ini, keteduhan itu hampir saja memudar.

“Dengar, Eva! Kita akan menyelesaikan ini dengan baik. Aku janji kita akan baik-baik saja.”

Pelukan hangat Luke menutup kerinduanku pada sosok ayah yang meninggalkanku 7 tahun lalu.

“Tenanglah, kau masih memilikiku.”

“Aku masih berharap padanya, Luke. Kita sudah kelelahan dalam pencarian ini.”

Luke kembali menatapku. Meskipun selimut keteduhan selalu tersirat di matanya, ada keresahan yang tak bisa ia sembunyikan.

“Bukankah kau bilang, dia pantas mendapatkan kehidupan yang lebih baik? Kau masih ingat betapa dia sangat tersiksa saat mengetahui kenyataan tentang kita? Aku yakin kau pun merasakan itu, Eva.”

“Tapi aku tak bisa terus menerus melihatmu membahayakan diri, Luke. Aku tak ingin kehilanganmu.”

Mataku terasa perih mengingat Luke harus melakukan perjalanan jauh yang melelahkan.

“Aku masih ingat dengan jelas, bagaimana jiwa para cenayang itu mencoba untuk menarikmu. Bagaimana jika saat itu kau tak bisa kembali ke tubuhmu?”

THE TRAVELER - 7th Generations [COMPLETED - EDITED]Where stories live. Discover now