Pertama.

1K 76 8
                                    

//

"Sunbae, ini ada titipan." Seorang siswi tingkat 1 memberikan sebuah amplop berwarna merah terang kepada Jinhwan. Sebelum siswi tersebut berlalu, ia sempat berterimakasih padanya. Lalu dengan penasaran, ia mencoba membuka isi surat tersebut.

' Ayo pergi ke kelas X-3, aku menunggu. '

Kurang lebih begitulah isinya. Namun, Jinhwan belum menangkap siapa dibalik kata aku tersebut. Karena penasaran, tanpa berpikir lebih lanjut, ia berlari kecil menuju ruang kelas yang di maksud.

Saat ia sampai disana, ternyata hanya ada teman sekelasnya. Yaitu Koo Yejin. Jinhwan mengerutkan dahinya, "Yejin-ah? Apa kau habis mengerjakan tugas kelompok juga- sebentar, Kau yang memintaku kemari?" Yang ditanya mengangguk dan tersenyum kecil, "Aku mau memberikan ini."

Yejin memberikan kunci kelas mereka, ruang kelas XII-1. Kerutan di dahi Jinhwan makin dalam, "Untuk apa kunci ini?" Hyejin mengangkat bahu sebentar, "Kau meninggalkan sesuatu disana, bodoh."

"Kau serius? Apa itu? Lalu kenapa kuncinya ada pa-"
"Kalau kau tidak mau mengambilnya, ya sudah!" Potong Yejin galak.
"Aduh, aku malas naik tangga." Keluh Jinhwan.

Yejin mendorong tubuh Jinhwan keluar kelas, "Cepat ambil! Ini sudah sore dan sekolah sebentar lagi akan ditutup, kau mau terkunci hah?"

Dengan terpaksa, Jinhwan bergegas menaiki tangga untuk mencapai lantai 3 di sekolahnya. Membuka gembok pintu kelasnya, lalu ia masuk dan berjalan perlahan. Matanya terbuka penuh saat di mejanya tersedia kotak coklat berukuran 30 x 30 cm, dan sebuah jam tangan kecil yang sangat manis namun tetap bagus untuk seorang lelaki.

Lelaki mungil itu merona, "A-apa ini?" Disana juga ada sebuah note kecil, yang menyuruhnya membawa seluruh hadiahnya dan pergi ke taman belakang sekolah. Ia mendengus kesal, ini seperti permainan petak umpet.

Ia berjalan agak tergesa untuk mencapai taman belakang sekolah. Sesampainya disana, seorang lelaki tinggi ber dasi garis 1ㅡ pertanda ia tingkat 1, sedang berdiri langsung dihadapannya. Kemudian ia tersenyum tampan dan berjalan menghampiri seniornya.

"Hyung, aku sangat menyukaimu. Aku tahu kita belum ada pendekatan- atau apapun yang dilakukan orang sebelum berpacaran," Lelaki yang lebih muda menarik napas dalam. "Tapi, mau kah kau menjadi kekasihku? Kita bisa mulai lebih dekat."

Koo Junhoe, dia adalah adik teman sekelasnya yang tadi memberikan kunci- dasar sibling ini, rupanya mereka berkerja sama.

Sebenarnya, Jinhwan juga sudah mulai memperhatikan juniornya ini. Ya, karena dia memang menarik. Dia adalah adik tingkat yang populer disekolahnya. Tinggi semampai dengan suara dan tarian yang bisa membuatmu melupakan masalah dunia untuk sementara.

Lelaki bersurai golden brown itu tersenyum manis, sampai memperlihatkan bulan sabitnya yang menggemaskan. Mengangguk lucu sambil berkata, "Ya." Disertai tertawa ringan dan perkataan seperti 'Kau konyol, dasar bodoh.' Junhoe ikut terbawa suasana, ia ikut tertawa ringan sambil membayangkan rencana idiotnya yang manis itu.

//

ㅡ Sungguh, ini adalah awal yang sangat manis. Sampai dapat melupakan resiko-resiko buruk yang mungkin terjadi.

//

Berita hubungan antara Jinhwan dan Junhoe sangat cepat menyebar disekolahnya. Jinhwan jadi mempunyai beberapa haters yang termasuk fans kekasihnya sendiri.

Tapi, Junhoe selalu membelanya. Selalu ada di pihaknya. Ia tidak peduli pada para penggemarnya itu. "Apa karena mereka, aku sampai tidak boleh mempunyai kekasih?" Katanya.

Begitu sebaliknya, walaupun sudah lama berpacaran, Lelaki bermarga Koo itu juga punya haters dari Jinhwan. Salah satunya adalah Song Minhoㅡ senior yang menyukai Jinhwan. Bahkan mereka pernah berkelahi dan berakhir dengan cara Jinhwan yang turun tangan, mengancam kedua belah pihak. Salah satunya ancaman untuk Junhoe, yaitu ia akan mogok bicara sebulan.

"Hyung. Kenapa kau mau menerimaku?" Tanya Junhoe saat mereka sedang berkencan.
Jinhwan berpikir sebentar, "Waktu itu kita kan belum kenal dekat, jadi aku menerimamu karena usahamu." Jinhwan berujar jujur. Namun, Junhoe mulai menggodanya "Bukan karena aku tampan?"

Mengerutkan keningnya, lalu memandang Junhoe dengan pandangan 'ew.'-nya Seraya berkata, "Siapa yang bilang kau tampan, Tuan Koo?"

Junhoe bercicit lagi, "Kalau begitu, karena aku tinggi?"

Kekasihnya membalas dengan tatapan datar, lalu mencubit hidung mancung milik Junhoe. "Kau ini ya! Dasar bodoh, menyebalkan, Tuan terlalu-percaya-diri!"

"Ya- Ya, hyung! Sakit! Nanti wajah tampanku terluka karena ulah tangan kecilmu!"

Karena Junhoe mengeluarkan ledekan, Jinhwan malah tambah gencar mencubit semua bagian wajah Junhoe. "Aduh, kenapa kau begitu percaya diri?"

Junhoe menjawab polos, "Yejin noona yang mengajarkannya." Di tambah cengiran khas nya, cengiran bodoh namun tetap manis dan menggoda.

"Kenapa kau memperhatikan ku seperti itu, hyung? Kau naksir lagi padaku?"

"Ya! Dasar bodoh!"

//

ㅡ Semua berjalan lebih dari lancar. Semua. Perjalanan ini yang kukira tak ada akhirnya, tapi ternyata pepatah tua lebih benar.

Dimana ada pertemuan, pasti ada perpisahan.

To Be Continue

This for JunHwanie's Shipper! Raise your hands ㅋㅋㅋㅋ. Jika kalian tertarik, atau ingin mengetahui kelanjutan FF ini, tolong ya votes dan comments? Sorry, but if nobody (-or just a lil) wanna know my 'Liar', i'll delete this soon. Huhuhu. 감사! ^^

Liar - ON HOLD.Onde histórias criam vida. Descubra agora