Ch 1: Hey Cutie***

4K 215 9
                                    

Hola genks! Saya hadir kembali dengan membawa cerita yaoi, seperti biasa. Jadi ini adalah sejenis fanfiction yang saya buat karena kecintaan saya terhadap para cowok-cowok kece ini. "MAKE IT BETTER" adalah murni ide saya dan saya hanya meminjam nama-nama para cast dari Make It Right dan Sotus saja So, this is "MAKE IT BETTER" enjoy!

*
*
*
*
*

"Ohm!" Peak melambaikan tangannya kepada sahabat baiknya, Ohm, yang terlihat baru keluar dari toilet sekolahnya. Ohm pun tersenyum sambil berlari-lari kecil menghampiri Peak.
"Aahhh, kau ini kemana saja, Ohm? Aku mencarimu dari tadi."
"Heheheee.. maaf maaf, biasa, panggilan alam." Kata Ohm sambil terkikik.
"Ah, dasar kau! Ini." Peak mengulurkan sebuah headset kepada Ohm.
"Apa ini?"
"Milik Boom. Semalam tertinggal di rumahku. Boom menyuruhku untuk menitipkannya padamu, karena dia masih ada rapat OSIS."
"Ciyyyeeee... jadi semalam si Boom menginap di rumahmu ya? Kalian sudah melakukan apa saja? hahahaha..." Kata Ohm dengan tawanya yang menggelegar.
"Sial kau! Dia semalam ke rumah hanya karena minta diajari Fisika sama P'Krist. Lagipula dia tidak menginap kok."
"Ooohh aku kira, kalian sudah-,"
"Hentikan omong kosongmu itu atau ku sumpalkan sepatuku ini ke mulutmu! Mau?" Dengus Peak sebal. Ohm tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha... Kau ini serius sekali, Peak. Aku kan hanya bercanda. Eh Peak... ngomong-ngomong, itu ada apa sih? Kenapa kelasmu ramai sekali?" Tanya Ohm sambil menjinjitkan kakinya untuk melihat lebih jelas.
"Oohh.. itu, biasa, para gadis itu sedang ribut karena di kelas kami ada murid baru laki-laki. Imut juga sih, makanya mereka histeris begitu." Kata Peak sambil memutar bola matanya malas.
"Oh ya? Aku jadi penasaran."
"Buat apa kau penasaran?"
"Au, masa orang penasaran dilarang? Penasaran itu hak setiap manusia, Peak." Kata Ohm sambil menatap Peak sebal. Peak hanya tertawa kecil melihat tingkah Ohm.
"Mau ku kenalkan padanya? Ayo ikut aku ke kelas. Kebetulan dia juga sebangku denganku."
"Benarkah? Kau mau mengenalkannya padaku?"
"Kenapa kau cerewet sekali sih, Ohm? Mau atau tidak?"
"Ya mau."
"Kalau begitu ayo!" Peak akhirnya berjalan mendahului Ohm dan Ohm mengekor di belakangnya. Sesampainya di kelas, murid baru itu masih di kerubungi oleh siswi-siswi yang berusaha mendapatkan perhatiannya.
"Hey hey hey, sudah, sudah, minggir semuanya. Apa kalian tidak kasihan pada murid baru itu? Lihat dia. Dia sudah kekurangan oksigen gara-gara kalian. Bubar semua!" Ujar Peak. Siswi-siswi itu menatap Peak tak suka, lalu mulai membubarkan diri satu persatu.
"Sorry ya Toey. Mereka memang suka begitu. Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Peak lagi. Toey tersenyum sambil menggeleng pelan.
"Tidak apa apa kok Peak. Terimakasih." Kata Toey, si murid baru itu.
"Oh iya, Toey, kenalkan, ini Ohm, sahabat baikku. Ohm, kenalkan, Toey. Dia baru pindah kesini hari ini."

Ohm masih terdiam di tempatnya tak bergeming. Toey yang mungil, imut dan manis dengan kulit seputih susu itu berhasil membuat Ohm mematung. Ohm terus saja memandangi Toey dengan mulutnya yang sedikit menganga. Matanya terlihat sangat berbinar dan senyumnya mengembang seketika.

