21

1.8K 38 0
                                    

Tiba-tiba terdengar seseorang tertawa lantang dan berseru, "Ada teko arak tiada cawan, apakah kejadian ini tidak merusak pemandangan?"

Tangan kirinya didorong ke depan, teko arak yang sedang melayang datang tiba-tiba berhenti di tengah udara lalu berbelok ke kanan dan meluncur kembali ke muka.

Mengikuti gerakan tersebut tangan kanan orang itu pun diayun kedepan dua buah cawan arak segera mengikuti dibelakang teko arak tadi melayang kedepan.

Antara cawan dan teko tetap terpaut suatu jarak tertentu walau sudah melayang sejauh tiga empat tombak, jaraknya sama sekali tidak berubah.

Ketika Be Boen Hwie berpaling maka ia kenali orang itu adalah seorang pengemis berperawakan kecil kurus dan berpakaian dekil, dia bukan lain adalah Sun Put Shia seorang Tiang loo partai Kay-pang yang sudah lenyap hampir puluhan tahun lamanya.

Menjumpai orang itu, Be Boen Hwie kegirangan, segera ia berpikir.

"Tak nyana si orang tua ini masih hidup dikolong langit bahkan menghadiri pula pertemuan orang gagah yang diselenggarakan hari ini dengan hadirnya ini maka kekuatan dipihakku akan bertambah kuat, dua puluh tahun lamanya tak pernah berjumpa dengan dia, tak disangka wajah maupun tingkah lakunya masih tetap seperti sedia kala, aku rasa tenaga dalamnya tentu peroleh kemajuan yang amat pesat.

Dalam pada itu Shen Bok HOng telah mendehem berat dan menegur.

"Tak disangka Sun-heng pun turut hadir dalam pertemuanku ini, hal ini benar2 menambah pamor siauwte."

Sembari bicara dari tempat jauh ia menjura.

Siauw Ling mengenali watak Shen Bok Hong yang angkuh dan tinggi hati dalam pandangannya, siapapun sebagai manusia tapi sekarang bersikap begitu hormat kepada orang itu tak kuasa ia memperhatikan diri Sun Put Shia beberapa kejap lebih banyak.

Terdengar Sun Put Shia tertawa ter-bahak2

"Haaa.... haaa.... bagaimana? apakah kau merasa tidak senang karena usia aku sipengemis tua terlalu panjang?" tegurnya.

"Sun-heng, pantasnya sejak dua puluh tahun berselang kau sudah modar...."

"Haaa.... haaa selamanya aku sipengemis tua paling tidak suka mengikuti kemauan orang. kau pingin aku sipengemis tua cepat-cepat modar justru aku pingin hidup dua tiga ratus tahun lagi untuk kau lihat!"

"Aku takut Sun-heng tidak punya usia sepanjang itu...."

"Kita semua adalah pengemis yang minta2 sela seseorang dengan suara yang tinggi keras secara mendadak. "Aku lihat.... eei.... sisetan mabok! kau harus membantu diriku"

Siauw Ling segera alihkan sinar matanya ia temukan orang itu bukan lain adalah si Pengemis kelaparan sedang orang yang duduk dihadapannya bukan lain adalah sipendeta pemabok.

"Eeei pengemis kelaparan yang rudin mengapa sih kau suka campuri urusan orang melulu?" tegur sipendeta pemabok sambil memicingkan matanya yang sipit. "Aku sihweesio paling benci kalau suruh mendengarkan perkataanmu"

Seraya berkata ujung tangan kanannya dikebaskan langsung berjalan keluar, segulung tenaga dalam telah memutar teko arak tadi sehingga berpindah arah.

Sipengemis kelaparanpun melepaskan sebuah pukulan. dua buah cawan arak yang membuntuti dibelakang teko arak tadipun segera berputar arah namun selisih jaraknya sejauh dua depa tetap dipertahankan seperti sedia kala.

Sebagian besar jago-jago yang hadir dalam ruangan itu merupakan jago-jago kangouw kenamaan, bagi mereka tidak susah untuk salurkan hawa lweekangnya agar teko arak berputar arah dan tetap meluncur tetapi apabila bertambah dengan dua buah cawan arak tersebut maka pekerjaan ini bukan setiap orang dapat melakukannya kecuali memiliki tenaga lweekang yang amat sempurnya atau mempunyai keyakinan siapapun tidak berani mencoba secara gegabah.

Bayangan Berdarah (Wo Lung Shen)Where stories live. Discover now