"Bener cha, dia kaga tau diri berani - berani nyolot sama lo. Gatau diri dia " gadis ber- nametag Ellyna Prisca Vennelyn.
"Ya tuhaann, bodo amat serah lo semua. Jadi adek kelas kaga ada sopan santun sama sekali sama kakak kelas, lo kena omel gue gak tanggung " Sekar melangkah pergi meninggalkan 3 gadis yang sangat tak ber tata tertib.
"Sapa juga yang butuh tanggungan dari lo! " Bentak Vika dengan sedikit berteriak.
Merekalah, biang masalah dengan politik adu domba yang mereka ciptakan(?) Farganesha Vioren Sharoon Enggraswara, Icha. Ialah anak dari pemegang saham terbesar di Indonesia. Tentulah dengan seluruh kekayaan yang ia miliki ia bebas memiliki apapun yang ia mau. Ia bukan anak X IPA 1, tapi ia berbaris disana agar ia terlihat pandai sebenarnya ia adalah murid dari kelas X IPA 5.
Ellyna Prisca Vennelyn, gadis blasteran Indo-Belanda. Ia cantik, namun sombongnya bisa melebihi Icha.
Vika Rayanita Salsabilla, huh sudahlah malas menceritakannya, yang jelas apa yang selalu Vika omongkan selalu bertolak belakang dengan kejadiannya.
"Hei! Kalian yang dibelakang! Dengarkan saya bukannya mengobrol sendiri! Cepat kalian maju kedepan! " Wajah pak Seno sudah merah menahan amarahnya. Sedangkan Vika, Icha dan Elkyn hanya dapat saling berpandangan.
Tiba-tiba ide licik selalu muncul di pikiran Vika.
"Pak! Sebenarnya Dinda yang sudah membuat kami tertawa. Tadinya kami hanya diam saja pak " Vika berteriak dari deretan paling belakang. Semua pandangan kini tertuju pada barisan kelas X IPA 1.
"Begitu? " ketiga gadis itu mengangguk mantap menjadikan Pak Seno dengan mudah percaya.
Dinda? Ia membuka mulutya tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Vika tadi. Aza dan Bella menyenggol bahu Maura. Maura melihat ke arah barisan para osis , pandangannya terhenti pada seorang pria yang sangat tak asing baginya.
"Nggak! "
"Ra? Lu ngeliatin Kak Alle gitu banget dih, lu suka apa benci sih sama dia? " Aza melirik agak tajam pada Maura yang memandangi Alle dengan begitu serius.
"Kalian yang di sebelah juga malah ikut mengobrol!! Kalian ber tujuh maju ke depan sekarang juga!! " amarah Pak Seno sudah tidak dapat dibendung.
Dengan rasa malu, Aza, Bella, Maura, Dinda, Vika, Icha, dan Ellyn terpaksa maju ke depan. Mereka semua menundukkan kepalanya kecuali Vika dan Icha.
"Sekarang juga kalian pergi ke halaman belakang! Saya percayakan Alif, Sekar, Azzam dan Alle untuk menghukum ke-7 gadis tidak tahu diri ini!! " pak Seno sepertinya belum puas untuk membentak ke-7 gadis ini.
Dinda hampir saja menitikkan air matanya. Ia belum pernah di bentak sekeras ini. Ia hidup dalam kasih sayang bukan kekerasan.
Mereka semua menuju ke halaman belakang yang tentunya akan diberikan hukuman. Seluruh murid menyoraki ke -7 gadis ini.
"Lo bertiga bersihin WC!! " Sekar membentak Vika, Ellyn, dan juga Icha tanpa tau ampun.
"Ew!! Bau kotor jorok males dih lo aja sono!!" Icha justru balik membentak Sekar.
"LO LAKUIN SEKARANG APA YANG DIPERINTAHIN SEKAR BURUAN!" Alif memuncak amarahnya. Ia sebal dengan gadis - gadis yang susah di atur seperti mereka.
Dengan wajah kesal dan tentunya malas ketiga gadis itu menuruti perintah Alif.
ping!
Dering HP seseorang memecahkan segalanya. Dinda tertunduk, ia tahu bahwa ponselnya yang berdering.
'Dinda POV'
Ya tuhaann HP gue bunyi di saat yang kaga tepat sama sekali! Gue takut kalo kakak - kakak osis ini marah sama gue. Maura, Bella dan Azza masih sibuk mencabuti rumput liar. Sedangkan gue yang harus menyapu halamannya.
"HP lu ?" Azzam yang berada di sebelah gue berbisik pelan hingga nafasnya bisa di terasa di telingaku, merinding.
"Iy-iyaa kak!! " jawab gue sontak kaget.
"Mau ga mau lo harus jawab selesai hukuman ini selesai daripada lu kena omel Sekar sama Alif. Oh iya lo masih utang sama gue " Azzam merubah posisi dia jadi tepat di hadapan gue.
'Astaga dragoonn, gue makin deg-degan si anyingg' gue masih gabisa ngomong, dan gue juga bingung dengan apa yang dimaksud Kak Azzam.
"Woy Zam! Jangan lo ajak ngobrol tar dianya kaga kerja lo gue suruh buat ngawasin dia bukan PDKT! " Bentak kak Alif yang buat gue jadi langsung menjauh dari Kak Azzam buat lanjutin nyapu halaman.
"Ra! Cabutin semuanya bukan yang bisa lo liat doang! " Alle membentak Maura, padahal jika dilihat pekerjaan yang dilakukan Maura sudah dibilang sempurna.
"Napa?! Gasuka? Lo aja nih yang cabutin semuanya! " dengan berani Maura melemparkan rumput kotor di kemeja putih Alle. Sontak wajahnya berubah merah.
***
'Author POV'
"ADEK KELAS PADA NYOLOT SEMUA KENAPA SIH! BENTAR AJA KAGA BIKIN YANG LEBIH TUA MARAH BISA KAGA! HAH!!? " sungguh Alif, dia tampan tapi amarahnya membuat ia semakin garang dan tampak menyeramkan. Bella, Dinda dan Aza sampai memejamkan matanya karena takut.
"Gue cuma bentak dia! Bukan lo semua! Gue berhak karena gue adeknya!! " Ntah angin apa membuat Maura bisa mengatakan bahwa Alle adalah kakaknya.
" adek? " semua yang disana berusaha menerka yang dimaksud Maura. Sedangkan Alle wajahnya sudah seperti gunung berapi yang siap mengelurkan isinya.
"Ma-maksud gue adek kelas! " Maura mengklarifikasi semuanya.
"Gue seorang Alle Croastian Fientje gamungkin punya adek selicik lo ! " Alle membalas Maura dengan kata - kata yang tajam.
"CUKUP! DIAM! " ...
_______
TBC....
Yang di pict itu si Dinda yaa, daripada kepo sama wajahnya Dinda, wkwk besok gue upload mukanya si Maura.
Btw, siapa yak yang marah - marah sama mereka semua? Pak Seno lagi kah? Si iblis kasat mata? Atau siapa?
Sorry kalo feelnya kurang dapet! 1.311 Huruf, mampus ga nih jari. Sekian duluu darii guee, baaayy
YOU ARE READING
Did I wrong?
Teen Fiction"Gioo gue mau cerita sama lo!!" Genza kecil berlarian menuju ke arah sepupu tersayangnya. Mereka sangat dekat bahkan seperti kembar. "Apaann Genzaa? Katanya mau main perang - perangan tapi kenapa lo malah mau cerita sama guee?" Gio kecil meletakkan...
Part #02 (problem)
Start from the beginning
