Ketiga.

511 64 6
                                    

//

Di kamar Jinhwan, terdengar bunyi decitan kasur dan desahan dari kedua lelaki tampan yang sedang saling mencumbui.

"Ahh, June-ya! lebih, nghh, dalam!" Jinhwan merancau tidak jelas, yang dibalas anggukan dan seringai dari wajah tampan kekasihnya.

Junhoe mempercepat gerakannya, menyalurkan kenikmatan yang didasari kasih sayang membuncah untuk pujaan hati kecilnya.

"Kakiku- Jun, mmhh, ak- aku.." seakan mengerti, Junhoe langsung menahan pinggang ramping kekasihnya. Dan Jinhwan malah ikut menyandarkan dirinya di dada Junhoe, mempasrahkan semua yang akan dilakukan Junhoe pada tubuh kecilnya ini. Ia sudah sangat lemas.

Dan pada saat tusukan terakhir, beriringan dengan desahan panjangnya, Jinhwan mengeluarkan cairan cintanya, disusul Junhoe di dalam tubuh Jinhwan. Mereka ambruk dikasur bersama, sudah berapa ronde yang mereka jalani pun mereka lupa.

"Sayang," ada jeda sebentar sebelum Junhoe melanjutkan perkataannya, "Kau lelah?"

"Hhh. Menurutmu, bodoh?"

Yang dipanggil bodoh terkekeh kecil.

Mereka masih sibuk mengatur pernafasan masing-masing. Lalu kantuk pun mulai menguasai alam sadar Jinhwan, ia mulai menutup matanya. Junhoe yang sadar akan tidurnya Jinhwan, membenarkan posisi keduanya, mengambil selimut dan mendekap kekasihnya dengan erat.

"Tidur yang nyenyak, sayangku. Aku mencintaimu." Diakhiri dengan kecupan kecil di bibir merah muda Jinhwan yang dibalas pula olehnya,

"Aku lebih mencintaimu, Koo."

//

Seseorang menepuk bahunya perlahan, mengusik kegiatan menangis Jinhwan.

Itu adalah kekasihnya, Koo Junhoe.

"Hyung, aku-"

Plak!

Dengan refleks, Jinhwan menampar pipi kiri Junhoe. "Kau masih berani muncul dihadapanku, hah?!"

"Kau harus mendengarkan dulu semuanya, dariku, hyung!"

"Apa? Kau mau menceritakan apa lagi?" Jinhwan menarik nafasnya, supaya ia tenang. "Aku sudah tahu semuanya, tanpa kau bercerita."

Junhoe mengerutkan keningnya, "Cerita apa? Bahkan aku tidak tahu apa yang kau ketahui! Ayolah hyung,"

"Kau! Bajingan brengsek! Apa yang harus di dengarkan ketika kau melihat kekasihmu sedang melakukan seks dengan wanita lain? Hah? Jawab, brengsek!"

"Hyung, kau harus mengontrol kata-katamuㅡ"

Amarah Jinhwan semakin naik ke ubun-ubun, Junhoe seperti menyiram minyak pada kobaran api. "Persetan dengan bahasaku, sialan. Aku sudah muak dengan prasangka baikku yang tak membuahkan hasil." Jinhwan kembali menangis. "Kau..."

Junhoe memeluk Jinhwan dengan erat, namun dengan segera Jinhwan melepasnya. "Pergi! Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, aku tidak peduli lagi denganmu!"

Dengan berat hati, Junhoe mulai berbicara. "Aku kelepasan hyung, aku sedang tak terkontrol. Ini seharusnya tidak terjadiㅡ"

"Tapi ini terjadi, bajingan!"

Junhoe mulai memanas, "Berhenti mengumpat, Kim Jinhwan!" Yang dibalas dengan emosi juga oleh kekasihㅡ atau mantan kekasihnya. "Apa pedulimu, setan? Kau bahkan tidak memikirkan perasaanku saat kau menusuk vagina jalang itu menggunakan penismu, kan?"

"KIM JINHWAN!"

"BENCI LAH AKU, SIALAN!" Jinhwan sudah melemas, ia tak habis pikir akhirnya akan seperti ini. Mengenaskan.

Lelaki kecil itu menangis sejadi-jadinya didepan Junhoe.

"Ku kira aku benar, membelamu dihadapan teman-temanku.

Ku kira semua yang kau katakan benar adanya.

Dulu, aku hanya ingin mempercayaimu dengan apa adanya, Koo Junhoe."

Lelaki jangkung didepannya mengacak rambutnya frustasi, "Hyung, maafkan aku. Aku menyesal dengan semua yang telah terjadi-"

Jinhwan tersenyum miris, "Oh ya, Bukankah, wanita itu- yang kau setubuhi, membantumu membuat hadiah anniversary kita, June-ya? Siapa? Doyeon-ah?"

Yang ditanya membatu, dia hanya bingung dengan jawaban apa yang akan dia utarakan.

Sekarang, Jinhwan sudah mulai tenang. "Kau tidak perlu menjelaskan apa-apa, aku tahu, aku memang membosankan. Kau pantas dengannya." Ia berkata itu sambil memandang rendah lelaki didepannya.

Karena, kalian sama-sama memuakkan.

Yang ditatap mengerti sifat sarkasm Jinhwan, "Kau kira hanya kau saja yang terluka disini, hah?" Junhoe mulai membuka suara. Jinhwan sudah bisa berpikir jernih sekarang, "Kita sudah saling menyakiti, kan?"

Junhoe menghela nafas berat. Memandang Jinhwan dengan pandangan yang tak bisa diartian oleh Jinhwan sendiri.

"Maka dari itu, ayo kita selesaikan semua ini sampai tak bersisa."

//

Jinhwan terkejut saat menyalakan saklar lampu di kamarnya, ia melihat Junhoe tersenyum sambil memegang kotak hadiah untuknya.

"Kemari, ambil lah."

Dengan senang hati, Jinhwan berjalan tergesa-gesa menghampiri Junhoe.

Tangannya dengan sigap mengambil hadiahnya dari tangan Junhoe, namun Junhoe malah menjauhkannya yang menyebabkan Jinhwan pout. "Cium, baru akan kuberikan."

Jinhwan mengangguk menyanggupi, lalu ia mengalungkan tangannya di leher kekasihnya, mencium bibir tebal kekasihnya dengan lembut dan memberinya sedikit lumatan.

"Happy anniversary, babe. Ini untukmu." Ucap Junhoe tulus seraya memberi hadiah pada si mugil.

Sebuah syal berwarna soft blue, dan ada tulisan KJH nya. Jinhwan tersenyum manis sambil memeluk Junhoe lagi.

"Aku membuatnya sendiri loh." Sombong Junhoe. Jinhwan mengerutkan alisnya, "Sejak kapan kekasihku bisa merajut?"

Dibalas kekehan kecil dari si jangkung, ia berbisik juga. "Doyeon yang membantuku membuatnya,"

Otomatis, Jinhwan melepas pelukannya. "Siapa itu?"

"Ia teman dekatku."

"Sedekat apa?"

"Wah, apakah kekasihku cemburu?"

"Kau kekasihku, wajar aku cemburu." Diakhiri Junhoe yang mengecup bibir Jinhwan terus menerus, karena gemas dengan kekasihnya tersebut.

//

ㅡ Yang dirindukan bukanlah orangnya, melainkan hanya kenangannya.

To Be Continue.

Ya, gimana? Suka ga? HEHEHEHE. tolong comment and vote nya sangat berarti, kalau mau dilanjut, tolong ya hargai karyaku walaupun ga bagus. ^^

Liar - ON HOLD.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora