Kubimbing Nara melangkah menuju ranjang yang berada di sudut ruangan, masih dengan posisi yang sama. Segera kurebahkan Nara begitu ku rasakan ujung kakiku menyentuh bibir ranjang, dengan posisi Nara berada di bawahku. Tangan kanan Nara masih setia mengalung di leherku, tapi aku merasakan tangan kirinya mulai mengacak pelan rambutku. Sial, umpatku dalam hati dengan perlakuan Nara. Baiklah nona aku tidak akan menghentikan apapun yang akan aku lakukan padamu malam ini.
Aku mulai berpindah menyursuri(?) Leher jenjangnya yang terlihat mulus tanpa bercak apapun, ku biarkan bibirku meninggalkan tanda keunguan disekitar lehernya. "Baiklah dengan tanda ini kau sekarang milikku nona dan tidak akan aku biarkan lelaki lain menyentuh tubuhmu selain aku". Bisikku dalam hati.
Author POV
Tanpa terasa matahari pagi sudah mulai menampakkan kegagahannya membuat salah satu dari dua anak manusia yang melalui malam panjang dengan aktivitas melelahkan ini terbangun dari dunia bayangan tanpa batas yang disebut tidur.
Nara terbangun dari tidur singkatnya, karena dorongan dari tenggorokannya yang kering akibat terlalu banyak rancauan(?) Yang keluar dari mulutnya semalam. Nara menyusuri rumah Luhan yang begitu luas dan mencari letak dapurnya agar ia bisa segera menyirami tenggorokannya yang mengering. Setelah cukup lama melangkah akhirnya Nara menemukan apa yang dia cari, segera saja ia mempercepat langkahnya dan menuang segelas besar air putih kemudian meneguknya sampai habis tak tersisa. Baru saja menaruh gelasnya dimeja dan menghela nafas panjang Nara dikagetkan dengan sebuah suara.
"Ehem" spontan Nara langsung menolehkan kepalanya dan mendapati seorang gadis cantik yang sedang mengamatinya intens dari atas sampai bawah.
"Kau siapa ?" Tanya gadis cantik yang mengagetkan Nara.
"Nara, Shim Nara." Jawab Nara tersenyum sambil membungkukkan badannya pada gadis cantik itu yang tak lain adalah haera, adik si empunya rumah.
"Xi Haera." Balas Haera singkat sambil membungkukkan badan seperti yang dilakukan Nara. "Apa yang kau lakukan disini ?" Tanya Haera penuh selidik.
"Aku ... "
"Dia kekasihku. Aku yang membawanya kemari." Jawab suara lain yang sukses membuat kedua gadis itu menoleh ke arah sumber suara. Luhan sudah berdiri di depan pintu dapur dan segera melangkahkan kakinya menghampiri Nara sembari memeluknya dari belakang.
Mendengar penyataan Luhan membuat kedua pipi Nara bersemu merah seperti tomat, sedangkan Haera hanya melonggoh memasang tampang bodohnya mendengar ucapan kakak satu-satunya itu.
"Jangan memasang tampak bodoh seperti itu nona, kau tampak sangat jelek." Ujar Luhan mencibir reaksi berlebihan adiknya, Haera.
"Hah ... Yang benar saja ? Wanita secantik ini sangat disayangkan kalau jadi kekasihmu tuan muda." Kata Haera diiringi dengan dengusan sebal pada tingkah kakaknya itu. "Kau masih bisa berubah pikiran Nara dan aku bisa mencarikan orang yang lebih baik dari si bodoh ini." Sindir Haera sambil meletakkan bawaannya ke atas meja. Tiba-tiba satu jitakan dari Luhan sukses mendarat dikepala Haera, yang membuatnya sedikit mengerang kesakitan.
"Kau mau mati nona Xi ?" Kata Luhan sengaja memasang tampang garangnya, yang menurut Haera sangat tidak cocok dengan wajah kakaknya yg terkesan imut daripada garang.
"Aku akan memikirkan tawaranmu Haera." Kata Nara sambil tersenyum jahil pada luhan.
"Coba saja jika kau bisa menjauh dariku nona Shim." Sahut Luhan cepat sambil menarik Nara kembali ke pelukannya.
"Sudah hentikan drama percintaan kalian, kita sarapan dulu sekarang. Aku tadi sudah membeli beberapa potong roti." Kata Haera sambil menaruh 3 piring yang tadi sudah diambilnya kemudian duduk dikursi meja makan.
YOU ARE READING
Find it : when it start?
Fantasy[COMPLETED] Find it when it start merupakan fanfiction seri pertama dari trilogy "Find It" series. Luhan salah seorang petinggi negara Ionia di EXO Planet yang pada awalnya ditugaskan untuk mengungkapkan kejahatan yang dilakukan Shim Changmin dengan...
Find it: When it start? part 4
Start from the beginning
