Find it: When it start? part 4

Start from the beginning
                                        

"Baiklah akan aku jelaskan semuanya kali ini padamu Nara." Ucap Changmin sembari menghela nafas panjang. "Luhan adalah petinggi Orcus saat ini, dia adalah tangan kanan Kris. Kau pasti tau siapa Kris. Luhan memperoleh kedudukannya saat ini dengan cara yang licik, dia selalu menempel pada Kris agar ia mendapatkan semua yang dia inginkan. Luhan adalah seorang penjilat. Dan yang paling penting yang harus kau tau Nara. Luhan lah yang mengambil Xiphos pedang pasangan milik ibu, dan artinya kedudukan Luhan diparlemen saat ini seharusnya adalah milikku." Jelas Changmin sambil tetap mempertahankan nada santainya tapi penuh dengan intimidasi sampai akhir kalimatnya.

"Aku tidak percaya padamu." Hanya itu yang mampu ku ucapkan mendengar cerita Changmin. Jujur kata-kata Changmin cukup membuatku tertegun mendengarnya.

"Tentu saja kau tidak akan percaya, karena Luhan sudah meracunimu dengan cinta dan kata-kata manisnya. Cinta sudah membutakanmu nona." Kata Changmin sambil berjalan mendekatiku.

"Aku tidak percaya dan tidak akan pernah percaya padamu." Sambil berlalu meninggalkan Changmin sendiri.

Author POV

"Aku tidak percaya dan tidak akan pernah percaya padamu." Nara berlari meninggalkan Changmin menuju kamarnya.

"Apakah benar Luhan bukan orang yang baik ? Kalau benar dia adalah petinggi Orcus lalu kenapa dia tidak memberitahukannya padaku ? Apa yang Luhan sembunyikan dariku ? Apa benar Luhan bukan orang yang baik ?" pikiran itulah yang terus berputar-putar dalam otak Nara.

Tapi begitu Nara mengingat ucapan Changmin yang mengatakan "Luhan adalah seorang penjilat" entah keyakinan dari mana bahwa apa yang Changmin katakan adalah salah. Tapi entahlah semuanya begitu rumit saat ini.

Setelah semalam tidak bisa tidur memikirkan apa yang dikatakan Changmin, Nara memutuskan untuk kembali ke pondok kecilnya ditepi hutan. Menurutnya disanalah dia bisa menenangkan pikirannya dan mencari jawaban siapa yang benar dan yang salah.

Nara melangkahkan kakinya keluar darinya yang langsung disambut Changmin didepan pintu kamarnya. "Apa yang kau lakukan disini." Dengus Nara kesal dengan kemunculan Changmin didepan pintunya.

"Kau mau kemana ? Aku hanya ingin mengajakmu sarapan" Jawab Changmin sambil menatapku penuh selidik.

"Tidak perlu, aku tidak lapar dan kau tidak perlu tau kemana aku akan pergi." Jawab Nara melenggang pergi melewati Changmin yang masih berdiri didepan pintu kamar Nara.

"Kau ingin menemui Luhan ?"

"Bukan urusanmu, kalaupun aku menemui Luhan." Jawab Nara meneruskan langkahnya tanpa memperdulikan ucapan Changmin.

Nara terus melangkahkan kakinya menuju tempat yang menurutnya dapat menjernihkan pikirannya. Sebuah pondok reyot yang selama ini ia tempati. Tanpa terasa Nara sudah menapakkan kakinya tepat didepan pondoknya. Tanpa babibu lagi Nara langsung masuk dan melemparkan tubuhnya ke ranjang kecil disudut ruangan yang disebutnya dengan kamar. Memejamkan mata dan menjernihkan pikirannya, mana yang harus dia percaya itulah yang Nara dinginkan saat ini.

***

Suara ketukan pintu yang bertubi-tubi membangunkan Nara dari istirahat otak panjangnya. Dengan langkah gontai dan sedikit terseok-seok karena malas Nara melangkahkan kakinya menuju pintu depan tempat dimana pintunya dipukuli tanpa ampun oleh orang dibalik pintu itu. Dengan gerakan lamban Nara membuka pintu dan mendapati orang yang semalaman dipikirkannya berdiri tepat didepannya.

"Luhan. Apa yang kau lakukan disini ?" Tanya Nara begitu melihat tamunya.

"Aku merindukanmu Nara. Tidak bisakah kau menyuruhku masuk dulu baru bertanya ?" Balas Luhan sembari berjalan masuk ke dalam rumah tanpa dipersilahkan masuk.

Find it : when it start?Where stories live. Discover now