▪ 10 ▪

6.1K 557 106
                                    

10.

==========
Biarkan itu berlalu, selebihnya lanjutkan hidupmu, cari bahagiamu.
==========

          “Aku tidak menyangka kalau yang menelponku direktur utama Ananta Group. Entah kenapa tiba-tiba ia mengundangku untuk minum-minum hari ini.”

“Berterimakasihlah pada Max, ia menyelamatkanmu dari malam-malam suntukmu yang lebih memilih ditemani buku-buku tebal daripada menikmati dunia.”

“Oh ya?”

Rendra kembali meneguk anggurnya. Mengamati profil Rangga dari samping. Untung saja dia punya pengendalian diri yang lumayan baik. Kalau tidak, kepalan tangan Rendra sudah mencium perut Rangga dan membuat bekas merah yang tidak tanggung-tanggung sakitnya. Ia marah. Jelas sekali. Apalagi setelah tahu apa yang tersembunyi dari senyumnya yang tidak utuh itu. Bagaimana ada pria sebrengsek sepupunya ini? Kalau ingin selingkuh, cari pasangan yang jauh. Bila perlu berbeda negara. Bukan asal mencomot teman pacarya. Salah-salah malah jadi masalah, dan tentu saja menyakitkan untuk diterima pihak lain.

“Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu?” Kali ini Rangga menolehkan kepalanya, menatap Rendra.

“Sedikit buruk. Aku ingin menghajar seseorang.”

“Wow, apa yang dilakukan orang itu sampai membuatmu marah?” Rangga yang hanya fokus pada bir di gelasnya, mulai tertarik dengan perkataan Rendra. Jarang sekali adik sepupunya itu merasa marah. Hampir tidak pernah dalam hidupnya, Rendra memiliki catatan kriminal. Ia tidak pernah nakal, selalu menuruti apa yang diminta orangtuanya, termasuk meninggalkan Indonesia demi merintis karir di Amerika.

“Menyakiti hati perempuan.”

Entah Rangga sadar atau tidak, perlahan raut wajah yang mulanya tampak tertarik dengan obrolan Rendra berubah menjadi tegang. Rendra yang menyadari perubahan itu menikmatinya sambil meminum anggur kembali.

“Oh ya, aku baru ingat kalau kamu ini sosok family man yang diidola-idolakan wanita di luar sana. Jadi, siapa perempuan ini?”

“Teman.”

“Istimewa?” lanjut Rangga penasaran.

“Tidak.”

Selanjutnya yang didengar Rendra hanya hembusan napas kasar disusul bunyi es batu yang bergesek dengan gelas.

“Jika tidak istimewa, kenapa kamu menaruh perhatian lebih padanya? Cukup nasehati wanita itu. Kamu tidak usah ikut campur ingin meninju laki-laki segala.”

Rendra tidak merasa ikut campur dalam hubungan Rangga-Bella-Andra. Ia hanya tidak suka melihat seorang pria menyakiti hati perempuan. Garis bawahi. Tidak suka.

“Sayangnya, aku kenal dengan pria itu.” Celetuk Rendra. Ia tampak melamun.

“Kasihan sekali. Tunggu apalagi, hajar saja,” Rangga menepuk bahu Rendra “Tapi kurasa, itu bukan gayamu.”

“Ya. Sejak tinggal di sini, I’m like out of my comfort zone.

“Aku tahu. Banyak bicara juga bukan gayamu.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Fact. - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang