"Bagaimana kau tau aku disini Lu ?" Pertanyaan terlontar begitu saja dari mulut Nara.
"Aku bisa mengetahui dimana keberadaan orang yang sudah pernah bertukar darah denganku meskipun itu hanya setetes." Terang Luhan sambil mendekati Nara.
"Bertukar darah ? Kapan kita melakukannya ?" Tanya Nara mengingat-ingat kapan dia pernah melakukan pertukaran darah dengan Luhan.
"Kau lupa, kemarin saat menciumku kau mengigit bibirku hingga keluar darah, kemudian menghisap sedikit darahku. Kau tidak merasakan ?" Jelas Luhan sambil menarik Nara kedalam pelukannya.
Nara sedikit memiringkan kepalanya dan mengingatingat saat peristiwa yang dikatakan Luhan terjadi. "Ah ..." Gumam Nara begitu dia mengingat semuanya. "Jadi rasa anyir kemarin itu adalah darah ? ku kira kau baru saja meminu ramuan atau apalah itu." Ungkap Nara dengan tampang polosnya.
"Kalau memang darahku anyir kenapa kau masih tetap menghisapnya waktu itu." Goda Luhan sambil tersenyum nakal dan semakin mendekat menghapus jarak antara dirinya dan Nara.
Tanpa mendebat perkataan Luhan, Nara langsung saja memeluk Luhan. Entah atas dorongan apa begitu mendapat sentuhan dari Luhan, Nara merasa Luhanlah yang benar dan harus dia percaya saat ini. Dan tentang kenapa Luhan tidak jujur soal dia adalah bagian dari petinggi Orcus Nara akan menannyakannya nanti pada Luhan.
"Ada apa ?" Tanya Luhan kaget mendapati perubahan sikap Nara yang kaget jadi terus menempel layaknya lem pada Luhan.
Nara hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya sambil terus memeluk Luhan dan menciumi aroma khas papermint aroma kesukaan Luhan. "Apapun yang terjadi padaku kelak tetaplah berada disisiku, percayalah padaku dan jangan menyembunyikan ataupun bohong padaku. Aku tidak ingin kehilangan orang yang dapat aku percaya dan orang yang berarti dihidupku." Kata Nara semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku akan selalu percaya padamu meski kau tidak lagi mempercayaiku, aku akan selalu berada disisimu meski kau tidak menginginkan kehadiranku. Aku akan selalu menempel padamu seperti parasit meski kau membenci dan mencoba mengenyahkannya. Dan aku tidak akan berbohong padamu." Balas Luhan lembut dan mengecup puncak kepala Nara.
Nara merenggangkan pelukannya dan menatap Luhan tepat dimanik matanya, mencoba mencari kebohongan tapi justru kejujuran dan ketulusan dari yang diucapkan Luhanlah yang terlihat di sana. "Ada yang ingin aku tanyakan. Apa kau akan menjawab jujur ?" Tanya Nara mencoba menanyakan pikiran yang terus berkelebatan dalam otaknya, yang hanya dijawab anggukan oleh Luhan.
"Apa kau bagian dari petinggi Orcus saat ini ?"
Luhan terdiam sesaat lalu mendesah pelah dan kembali menatap Nara sembari menganggukan kepalanya. "Kenapa kau tidak jujur padaku saat itu ?" Tanya Nara masih menatap kearah manik mata Luhan.
"Aku rasa waktu itu bukanlah saat yang tepat untuk mengatakan semuanya Nara." Ucap Luhan sambil tangan kirinya memegang pundakku dan tangan kirinya bergerak menyelipkan rambut-rambut halus Nara di belakang telingannya.
"Apa sekarang kau bisa menceritakan semuanya padaku ?"
Luhan mengangguk dan menceritakan apa yang Nara ingin tau tanpa terkecuali. Entah atas dasar apa mendengar semua penuturan Luhan membuat Nara lebih mempercayai Luhan dari pada saudaranya sendiri Changmin. Karena selama Luhan menceritakan semua Nara sama sekali tidak menemukan kebohongan dimata Luhan. Berbeda dengan tatapan Changmin yang sulit diartikan dan penuh teka-teki, tatapan Luhan justru sangat dengan mudah dibaca oleh Nara. Entah kenapa Nara bisa membaca pikiran Luhan layaknya membaca buku terbuka.
"Cukup Nara, kau tidak bisa terus melucuti pikiranku. Itu bisa menurunkan harga diriku sebagai seorang petinggi Orcus." Ujar Luhan mengetahui Nara merampas semua yang ada dipikirannya sembari kembali mendekap Nara ke dalam pelukannya.
"Ini aneh, kenapa aku bisa dengan mudah membaca isi pikiranmu ?" Tanya Nara bingung menyadari kemampuan yang tiba-tiba dimilikinya.
"Tentu saja. Darah adalah penghubung yang baik. Darah yang kau hisap dari bibirku itu bisa menghubungkan kita. Apa yang kau pikirkan, dimana kau berada, aku bisa membaca. Begitu juga sebaliknya. Kalau kau bilang pikiranmu aman dari si pembaca pikiran itu benar tapi sekarang pikiranmu tidak akan pernah aman dari ku. Aku bisa mengetahuinya dengan jelas yang ada dipikiranmu begitu juga kau juga akan bisa dengan jelas mengetahui apa yang aku pikirkan." Jelas Luhan panjang.
"Tapi kenapa baru sekarang aku bisa melakukannya ?" Nara memiringkan kepalanya meminta penjelasan Luhan.
"Darah mengalir keseluruh tubuhmu memerlukan waktu sayang."
Nara kembali memeluk Luhan dan semakin mengeratkan pelukannya seolah-olah tidak ingin dipisahkan dari Luhan. Bahu Nara bergetar dan Luhan merasakan pundaknya basah. Luhan tau Nara menangis, Luhan mengelus punggung Nara menyalurkan energi memberikan kekuatan. "Aku tahu sekarang mana yang harus ku percaya." Bisik Nara disela-sela tetes air mata dipelukan Luhan.
Tanpa Luhan dan Nara sadari sedari tadi ada sepasang mata yang mangamati dan mendengarkan semua gerak gerik mereka. "Bagus, jadi itu keputusan yang kau ambil nona." Katanya sepasang mata tadi sambil melangkah pergi.
TBC
ČTEŠ
Find it : when it start?
Fantasy[COMPLETED] Find it when it start merupakan fanfiction seri pertama dari trilogy "Find It" series. Luhan salah seorang petinggi negara Ionia di EXO Planet yang pada awalnya ditugaskan untuk mengungkapkan kejahatan yang dilakukan Shim Changmin dengan...
Find it: When it start? part 4
Začít od začátku