"Eerrr... hai, aku Toey." Kata Toey sambil mengulurkan tangan. Tapi Ohm masih saja tidak bergeming.
"Haloooo... kau tidak apa-apa?" Toey melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Ohm.
"Ohm! Ohm!!" Bisik Peak sambil menyenggol pundak Ohm. Dan cara itu pun efektif membuat Ohm tersadar dari lamunannya dan menjabat tangan Toey.
"O-Ohm.. Ohm Pawat. Nice... to meet you." Kata Ohm lagi. Toey hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Ehhmm... Jabat tangannya jangan lama-lama, Ohm!" Sindir Peak.
"O-Oh iya, sorry." Ohm pun akhirnya melepaskan tangannya dari tangan Toey sambil kemudian menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Dasar! Kau membuatku malu!" Bisik Peak yang tidak dihiraukan oleh Ohm.
"Kau lucu ya? Hahaha.." Kata Toey. Ohm pun semakin merasa melayang-layang di udara.
"Sorry ya Toey. Dia memang agak sedikit... gila. Tapi dia orang baik kok." Kata Peak. Toey kembali tertawa.
"Tentu saja aku tau, kalo dia orang baik. Oh iya, Ohm, Peak, malam ini, mau main ke rumahku?"
"Ke rumahmu?" Tanya Peak.
"Iya. Ke rumahku. Aku punya PS 4. Kita bisa main PS sama-sama. Bagaimana?"
"Emm.. kalau aku, tidak bisa janji, Toey. Karena, aku juga sudah ada janji dengan Boom nanti malam."
"Boom?" Tanya Toey.
"Pacarnya Peak." Kata Ohm santai. Dan akibat celetukannya itu, Ohm langsung mendapatkan tamparan keras di kepalanya dari Peak.
"Sakit, bodoh!" Protes Ohm.
"Rasakan! Kau menyebalkan! Sudah berkali-kali aku katakan kalau aku dan Boom kan hanya teman!" Sanggah Peak. Toey dan Ohm tertawa.
"Oh yaaaaa????" Kata Ohm memprovokasi. Peak mendengus kesal sambil menggembungkan pipinya yang chubby.
"Kalau begitu, ajak Boom juga boleh kok Peak."
"Hah? Benar?"
"Tentu saja! Lebih ramai lebih asik."
"Oke, deal!!" Kata Ohm antusias.
"Heh, kau ini main deal deal saja! Aku kan belum bilang apapun!" Protes Peak.
"Memangnya aku butuh persetujuanmu. Toey, malam ini aku pasti datang!"
"Oke! Aku tunggu ya, Ohm. Kau juga, Peak. Nanti ku beri tau alamatku." Kata Toey. Peak dan Ohm kompak mengangguk.
"Errr... ya sudah, kau teruskan saja belajarnya. Aku mau mengantarkan Ohm dulu ke kelasnya."
"Oke Peak."
"Eh? Aku masih mau disini!" Kata Ohm.
"Kembalilah ke kelasmu Ohm!! Jam istirahat sudah habis."
"Tidak mau!" Ohm masih kekeuh.
"Astaga! Kenapa berurusan denganmu lebih rumit daripada berurusan dengan anak umur 5 tahun? Ha? Ayo pergi!!!"
Peak lalu menarik tangan Ohm yang masih saja tidak mau beranjak dari sana. Dengan terpaksa, Peak pun menyeret paksa Ohm dengan seluruh tenaganya. Toey yang melihat tingkah aneh kedua temannya itu hanya terkekeh pelan.

"Ya ampun Peak! Dia imut sekali!" Kata Ohm sambil menyandarkan tubuhnya di dinding di sebelah kelasnya.
"Dasar kau Maho superior! Jangan ganggu dia, Ohm! Dia itu terlalu baik untuk kau permainkan!"
"Siapa yang mau mempermainkannya? Kali ini aku serius Peak! Kali ini aku benar-benar serius!"
"Aku tidak percaya padamu, playboy abal-abal! Kau memang selalu berkata begitu kalau sedang mengincar mangsa. Sudahlah, sana masuk ke kelasmu!"
"Iya iyaa... Eh, nanti malam kita berangkat sama-sama ke rumah Toey nya ya. Nanti biar aku beri tau Boom sekalian. Oke?"
"Terserah kau saja lah! Aku kembali ke kelasku dulu ya. Oh ya, headsetnya Boom. Jangan sampai lupa untuk mengembalikan itu padanya."
"Siaaaapp!" Kata Ohm lagi.

Ohm kembali terdiam sendirian. Matanya menerawang ke langit-langit atap sekolahnya sambil tersenyum lebar. Di otaknya, wajah Toey masih saja belum menghilang. Toey benar-benar sangat imut. Bahkan dengan memikirkannya seperti ini saja, mampu membuat hati Ohm berdebar-debar dan bergemuruh hebat.

"How cuuuuuttteee..." Ujarnya berceloteh.
"Hoy, Ohm. Kau kenapa?" Boom yang baru datang dari rapat OSIS, menghampiri Ohm yang masih melayang di dalam fantasinya bersama Toey. Ohm tidak menggubris panggilan Boom dan terus senyum-senyum penuh nafsu.
"Ini anak kenapa sih? Kesambet ya? ckckck..." Kata Boom sambil berniat melangkah masuk ke dalam kelasnya. Tapi belum sempat dia melangkah, dia melihat headset putih yang menggantung di kantong celana Ohm.
"Eh, ini kan headsetku! Peak sudah mengembalikannya ya?" Kata Boom sambil mengambil headset itu dari kantong celana Ohm.
"Sayang sekali, aku tidak bisa menemui dia sendiri hari ini. Huh, gara-gara rapat OSIS sial itu sih!" Dengus Boom.
"Oohh Tooeeeyy... hihihihi..." Ohm masih bergumam sendirian. Boom kembali memandangnya aneh.
"Karena itulah, aku bilang jangan suka menonton video porno di bawah pohon beringin, Ohm. Kau lihat kan apa akibatnya! Hmh... amit-amit." Kata Boom sambil geleng-geleng kepala, lalu melangkah masuk ke dalam kelasnya.

***

Alright, chapter pertama masih perkenalan yah. Apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya, tetep stay tune aja. 😁 Dan jangan lupa Vote dan comment nya. Sekedar motivasi buat saya untuk terus menulis. Semoga ceritanya berkenan yaaa.. Love you 😘

MAKE IT BETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang