Keempat.

689 73 24
                                    

//

Perempuan itu tersenyum manis, memperlihatkan mata indahnya yang melengkung cantik. "Hai, sunbae. Aku Kim Doyeon- teman Junhoe."

Jinhwan membalas senyumnya dengan senyuman kecilnya, "Ya, namaku-"

"Jinhwan sunbae! Aku sudah sering mendengarmu dari si bodoh Junhoe." Ucap gadis tinggi tersebut diakhiri dengan cibiran. Dahi Jinhwan mengkerut, "Apa yang sering June ceritakan padamu?" Balasnya penasaran.

Sambil berpikir, Doyeon mengusap-usap dagunya. "Semuanya."

"Apa?"

"Yeah, semua tentangmu sunbae. Hihihi."

Dibalas dengan senyuman simpul milik Jinhwan, apa mereka sedekat itu?

"Ah, ini untukmu. Dari Junhoe." Doyeon memberikan gantungan kunci berbentuk kepala kelinci manis yang dikeluarkan dari saku rok nya, "Katanya, sebagai permintaan maaf karena ia akan kerja kelompok dulu hari ini, jadi tidak bisa pulang bersamamu." Sambungnya.

Mengangguk pelan, lalu mulai bersuara, "Terimakasih, Doyeon-ah. Kenapa kau repot-repot membawakannya untukku?"

Doyeon menggembungkan pipinya, "Karena Junhoe yang memintanya!"

//

"Yak, apa maumu terus-terusan mendatangiku?"

Dibalas helaan nafas oleh yang ditanya, "Aku masih menyayangimu, kumohon kembalilah." Lelaki jangkung itu menggenggam tangan yang lebih tua darinya.

Jinhwan melepas paksa tangannya yang digenggam. "Aku tetap tidak mau," ia menatap tajam lelaki yang ada di depannya.

"Hyung, akuㅡ"

"Jangan menemui aku lagi. Aku sudah memaafkanmu, tapi tidak untuk kembali." Jinhwan berkata tegas.

Tak tahan, Junhoe meneteskan setitik air matanya, tersenyum getir sambil melihat kearah bawah. "Arraseo."

Jinhwan menggigit bibirnya kuat, menahan tangisnya yang sudah hampir menetes. Sungguh berat untuk merelakan dia. Demi Tuhan, Jinhwan masih sayang pada lelaki di depannya.

Namun, jika ia tidak melepasnya pasti akhirnya akan selalu sama.

Karena pada akhirnya, kami akan saling bertanya pada diri sendiri, ㅡKenapa aku selalu disakiti?

"Aku mencintaimu, hyung."

"Hhh. Ingat pesanku, June-ya. Jangan tidur terlalu larut dan menunda makanmu."

Junhoe mengangguk pelan.

"Jangan bolos pada kuliahmu, kau sudah mau lulus. Kerjakan tugas akhirmu dengan baik, jangan bermain terus."

Lelaki jangkung itu memperhatikan Jinhwan dengan lekat.

"Dan terakhir, jadikan hubungan kita sebagai pelajaran untuk kedepannya. Arrachi?"

Junhoe mengangguk, menunduk pelan. "Terimakasih untuk 6 tahunnya, Jinanie hyung."

Dibalas anggukan kecil Jinhwan, "Terimakasih juga, June-ya."lalu lelaki manis itu berjalan sambil menggenggam erat dokumen penting dari kampusnya.

Setelah punggung mantan kekasihnya sudah hilang dari pandangan, Junhoe mulai berteriak. Mengingat seberapa buruknya ia menjadi kekasih untuk Jinhwan.

Junhoe menyesal, kenapa ia harus berbuat itu disaat kesal melihat Jinhwan yang mengabaikannya? Bukankah masih bisa dibicarakan dengan baik?

Kringg, kringg.

Seseorang menelepon ponsel Junhoe, melirik sebentar siapa yang meneleponnya. Lalu, segera ia angkat teleponnya dan langsung mencurahkan isi hatinya, "Yak, aku tidak bisa lanjut dengan Ji-"

"Bukan itu yang mau aku bicarakan." Sela yang di sebrang telepon.

Junhoe mengerutkan keningnya, "Lalu?"

"A-aku..."

Jinhwan tersenyum masih sambil menggigit bibir bawahnya hingga kebiruan. Bedanya, ia sekarang berurai air mata.

"Maafkan aku, terimakasih..."

Tiba-tiba ia mengacak rambutnya, "Ah, sial! Aku bisa! Tuhan, tolong bantu aku untuk melupakannya."

Ia berdoa pada Tuhan, semoga keputusan ini adalah keputusan yang terbaik.

//

"Apa mereka tidak apa jika dibiarkan dekat seperti itu?" Tanya Chanwoo penasaran, "Kau, tidak cemburu hyung?"

'Tentu saja aku cemburu, dan khawatir dia akan berpaling-'

Jinhwan menggeleng kecil, "Aku percaya padanya, Chanu-yah." Lalu ia melanjutkan tugas makalahnya tadi yang sempat tertunda.

Dibalas anggukan paham oleh Chanwoo, namun, teman nya yang satu lagiㅡ Donghyuk, hanya terdiam.

Dan ia mulai membuka mulut, "Ya sudahlah ya, hyung. Kita kan baru SMA, cinta di SMA hanya sekedar main-main." Donghyuk menatap Jinhwan sambil tersenyum manis. "Kita bisa menemukan yang lebih baik di kampus nanti." Lalu lelaki berlesung pipi itu tertawa renyah.

Namun, hanya kerutanlah yang muncul di dahi Jinhwan- menandakan ia bingung maksud dari perkataan Donghyuk itu apa.

//

To Be Continue

안녕? Heheheheh I'm back. Aku sudah menyiapkan untuk chapter selanjutnya! Jadiㅡ jika kalian mau segera ini berlanjut, tolong berikan dukungan kalian padaku dari Vote dan Comment. 💕💕

Xoxo, Amél.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 20, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Liar - ON HOLD.Where stories live. Discover now