Bab 2 - Mr. Populer

5.7K 427 47
                                    

Bab 2 – Mr. Populer

- Firaz Haryanta POV-

Priitttt ...

Suara periwit yang ditiupkan oleh pak Arif yang notabennya adalah pelatih sepak bola SMA Harapan Bangsa tedengar sebagai pertanda untuk kami tim sepak bola beristirahat. Aku berlari menghampiri tas yang sengaja ku simpan di pinggir lapangan, ku ambil sebotol air mineral yang ku simpan didalam tas. Terdengar teriakan dan jeritan perempuan-perempuan yang memanggil namaku dari atas juga pinggir lapangan, aku hanya memutar bola mata cuek sambil membuka tutup botol air mineral itu lalu meneguknya rakus.

"Firaz!! I love you!!" teriakan diujung lapangan kali ini membuatku tersedak sangking kagetnya, entah berapa oktav suara yang dikeluarkan perempuan itu hingga menusuk gendang telingaku.

"Raz, gila fans loe agresif banget!" cibir Yoga menepuk pundakku sambil menaik-turunkan alisnya.

Aku hanya mengelengkan kepala kemudian duduk dipinggir lapangan, "Cewek lebay semua! Masa gue buka tutup botol diteriakin, gue minum diteriakin ... mereka pikir gue lagi sirkus atau atraksi topeng monyet?" gerutuku kesal.

"Firazzz!!!" teriakan itu kembali terdengar dari lantai dua sekolahku, beberapa perempuan kini malah melambaikan tangannya padaku.

Yoga yang kini duduk disebelah menyenggol bahuku pelan, "Tuh liat mereka dadah-dadah, dipikir lagi naik kapal Titanic kali ya? Dadahin balik Riz!" ucapnya asal.

Aku menyunggingkan senyum lalu melambaikan tangan kearah perempuan dilantai dua berharap mereka kini tutup mulut dan berhenti berteriak memanggil namaku.

"Aaaaaaaaaaaaa!!" teriak mereka kompak dan ini malah semakin memekakan telingaku.

"Najis!! Itu suara apa panci jatoh! Bisa pecah telinga gue!!" oceh Yoga menutup kedua telinganya dengan dua tangannya, sedangkan aku hanya mampu mengerutkan kening.

Dino berlari kearah kami berdua sambil nyengir, "Bagi minum Riz!" pintanya tanpa aba-aba langsung meneguk air mineral yang berada ditanganku beberada detik barusan. "Itu cewek-cewek kenapa teriak-teriak kaya kesurupan sih?" tanya Dino memberikan botol air mineral yang barusan ia minum padaku.

"Sialan udah abis! Ngapain loe kasiin ke gue sih!" umpatku membuang botol kosong itu sembarang. "Mereka gue dadahin" jawabku singkat.

Yoga terkekeh, "Coba loe dadahin tuh cewek-cewek ... pasti mereka jerit histeris lagi" ucapnya dengan seringai iblis.

Dino menaikan sebelah alisnya lalu mengikuti apa yang Yoga ucapkan barusan, dengan penuh percaya diri ia melambaikan tangan sambil tersenyum lebar dengan memamerkan deretan gigih putih yang sangat kontras dengan kulitnya yang sawo matang mendekati busuk.

"Huuuuuuuuu!!!" teriak perempuan-perempuan di lantai dua menyoraki Dino, "Bubar-bubar!!" tambah mereka semua kompak.

"Anjir, kok pada bubar?" tanya Dino terperanggah melihat deretan perempuan yang tadi ada di lantai dua kini menghilang. "Apa gue terlalu ganteng ya?"

"Loe itu luar biasa! Thanks ya Blacky ..." ucapku bangkit dan menepuk pundak Dino kemudian berjalan menuju kamar mandi, sepertinya aku harus menuntaskan hasrat buang air terlebih dahulu sebelum melakukan latihan lagi.

Sepertinya hidupku di SMA ini tak pernah bisa tenang, dimanapun aku berada selalu saja ada yang mengangguku. Dari kejauhan aku melihat dua perempuan yang kini saling berbisik sambil melihat kearahku.

Tanpa peduli dengan mereka aku terus berjalan menuju kamar mandi yang terletak dibelakang dua perempuan yang seolah-olah ingin menerkamku.

"Sore kak Firaz ... bisa minta foto ya?" pinta salah satu perempuan berambut ikal yang diseragamnya tertulis nama Gina.

"Sialan! Aku bener-bener udah kebelet!!" batinku. Aku tersenyum sambil menganggguk, harus pintar-pintar jaga image didepan para perempuan seperti ini.

"Yeayyyy!!" sorak mereka bahagia, secara bergantian mau tak mau aku harus melayani hasrat dua perempuan ini agar mereka puas dan tak menggangguku lagi. Sialan! Aku sudah tak sanggup lagi menahan kencing!

"Sudah ya" pamitku berlari meninggalkan mereka berdua yang malah asik tertawa melihat hasil foto barusan, peduli amat soal hasilnya! Yang penting aku harus kencing!!

***

Aku melemparkan tasku sesampainya di dalam kamar, seperti biasa! Kondisi rumah selalu seperti ini, sepi dan tak pernah membuatku betah berlama-lama di rumah terkecuali di dalam kamarku sendiri.

Tanpa membuka kaos bola yang masih menempel, aku melemparkan tubuhku keatas ranjang. Menatap langit-langit kamar dengan menaruh kedua tanganku untuk menahan kepala, bau keringat sehabis latihan bola masih tercium, masa bodoh! Aku butuh istirahat sebentar.

Baru aku mencoba untuk memejamkan mata, suara notif ponsel yang terdengar bekali-kali sangat menganggu. Mau tak mau aku bangkit dari ranjang, mengambil ponsel yang kutaruh diatas meja belajar dan kembali merebahkan tubuhku di atas ranjang.

Ku masukan password untuk membuka kunci ponselku, sengaja aku password karena Yogi teman sebangkuku suka dengan seenaknya menjual foto-foto diriku yang tengah berselfie pada perempuan-perempuan di luar sana, dia sudah seperti germo yang menjual fotoku pada tante-tante genit. Sialan memang!

Ternyata ada dua puluh notif dari instagram, aku mendecakan mulutku pelan setelah melihat ada dua foto yang dengan sengaja mereka tag padaku. Ternyata itu hasil foto didepan kamar mandi, dua perempuan itu dengan bangganya langsung mengupload foto bersamaku dengan caption with my dear. Ya Tuhan! Ini alay sekali ... aku semakin muak setelah melihat berbagai macam komentar dibawahnya, kenapa perempuan sekarang agresif sekali?

Ku lemparkan ponselku dan kembali mencoba untuk tertidur, sialnya ketukan pintu kamarku malah semakin membuatku sulit untuk tertidur lagi! Argghh!! Kenapa semuanya tak membiarkan aku tertidur sebentar saja!!

Aku kembali bangkit dari ranjang, membuka pintu yang sengaja kukunci agar siapapun tak bisa masuk kedalam kamar.

"Kamu belum mandi sayang?" tanya mama melihat tubuhku dari ujung kepala hingga ujung kaki lalu mulai mendekati dan mencium aroma tubuhku. "Emh ... bau asem, mandi dulu gih ..." perintahnya sambil mengusap rambutku yang sedikit basah oleh keringat dengan lembut.

Aku mengangguk mengerti, sedangkan mama kembali menutup rapat pintu kamarku. Wajah mama terlihat sangat lelah sepertinya, ya ... mamaku memang seorang wanita karir sedangkan papaku dia terlalu sibuk bekerja hingga mungkin dia lupa untuk pulang ke rumah. Aku menarik nafas panjang lalu mulai melucuti kaos bola yang kupakai, mengambil handuk yang tergantung dibelakang pintu kamar.

Baru saja aku melangkahkan kaki ke kamar mandi, ponselku kembali berbunyi. Kembali ku raih ponsel itu, ternyata sebuah panggilan video call dari Yoga. Mau apa anak ini sampai video call segala? Ku tekan tombol berwarna hijau dan mulai terlihat wajah tengil Yoga dari layar ponsel.

"Lagi apa bro?"

"Gue mau mandi! Genit amat loe pake video call segala"

"Coba mana bukti kalo loe mau mandi?"

Aku memutar bola mata kesal ketika sahabatku ini tak percaya dengan apa yang baru katakan, ku arahkan ponselku agar terlihat bahwa aku jujur bersiap-siap untuk mandi.

"Omaygat!!" terdegar suara wanita dari sambungan video call Yogi, buru-buru kuarahkan kembali layar ponsel ke wajahku. Benar saja disamping Yogi kini ada beberapa wanita yang tengah tertawa geli melihatku tadi.

"Sorry bro! Ini fans loe ngancam gue soalnya" kekeh Yogi tanpa dosa.

"Sialan! Untung gue tutupin pake handuk ini barang mahal!!" dengusku kesal dan langsung mematikan sambungan video call dari Yogi si kampret itu!

***

Bab dua udah update ... cepet ya? hahaah mumpung ide lagi mengalir deras ... hahaha. Coba kaya gini terus ya tiap hari, dipastikan ..... CEPET TAMAT ... wkwkwk

Jangan lupa vote dan commentnya aku tunggu ... Love u Full ...

Crazy LoveWhere stories live. Discover now