26

4K 205 6
                                    

"Ke apartemen gue yuk," Valen mengajak Noura. Noura memutar bola matanya malas lalu menggeleng. Mana mau Noura ke apartemen Valen, di sana hanya ada Valen jadi otomatis kalau Noura ikut, di sana hanya berdua. Oh yang ketiga nanti setan. Kan ogah.

"Bedua doang?"

"Em, gimana ya?"

"Nyokap lo kemana?"

"Ke rumah om gue, nengokin adek gue."

Valen menggaruk lehernya yang tidak gatal dan tersenyum melas.

"Temenin gue ya?"

Noura menangkup kedua pipinya lalu mengusap wajahnya kasar. Noura takut kalau Valen berbuat yang aneh-aneh. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, Valen tidak pernah melakukan hal yang diluar batas saat bersamanya. Jadi kemungkinannya kecil kalau Valen akan melalukan sesuatu terhadapnya.

"Gimana?"

"Yaudah, tapi paling lama jam sembilan lo nganter gue balik."

"Sip."

🏩


Mereka sampai di apartemen Valen lalu mereka masuk. Noura duduk di sofa sambil menyalakan TV. Valen meletakkan tasnya di sebelah Noura lalu berjalan ke kulkas untuk mengambil minum.

"Gue ke kamar bentar mau mandi, lo tunggu bentar." Valen memberikan sekaleng soda untuk Noura yang diterimanya dengan senang hati. Noura sudah kehausan sejak istirahat kedua, pasalnya pada saat itu dia asik ngobrol dengan Ara.

"Kalau mau makanan, cari aja di kulkas." Noura mengangguk.

"Lo mau ikut gue mandi kaga?"

"Dih! Ya enggak lah, mending gue makan." ujar Noura dengan kekehan. Valen berdecak sebelum masuk ke kamarnya yang bersebelahan dengan ruang tengah. Sebelum Valen benar-benar masuk, Valen kembali menghadap Noura. Noura menatapnya dengan bingung.

"Kenapa lagi?"

Valen berpikir sejenak, "Seriusan nggak mau ikut? Seru loh ntar."

"Kaga ilah, mesum banget sih otak lo."

"Wajar kali, gue cowok."

"Iya, semerdeka lo dah. Mandi sana!" Valen tertawa kecil lalu masuk ke kamarnya dan menutupnya. Valen bersandar pada pintu lalu tangannya mengusap wajah serta mengacak rambutnya.

"Ah, gue gila sama lo Ra!" teriak Valen.

"Val, lo bilang apa?!" teriak Noura dari luar. Valen langsung menutup mulutnya.

"Jangan pulang dulu!"

"Iya! Eh, Val, gue bagi cokelatnya ya!"

"Iya! Buat lo semuanya!"

"Makasih Val! Makin sayang deh!"

Noura menunggu Valen selesai mandi sambil melihat-lihat isi apartemen Valen. Matanya tak sengaja melihat pigura yang cukup besar dipasang di dinding. Di sana Valen dengan keluarganya--kecuali ayahnya berfoto bersama. Mamanya duduk di depan dengan kursi dan anak-anaknya berdiri di belakangnya. Valen dengan wajah datar serta abangnya yang juga seperti itu sedangkan adeknya serta mamanya tersenyum. Senyum yang berbeda, mengandung berbagai makna terutama mamanya.

Saat mata Noura melihat mamanya Valen, Noura seperti mengenalnya. Noura mencoba mengingat siapa wanita itu. Di mana dirinya bertemu dan kapan.

"Gue cakep ya?" suara Valen berhasil mengalihkan pandangan Noura. Noura menatap Valen lalu memutar bola matanya malas.

"Matanya biasa aja dong, nggak selo banget."

"Gue kek pernah ketemu nyokap lo deh," Valen menatap Noura dengan dahi berkerut. Noura mengangguk.

My Trouble is BadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang