Chapter 18

4.1K 554 25
                                    

Dia ada disana dalam keadaan basah kuyup. Dia duduk di bangku tempat Jennie pernah mengobatinya. Disebelah kakinya tergeletak kaleng-kaleng bir yg telah kosong.

"Taeyong! Taeyong ngapain lo kesini?"

Tanya Jennie sambil memegang wajah Taeyong.

"Gue terus nunggu lo sampe gue hampir gila.. gue terus nunggu lo, brrharap lo bakal masuk lewat pintu kamar gue... gue terus nung-"

Jennie memeluk Taeyong, sebelum dia berhasil menyelesaikan kalimatnya. Jennie memeluknya sangat erat sampai Taeyong diam di buatnya. Jennie bisa merasakan nafas Taeyong menggelitiki telinganya.

"Maafin gue..maafin gue.. maafin gue.."

Jennie hanya bisa mengulang kata maaf. Jennie tidak tau harus bicara apa lagi karna menurutnya kata itu sudah bisa mewakili perasaannya saat ini. Tubuh Taeyong melemah dan Jennie melepaskan pelukannya.

"Jadi sekarang lo gak bakal pergi lagi..?"

Tanya Taeyong, sorot matanya amat memelas, mengingatkan Jennie kepada anjing di rumah tetangganya.

"Iya gue janji gak bakal pergi lagi! Yuk balik ke rumah sakit!"

Kata Jennie sambil membantu Taeyong berdiri. Entah bagaimana caranya keluar dari rumah sakit dengan kondisi separah ini. Jennie dan Taeyong lalu pergi kerumah sakit dengan taksi.

"Songpa-gu Hospital"

Kata Jennie kepada supir taksi itu. Supir taksi sepertinya merasa tidak rela, jika taksinya ditumpangi oleh mereka yg basah kuyup, sehingga membasahi jok belakangnya.

"Tidurlah, nanti kalo udah sampe gue bangunin."

Kata Jennie kepada Taeyong. Taeyong lalu menyandarkan kepalanya di jendela mobil dan berkata

"Ya jangan lupa bangunin gue kalo lo gak mau mati!"

'Dasar kepala perak! Kemana perginya Taeyong yg melas-melas barusan! Brrrr~ dingin banget!'

"Pak bisa matiin ac-nya dan nyalain penghangatnya!"

Baju Jennie benar-benar basah dan dia baru sadar kalo bajunya putih dan transparan. Disisa perjalanan Jennie hanya bisa memeluk dirinya lantaran malu.

+pluk+

Baju basah berwarna biru itu dilempar kearah Jennie..? Itu adalah baju rumah sakit Taeyong!

"Pake itu."

"Tapi.."

"Udah gausah banyak mulut, pake aja!"

'Ukh! Gue bener-bener cinta orang ini. Coba aja dia bisa lebih lembut.'

Jennie memakai baju Taeyong tapi dia merasa tidak enak karna Taeyong bertelanjang dada sekarang.

'Sebenernya siapa sih yg sakit!'

Taksi berhenti dan mereka sampai di rumah sakit Songpa-gu.

"Hei, ambil uang di kantong celana sebelah kiri gue."

"Tapi..."

Jennie baru saja ingin membayar tagihan taksi itu tapi dicegah oleh Taeyong.

"Gak usah banyak mulut. Lakuin aja."

Jennie lalu merogoh saku celana Taeyong dan mengambil beberapa lembar uang. Taeyong langsung memberikannya kepada supir taksi dan kembaliannya sebagai tipnya.

'Uh..padahal tipnya terlalu banyak..'

"Hei Taeyong, lo mau telanjang dada kayak gitu masuk ke rumah sakit? Udah pake aja ini!"

Kata Jennie sambil melepas kemeja rumah sakit tersebut. Sebelum Jennie sempat melepasnya, Taeyong terlebih dahulu berkata

"Udah gausah banyak mulut, lo mau nanti diliatin semua orang! Nanti juga yg lain bawain."

"Dasar porno.."

"Apa kata-"

Sebelum Taeyong menyelesaikan kata-katanya, Mark dan Ten datang dan Ten berteriak

"Taeyong?! Darimana aja lo?! Kita kaget waktu suster bilang lo ilang! Loh? Jennie-ah? Ngapain lo?"

"Oh..halo!"

"Ngapain lo make kemeja Tiwai? Dan ngapain lo berdua basah kuyup?!"

"Udahlah jangan berisik! Gue mau balik ke kamar!"

Kata Taeyong sambil menarik tangan Jennie menggunakan tangan kanannya.

"Ngapain lo narik gue?"

"Lo pikir lo bisa pulang kayak gitu! Udahlah ikut gue aja."

"Terus kita gimana?"

Tanya Ten.

"Lo berdua pulang aja sono!"

"Ih~ Taeyong genit~maunya berduaan aja sama Jennie-ah.."

Taeyong memandang Ten dengan tatapan membunuh. Dan saat itu juga, Ten menutup mulutnya dan pergi sesuai perintah Taeyong. Mark juga mengikuti Ten dari belakang, setelah sebelumnya melambaikan tangan pada Jennie dan Taeyong.

"Ayo ke kamar gue!"

"Ih~Taeyong genit~"

"Tutup mulut lo."

Teriak Taeyong. Bisa Jennie lihat telinga Taeyong memerah.

'Hihihi~~ternyata dia malu..kekeke'

+Kamar 95+

"Ganti baju lo, pake ini."

Kata Taeyong sambil melempar sepasang piyama dan sebuah handuk kepada Jennie.

"Ini kan baju rumah sakit. Gapapa nih gue pake?"

"Udah pake aja."

Jennie menurutinya dan segera masuk ke kamar mandi. Jennie memakai baju yang diberikan Taeyong, tidak dia sangka bajunya akan sebesar itu. Jadi dia menggulung lengannya sampai ke siku dan menggulung celananya sampai ke perut. Saat Jennie keluar, Jennie sudah mendapati Taeyong berganti baju dengan handuk yg menggantung di bahunya.

'Gimana bisa dia ganti baju sendirian?!'

Taeyong saat ini sedang tertidur dikasurnya. Jennie menghampirinya dan mengelus kepalanya lembut dan berbisik

"Selamat tidur.."

Saat Jennie hendak meninggalkan ruangan tersebut Taeyong menahan pergelangan tangannya

"Diamlah disini.. seenggaknya sampe gue tertidur.."

Katanya sambil menutup matanya. Jennie menurutinya dan duduk di sebelah Taeyong dengan masih menggenggam tangan satu sama lain.

Sudah jam 12 malam. Jika ketahuan Jennie pasti diomelin orang tuanya karena keluar malam. Jennie berharap semoga dia bisa kembali kerumah lewat pintu belakang dan masuk lewat jendela dapur nantinya.

Jennie tengah memperhatikan wajah Taeyong.

'Kulitnya mulus banget! Sial. Gue yg cewek aja gak semulus itu-_- tapi kulit mulusnya di penuhi luka lebam. Matanya yg tertutup juga sexy banget! Dan bibirnya ada bekas robekan! Ukh..ngebayangin aja gue udah ngeri.'

Jennie merebahkan kepalanya di pinggiran kasur. Tidak disangka Jennie mengantuk dan mulai ketiduran....

















Tolong kalo bisa bantu votement juseyo...

CRAZY [Taeyong-Jennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang